TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gebrakan Cara Profesor UGM Hadapi DBD Ini Diakui Dunia

Sebuah harapan baru untuk membasmi DBD dari dunia!

ilustrasi: nyamuk A. aegypti dapat menyebabkan demam berdarah (pixabay.com/mikadago)

Indonesia patut berbangga! Pada Rabu (15/9/2021) lalu, salah satu putri bangsa, Prof. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D. dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta memenangkan penghargaan "The 100 Most Influential People of 2021" dari majalah Time.

Prof. Adi bersanding dengan musisi kondang Amerika, Billie Eilish, sebagai seorang pioneer karena kontribusinya terhadap pengentasan demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Kontribusi Prof. Adi dituangkan dalam bentuk sebuah riset terhadap nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi "biang kerok" DBD.

Baca Juga: Pelepasan Nyamuk Ber-Wolbachia Sukses Kurangi Kasus Demam Berdarah

1. Dinominasikan oleh istri Bill Gates, Prof. Adi menghadapi pandemi yang menakutkan

Sejumlah anak mendapat perawatan medis akibat terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers, Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (11/3/2020). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Nominasi untuk Prof. Adi datang dari istri Bill Gates sekaligus seorang pegiat filantropi, Melinda F. Gates. Ia bercerita mengenai kunjungannya ke Yogyakarta, Jawa Tengah, dan melihat sendiri antusiasme serta keberhasilan riset Prof. Adi memberantas DBD di lingkungannya.

Data pada Mei 2021 dari World Health Organization (WHO) mencatatkan kalau 70 persen kasus DBD berasal dari Asia. Bahkan, DBD menjangkit sekitar 390 juta jiwa per tahun dan 3,9 miliar jiwa terancam terkena DBD. Disebarkan oleh nyamuk A. aegypti, DBD lebih rawan menyebar di daerah tropis dan saat musim hujan.

2. Dilakukan di Yogyakarta, Prof. Adi membuat nyamuk tidak berdaya

ilustrasi nyamuk A. aegypti, penyebab demam berdarah (kisspng.com)

Bagi Prof. Adi, jika nyamuk A. aegypti dibuat lebih kebal terhadap virus DBD, Dengue virus (DENV), maka DBD pun bisa ditanggulangi. Dalam penelitiannya yang dimuat dalam New England Journal of Medicine pada Juni 2021 lalu, ia mencoba menginfeksi nyamuk A. aegypti dengan strain wMel dari virus Wolbachia pipientis.

W. pipientis tidaklah berbahaya untuk manusia. Biasanya menjangkit lalat dan nyamuk, W. pipientis justru membuat serangga-serangga menyebalkan ini lebih kebal dari berbagai virus berbasis ribonucleic acid (RNA), dari Chikunguya (CHIKV), Norovirus, hingga DENV, sehingga tidak mampu menulari manusia!

Berbekal nyamuk A. aegypti yang terinfeksi W. pipientis strain wMel, Prof. Adi menyebarkan nyamuk-nyamuk ini di 12 daerah Yogyakarta. Selain itu, penelitian yang dibantu oleh World Mosquito Program ini juga melibatkan 8.144 partisipan yang terbagi jadi:

  • 3.721 partisipan hidup di wilayah intervensi yang berisi nyamuk A. aegypti yang terinfeksi W. pipientis strain wMel
  • 4.423 partisipan hidup di wilayah kontrol

Baca Juga: Mengenal Fase Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Cara Penanganannya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya