Fase Demam Berdarah dan Cara Penanganannya

Hati-hati terhadap fase kritis

Demam berdarah atau demam dengue adalah penyakit yang disebabkan virus dengue, yang kebanyakan ditularkan oleh nyamuk betina dari spesies Aedes aegypti.

Beberapa kasus juga disebabkan oleh spesies Aedes berbeda, yakni Aedes albopictus. Nyamuk ini juga merupakan vektor penyakit lain seperti cikungunya, Zika, dan demam kuning.

Sekitar setengah dari populasi dunia berisiko terkena demam berdarah dengan perkiraan 100–400 juta infeksi terjadi setiap tahunnya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Penyakit ini lebih berisiko terjadi di daerah tropis, Indonesia salah satunya.

Demam berdarah terjadi dalam beberapa fase kemunculan penyakit, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase penyembuhan. Penjelasan lengkapnya dipaparkan di bawah ini.

1. Fase demam

Fase Demam Berdarah dan Cara Penanganannyailustrasi fase demam (pixabay.com/Victoria_Borodinova)

Berdasarkan buku Dengue: Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control: New Edition dari WHO tahun 2009, fase demam merupakan fase pertama yang dapat berlangsung sekitar 2–7 hari.

Fase ini juga disertai dengan beberapa gejala penyerta seperti kemerahan pada wajah, nyeri di seluruh tubuh, sakit kepala, eritema (kemerahan) kulit, mialgia (nyeri otot), dan atralgia (nyeri sendi).

Demam tinggi pada fase ini biasanya datang secara tiba-tiba. Kemudian, pada fase ini demam berdarah masih sulit didiagnosis, sebab gejalanya mirip dengan beberapa penyakit lain. Bila dilakukan tes tourniquet dan kemudian hasilnya positif, maka ini merupakan pertanda seseorang terjangkit demam berdarah.

Selain itu, pada fase demam masih sulit dibedakan apakah demam berdarah yang diderita parah atau tidak. Karenanya, pemantauan gejala-gejala lanjutan sangat penting guna mengenali perkembangan ke fase kritis.

Biasanya tanda atau gejala menuju demam berdarah parah akan terjadi pada sekitar akhir fase demam.

2. Fase kritis

Fase Demam Berdarah dan Cara Penanganannyailustrasi anak demam (freepik.com/@freepik)

Fase kritis demam berdarah kerap dimulai saat fase demam dan biasanya berlangsung selama 24–48 jam.

Tanda awal dari fase kritis adalah terjadinya penurunan suhu tubuh menjadi sekitar 37,5–38 derajat Celcius atau kurang dari itu.

Fase kritis biasanya terjadi pada sekitar hari ke-3 hingga ke-7.

Salah satu gejala awal dari fase kritis adalah peningkatan permeabilitas kapiler dan peningkatan kadar hematokrit.

Sebagian besar pengidap demam berdarah akan membaik selama fase kritis. Bila membaik setelah demam, artinya penyakitnya tidak parah.

Akan tetapi, beberapa orang dapat mengalami kebocoran plasma substansial. Hal ini mungkin akan berkembang menjadi demam berdarah parah dalam beberapa jam akibat peningkatan permeabilitas kapiler.

Orang yang mengalami kebocoran plasma berat dapat mengalami efusi pleura (penumpukan cairan di antara jaringan yang melapisi paru-paru dan dada), asites (penumpukan cairan dalam rongga perut), hipoproteinemia (kadar protein yang sangat rendah dalam darah), atau hemokonsentrasi (pengentalan darah akibat perembesan plasma).

Beberapa pendarahan parah seperti hematemesis (muntah darah), tinja berdarah, atau menoragia (haid dengan perdarahan yang berlebihan) juga dapat dialami.

3. Fase penyembuhan

Fase Demam Berdarah dan Cara Penanganannyailustrasi pemulihan (unsplash.com/Martin Sanchez)

Apabila bertahan dari fase kritis selama 24–48 jam, maka pasien akan memasuki fase pemulihan yang terjadi dalam 48–72 jam berikutnya.

Pada fase ini, tubuh akan mulai kembali menyerap cairan intravena ekstravasasi, artinya cairan yang keluar dari pembuluh darah akan kembali masuk ke dalam pembuluh darah. 

Pada umumnya, kondisi akan membaik dalam fase penyembuhan ini sebab nafsu makan akan kembali baik, gejala pencernaan mereda, status hemodinamik (aliran darah) menjadi stabil, terjadinya diuresis (pengeluaran air seni secara berlebihan), jumlah sel darah putih yang meningkat, dan pemulihan jumlah trombosit.

Kemudian, kemungkinan muncul ruam pada fase penyembuhan. Ruam juga dapat mengalami deskuamasi (pengelupasan) dan pruritus (rasa gatal yang intens).

Baca Juga: 5 Tanda DBD pada Anak, Bedakan dengan Gejala COVID-19

4. Kemungkinan terjadinya dengue parah atau demam berdarah dengue

Fase Demam Berdarah dan Cara Penanganannyailustrasi DBD parah (freepik.com/jcomp)

Dilansir Mayo Clinic, pada kebanyakan orang, demam berdarah bisa pulih dalam waktu satu minggu atau lebih. Sayangnya, pada beberapa kasus, gejala bisa memburuk hingga bisa berpotensi fatal. Kondisi ini disebut dengan demam dengue parah atau demam berdarah dengue (DBD).

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 1 dari 20 pasien demam berdarah akan mengalami kondisi parah.

Kondisi ini dapat terjadi bila pembuluh darah mengalami kebocoran dan rusak. Penurunan jumlah trombosit akan terjadi dan kemudian menyebabkan berbagai masalah seperti syok, pendarahan internal, kegagalan fungsi organ, hingga kematian.

Beberapa gejala ini dapat mengindikasikan demam berdarah dengue:

  • Muntah terus-menerus.
  • Sakit perut parah.
  • Akumulasi cairan.
  • Kesulitan bernapas atau pernapasan cepat.
  • Pendarahan dari hidung atau gusi.
  • Lelah, lesu, dan gelisah.
  • Hipotensi postural.
  • Pembesaran hati.
  • Peningkatan progresif dalam hematokrit (hemokonsentrasi).

Demam berdarah dengue merupakan keadaan darurat medis. Jika pasien menunjukkan gejala-gejala tersebut selama fase kritis, observasi ketat selama 24–48 jam berikutnya sangat penting agar pasien bisa mendapat perawatan yang tepat untuk mencegah komplikasi dan risiko kematian.

5. Perawatan dan pencegahan DBD

Fase Demam Berdarah dan Cara Penanganannyailustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Hingga saat ini, belum ada obat atau perawatan khusus untuk menyembuhkan demam berdarah. Meski begitu, vaksin sudah tersedia walaupun tidak memberikan pencegahan sepenuhnya.

Dilansir Healthline, pengobatan untuk demam berdarah adalah dengan mengobati gejala-gejalanya.

Untuk mengurangi demam, sakit kepala, dan nyeri sendi, obat pereda nyeri dapat digunakan. Namun, penggunaan aspirin dan ibuprofen harus dihindari karena dapat menyebabkan pendarahan yang lebih serius.

Istirahat serta mengonsumsi air yang cukup juga penting agar tubuh tetap terhidrasi dan cepat pulih.

Bila kondisi memburuk setelah 24 jam pertama sakit dan/atau setelah demam turun, maka penderita demam berdarah harus segera dibawa ke rumah sakit.

6. Pencegahan

Fase Demam Berdarah dan Cara Penanganannyailustrasi 3M Plus pencegahan demam berdarah (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut Kementerian Kesehatan, beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah DBD adalah melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. 

  1. Menguras: Menguras atau membersihkan tempat penampungan air di rumah seperti bak mandi, toren air, drum berisi air, kendi, dan berbagai tempat menampung air lainnya. Membersihkan penampungan air sangat penting guna menghilangkan telur nyamuk di area tersebut. Pada musim hujan ataupun pancaroba, ini perlu dilakukan setiap hari guna memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.
  2. Menutup: Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, drum berisi air, dan lainnya. Mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak mengotori lingkungan dan tidak menjadi sarang nyamuk.
  3. Mendaur ulang: Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis, serta barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Tindakan Plus yang dimaksud adalah berbagai upaya tambahan seperti:

  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
  • Menggunakan obat anti nyamuk.
  • Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
  • Gotong royong membersihkan lingkungan.
  • Memeriksa tempat-tempat penampungan air.
  • Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup.
  • Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras.
  • Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk.

Itulah fase demam berdarah yang penting untuk diketahui. Penyakit ini masih menjadi isu kesehatan global. Karena Indonesia merupakan negara beriklim tropis, kamu berisiko terjangkit demam berdarah.

Oleh karenanya, lakukan berbagai upaya pencegahan dengan menjaga kebersihan. Lingkungan yang bersih akan mencegah nyamuk penyebab demam berdarah berkembang biak.

Baca Juga: Gejala Demam Berdarah, Bekali Dirimu dengan Info yang Tepat soal DBD

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya