TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kreatif, Mahasiswa UB Buat Bahan Bakar dari Limbah Plastik  

Bahan bakar diklaim lebih ramah lingkungan  

Proses ekstraksi daun jeruk purut untuk tambahan minyak pirolisis. Dok/Humas UB

Malang, IDN Times - Sebuah inovasi menarik kembali dihasilkan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya. Kali ini tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) yakni Halifah Salsabila (Kimia), Galuh Wahyu Karti’a (Kimia), dan Fadhilah Al Mardhiyah (Teknik Kimia) berhasil mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan dari limbah plastik.

1. Proses ekstraksi cukup cepat

Proses ekstraksi plastik putih HDPE untuk menjadi minyak pirolisis. Dok/Humas UB

Salah satu anggota kelompak, Galuh Wahyu Karti'a menjelaskan, dalam pembuatan bahan bakar minyak dari limbah plastik itu, mereka bekerja sama dengan Muryani, seorang sebagai pemilik mesin di tempat pengelolaan sampah di Wlingi, Kabupaten Blitar. Limbah plastik yang diekstrak sendiri merupakan jenis plastik putih HDPE. Kemudian plastik tersebut dimasukkan ke reaktor pirolisis dan kemudian dikondensasi menjadi minyak pirolisis. 

"Untuk sampah plastiknya kemarin saat percobaan kami itu 9 kg plastik HDPE menghasilkan minyak sebanyak 5-7 liter untuk solar dan 2 liter untuk premium. Proses kondensasinya sendiri memerlukan waktu selama 5 jam," urai Galuh, Sabtu (31/7/2021). 

2. Kualitas minyak masih rendah

Proses ekstraksi daun jeruk purut sebagai bahan tambahan untuk tingkatkan nilai oktan minyak pirolisis. Dok/Humas UB

Hasil bahan bakar minyak yang sudah diproses melalui mesin tersebut masih mengandung nilai oktan yang rendah. Untuk itu, ketiga mahasiswa tersebut berupaya mengembangkan hasil minyak pirolisis tersebut dengan menambahkan bioaditif dari hasil ekstraksi daun jeruk purut. Penambahan biaoditif dapat meningkatkan bilangan oktan dikarenakan bioaditif tersebut mengandung banyak oksigen dan sitronelal. 

"Oksigen dan sitronelal yang terkandung dalam bioaditif tersebut dapat  meningkatkan pembakaran bahan bakar dalam mesin dan meningkatkan nilai oktan," tambahnya. 

Baca Juga: #GreenBeauty Menelusuri Sumbangan Jejak Karbon dari Produksi Plastik

3. Berpotensi mengatasi kelangkaan energi

Proses pembuatan minyak penggabungan ekstraksi daun jeruk purut dan minyak pirolisis. Dok/Humas UB

Sementara itu, anggota kelompok lainnya, Fadhila mengatakan, limbah plastik  berpotensi sebagai minyak bahan bakar untuk mengatasi kelangkaan energi berkelanjutan. Ini juga sekaligus mengurangi limbah plastik yang memang sulit terurai. Pemanfaatan untuk bahan bakar minyak tersebut tentu menjadi penemuan menarik dalam upaya daur ulang plastik. Penambahan ekstrak daun jeruk purut tidak terlalu banyak. Hanya kisaran kurang dari 1 persen volume minyak hasil pirolisis. 

"Minyak daun jeruk purut sangat berpotensi menjadi zat aditif untuk bahan bakar minyak terutama RON 90 (Pertalite) dan RON 88 (Premium)," tambahnya. 

Baca Juga: Universitas Brawijaya Akan Buka Prodi Bisnis Jasa Makanan Halal 

Verified Writer

Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya