TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hewan Unik yang Mampu Hidup di Suhu Ekstrem Antarktika

hewan-hewan ini telah beradaptasi dengan suhu antartika

penguin di Antartika (expeditionsonline.com)

Intinya Sih...

  • Penguin Adélie dan Chinstrap mampu bertahan hidup di lingkungan Antartika dengan makanan utama krill, ikan, dan cumi-cumi.
  • Paus Biru memiliki populasi sekitar 2.000 ekor di Samudra Antartika dan dapat menempuh jarak berkilo-kilometer untuk mencari makanan.
  • Albatros Pengembara, Snow Petrel, dan Anjing Laut Gajah Selatan juga berhasil beradaptasi dengan kondisi ekstrem di Antartika.

Antartika, benua terdingin di dunia, menawarkan tantangan ekstrem bagi kehidupan apa pun yang berani menaklukkannya. Namun, di tengah suhu beku yang tak terbayangkan, terdapat hewan-hewan unik yang mampu bertahan dan bahkan berkembang biak di lingkungan yang keras ini. Dalam eksplorasi ini, kita akan mengungkap lima spesies hewan yang menakjubkan, mampu menyelaraskan diri dengan keadaan suhu ekstrem Antartika dan mengungkapkan adaptasi luar biasa yang memungkinkan mereka bertahan hidup di lingkungan yang sebagian besar tidak ramah ini.

1. Penguin Adelie

penguin adelie (birds.cornell.edu)

Penguin Adélie, bagian dari keluarga penguin ekor sikat bersama Penguin Chinstrap, mendiami Antartika. Burung lucu ini adalah spesies penguin terkecil di benua tersebut, dengan ciri khas bulu hitam putih seperti tuksedo, tubuh ramping, dan lingkaran putih di sekitar matanya. Penguin Adélie hidup dan berkembang biak di wilayah kutub, sama seperti kerabat jauhnya, Penguin Kaisar. Makanan mereka mainly krill, dengan tambahan ikan dan cumi-cumi. Populasinya masih berkembang biak di sepanjang singkapan batu di garis pantai Antartika, di mana terdapat peningkatan jumlah krill.

2. Paus Biru

Paus Biru (unsplash.com/Venti Views)

Paus Biru adalah spesies terbesar di Bumi dengan panjang sekitar 30 meter dan bert mencapai 200 ton. Mereka ditemukan di berbagai belahan dunia, dan mengalami kepunahan besar pada abad ke-20 akibat perburuan paus yang agresif. Populasinya perlahan pulih, namun masih terancam. Saat ini, terdapat sekitar 2.000 ekor yang menjelajahi Samudra Antartika, dengan populasi serupa di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Mereka mampu menempuh jarak berkilo-kilometer. Di musim panas, perairan Antartika yang kaya nutrisi menjadi sumber makanan bagi paus biru dengan krill yang berlimpah. Setelah itu, mereka bermigrasi ke perairan hangat di khatulistiwa untuk mendapatkan beragam mangsa.

3. Albatros

Burung Albatros (unsplash.com/Nareeta Martin)

Baca Juga: 5 Fakta Samudra Antarktika yang Penuh Misteri, Beriklim Ekstrem!

Albatros Pengembara adalah pemecah rekor lain yang menghuni Antartika. Burung ini mengesankan dengan lebar sayap terpanjang di planet ini. Kita tidak akan pernah melupakan pemandangan Albatros Pengembara yang terbang melayang dengan lebar sayap 3,1-3,5 meter.

Albatros Pengembara dengan mudah tetap mengudara tanpa menggunakan banyak energi dan menempuh jarak yang jauh, terutama dengan bantuan angin kencang di Antartika. Burung perkasa ini dapat dilihat di wilayah sub-Antartika, seperti di pegunungan terbuka di Pulau Prince Edward dan Georgia Selatan, terutama sebelum pertengahan November.

4. Petrel Salju

Snow Petrel (antarctica.gov.au)

Snow Petrel adalah burung kecil yang mendiami Antartika. Dengan tinggi 11 hingga 16 inci, Snow Petrel adalah salah satu hewan terindah di benua tersebut. Burung ini memiliki bulu seputih salju yang membuatnya tampak murni. Tubuhnya yang memanjang membantu melindunginya dari predator dan dingin dengan bersarang di celah-celah. Mata dan paruhnya yang hitam menonjol di tanah bersalju Antartika yang tandus. Snow Petrel dapat dilihat di dekat perairan terbuka, lapisan es, atau es terus menerus di sepanjang pantai.

Burung yang kecil, lincah, dan perkasa ini mampu bertahan dalam kondisi ekstrem dan angin dingin. Bulunya yang berminyak tahan air, memungkinkannya untuk menyelam mencari mangsa seperti ikan, cumi-cumi, krill, plasenta anjing laut, dan bangkai hewan.

Verified Writer

Achmat Amar Fatoni

seorang berusia 20 tahun yang suka menulis terutama tema sains. Saya mencoba menuangkan hobi menulis dan ketertarikan terhadap sains di platform ini. Semoga kamu suka artikel buatanku. Enjoy :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya