TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Peneliti Bikin Video Game untuk Bantu Daya Ingat Lansia

Sudah asyik, otak makin kuat!

ilustrasi lansia yang ditemani dengan cucunya bermain video game (pexels.com/Kampus Production)

Apa yang terbesit dalam pikiranmu saat mendengar "video game"? Dari mengasyikkan hingga buang-buang waktu, banyak orang yang pro dan kontra terhadap manfaat atau ruginya main game.

Padahal, banyak penelitian yang menemukan video game sebagai kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat untuk kesehatan. Hal ini dibuktikan oleh para peneliti saat menciptakan sebuah game yang berguna untuk daya ingat kelompok lansia!

Mengenal Rhythmicity, game yang digadang-gadang bagus untuk otak

Sebelum masuk ke penelitiannya, ada baiknya kita mengenal alat yang digunakan dalam penelitian tersebut. Game ritme musik berjudul Rhythmicity adalah game yang diciptakan dari kolaborasi Dr. Adam Gazzaley dan tim peneliti neuroscience di University of San Francisco (UCSF) bersama mantan penggebuk drum band Grateful Dead, Mickey Hart.

Diluncurkan pada 2016, game yang dimainkan di HP ini bisa memacu ritme otak dengan melatih kemampuan ritmik tubuh. Dengan grafik immersive dan gameplay adaptif, pemain mengikuti alunan musik yang digubah Hart bersama dengan duo Thievery Corporation, dan DJ Rob Garza.

Salah satu daya tarik dari Rhythmicity adalah bahwa game ini bisa beradaptasi dengan pemain. Jika pemain dirasa sudah cukup mampu, maka game akan menaikkan tingkat kesulitan, tetapi tak amat sulit hingga merusak pengalaman bermain. Dalam situs resminya, UCSF mencatat:

"Rhythmicity adalah platform pelatihan kognitif via HP yang dirancang untuk mengajarkan ritme dengan tujuan meningkatkan fungsi kognitif secara keseluruhan."

Baca Juga: 7 Video Game Paling Tua dalam Sejarah Video Game

Melibatkan lansia yang bermain video game

Sudah umum bahwa latihan musik bisa meningkatkan fungsi kognitif untuk aktivitas terkait musik. Namun, apakah hal yang sama berlaku untuk fungsi kognitif lainnya? Inilah yang dicari oleh para peneliti UCSF dalam penelitian yang dimuat dalam jurnal PNAS pada awal Oktober 2022.

Penelitian bertajuk "How musical rhythm training improves short-term memory for faces" ini melibatkan 47 partisipan lansia. Mereka terbagi menjadi dua kelompok:

  • Bermain Rhythmicity.
  • Bermain game cari kata biasa.

Para partisipan memainkan kedua game tersebut selama 20 menit sehari dalam 5 hari. Rutinitas ini dilakukan selama 8 minggu.

Hasil: latihan ritme dari Rhythmicity bisa bantu otak lansia

Setelah 8 minggu tersebut, para peneliti menyorot kelompok yang terus meningkat di Rhythmicity. Mereka melihat bahwa game ini menyasar persepsi visual dan perhatian selektif, dan hal ini memiliki efek terhadap memori jangka pendek. Hal ini terbukti dari para partisipan yang menyelesaikan tes pengenalan wajah.

"Demikian, ini memberikan bukti penting bahwa latihan ritme musik bisa bermanfaat untuk fungsi kognitif non-musik," tulis para peneliti UCSF.

Selain itu, para partisipan juga menjalani tes elektroensefalografi (EEG) saat para partisipan mengerjakan tes tersebut. EEG menunjukkan peningkatan aktivitas di bagian kanan otak yang bertanggung jawab terhadap membaca musik dan memori visual jangka pendek. Ini berarti latihan ritmik membantu proses daya ingat para partisipan.

"Peningkatan memori tersebut amat luar biasa," kata kepala peneliti, Theodore P. Zanto, Ph.D., dalam pernyataan resmi.

Baca Juga: 7 Cara Agar Refleksmu Bermain Video Game Bisa Bagus, Jadi Menang Terus

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya