TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dianggap Satanis dan Penuh Konspirasi? Ini 7 Fakta Freemasonry

Bukan kontroversi, kalau tanpa dikaitkan Freemasonry

Segel Agung AS yang kerap disambungkan dengan Freemasonry. freepik.com/apiipol

Dari penenggelaman kapal Titanic hingga rencana untuk menguasai seluruh dunia dalam satu tatanan, seluruh teori konspirasi yang sering bergema di telinga malah aneh jika tidak menyebut satu nama ini: "Freemasonry", organisasi rahasia yang dipenuhi oleh petinggi-petinggi dunia, dari industri hingga pemerintahan.

Sejak diungkit kembali dalam film "The Da Vinci Code" dan "National Treasure", masyarakat awam kerap menuduh kelompok elit yang mayoritas adalah pria tersebut sebagai dalang di balik peristiwa-peristiwa besar dunia untuk melancarkan rencananya dalam menguasai dunia.

Berbicara mengenai fakta (bukan konspirasi), sebenarnya, apa itu Freemasonry? Apa tujuannya? Apakah Freemasonry benar-benar seperti yang dunia pikirkan?

1. Sejarah Freemasonry di dunia, dari zaman prasejarah hingga kini!?

Bapak Geometri dari Yunani Kuno, Euklides. claymath.org

Banyak spekulasi mengenai berdirinya Freemasonry yang tumpang tindih. Salah satunya adalah bahwa organisasi rahasia ini sudah berdiri bahkan sejak Abad Pertengahan di Inggris. Saat itu, para tukang batu dan kuli bangunan gereja yang mulai berkurang anggotanya mulai menerima "anggota eksklusif" dengan sandi dan jabat tangan rahasia. 

Salah satu bukti mengenai keberadaan Freemasonry dapat ditelusuri dari Manuskrip Halliwell/Regius Poem dari sekitar 1390 - 1425. Matematikawan asal Yunani yang disebut juga "Bapak Geometri", Euklides, dianggap sebagai Freemason pertama sebelum akhirnya menyebar ke Britania Raya pada pemerintahan Raja Athelstan (894 - 939 M).

Pada 1717 yang terkenal sebagai "Zaman Pencerahan", Loji Besar Inggris (GLE) berdiri di Britania Raya yang terdiri dari gabungan empat Loji di London, Inggris. Lalu, dari Britania Raya, Freemasonry menyebar ke Prancis dengan berdirinya Grand Orient de France (GOdF) pada 1720.

Loji Besar Bersatu Inggris. ugle.org.uk

Freemasonry adalah kelompok tidak bertuhan? Pertentangan utama di Freemasonry bukanlah soal menguasai dunia, melainkan soal asas ketuhanan organisasi tersebut! Semua berawal saat GLE tidak setuju dengan praktik ritual yang dianut oleh GOdF, sehingga pada 1813, GLE berubah menjadi Loji Besar Bersatu Inggris (UGLE).

Puncaknya, pada Kongres Lausanne 1875 yang mana Freemasonry dianggap tidak membutuhkan asas ketuhanan karena statusnya yang bukan agama. Bagi mereka yang mengikuti praktik GOdF atau praktik ritual yang tidak dipakai Freemasonry Britania Raya dan AS, maka mereka disebut Freemasonry Kontinental.

Hasilnya, Freemasonry di Eropa terbagi menjadi tiga jenis:

  • Kontinental: Kebebasan nurani dan pemisahan antara pemerintahan dan agama.
  • Tradisional: Mengikuti ritual Prancis Kuno dengan kepercayaan terhadap Tuhan.
  • Reguler: Mengikuti ritual Britania Raya - AS standar yang mewajibkan kepercayaan kepada Tuhan.

Pada tahun 1961, sebuah organisasi payung, Centre de Liaison et d'Information des Puissances maçonniques Signataires de l'Appel de Strasbourg (CLIPSAS) didirikan, yang hari ini menyediakan forum untuk lebih dari 70 Loji Besar dan Grand Orient di seluruh dunia, termasuk organisasi campuran dan wanita.

UGLE tidak berkomunikasi dengan yurisdiksi di CLIPSAS, dan mengharapkan para sekutunya untuk mengikutinya. Inilah yang menciptakan jurang perbedaan antara Freemasonry Britania Raya - AS dan Freemasonry Kontinental hingga saat ini.

Gedung Bappenas di Jakarta yang sempat menjadi Loji Freemasonry. twitter.com/windyariestanty

Gagasan Freemasonry menyebar ke seluruh daerah koloni Britania Raya, dari Amerika Serikat (AS) saat Revolusi Amerika pada 1730 hingga Indonesia yang masih dijajah bolak-balik oleh Belanda dan Britania Raya (secara singkat).

Sebagai buktinya salah satu Bapak Pendiri AS, Benjamin Franklin, dan presiden pertama AS, George Washington, sempat diangkat menjadi Grandmaster di Loji masing-masing yang terletak di Pennsylvania dan Virginia.

Menurut buku "Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962" oleh sejarawan Belanda, dr. Th. Stevens, pelukis legendaris Raden Saleh, Sultan Hamengkubuwana VII, hingga dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat serta beberapa pengurus Budi Utomo ternyata tergabung dalam Freemasonry.

Selama di Indonesia, Freemasonry mendirikan 20 Loji yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, hingga Sulawesi. Faktanya, Loji pertama di benua Asia, "La Choisie", didirikan di Batavia oleh botanis Belanda, Jacobus Cornelis Mattheus Radermacher, dan Gedung Bappenas di Jakarta Pusat dulunya adalah Loji Adhuc Stat (Bintang Timur).

2. Lambang dari Freemasonry yang mengandung asas ketuhanan dan sains

Lambang Freemasonry. ancientpages.com

Sering dikaitkan dengan lambang "segitiga bermata satu", Freemasonry sebenarnya mengusung lambang "siku ukur dan jangka" yang adalah alat tukang bangunan. Saat ditanya mengenai artinya, Malcolm C. Duncan mengatakan bahwa lambang tersebut adalah cerminan visi dan misi Freemasonry yang rasional dan mulia.

"Siku ukur melambangkan tindakan adil dan jujur; jangka, untuk membatasi tindakan Freemasonry agar tetap sesuai dengan peri kemanusiaan," papar Duncan dalam bukunya "Duncan's Masonic Ritual and Monitor".

Selain itu, huruf "G" besar juga terpampang di tengah siku ukur dan jangka. Terdapat dua interpretasi: Geometri dan Tuhan (God/Arsitek Agung Alam Semesta). Duncan meluruskan bahwa bagi Freemasonry, geometri adalah bentuk paling murni dari sains dan pondasi yang diletakkan Tuhan membentuk Freemasonry dan alam semesta.

Boaz dan Jachin. youtube.com

Freemasonry juga mengusung Bait Salomo dan kedua pilarnya, Boaz dan Jachin, sebagai lambang utamanya dan menjadikan tiga tokohnya sebagai para Grandmaster pertama: Raja Salomo, Raja Hiram I dari Tirus (di Lebanon), dan Hiram Abiff yang adalah arsitek Bait Salomo.

Lambang yang juga sering dikaitkan dengan Freemasonry adalah lantai bermotif papan catur. Dalam bukunya, "Encyclopedia of Freemasonry", Albert G. Mackey mengatakan bahwa putih dan hitam pada lantai papan catur yang berasal dari Bait Salomo tersebut melambangkan dualitas baik dan jahat hidup manusia.

Mata Ilahi. gwmemorial.org

Sejak seorang Freemason bernama Thomas Smith Webb meluncurkan buku berjudul "The Freemasons Monitor" pada 1797, lambang piramida kecil bermata satu yang bercahaya (Mata Ilahi) yang juga muncul pada Segel Agung AS di belakang uang kertas 1 dolar kerap dikaitkan dengan Freemasonry. Memang iya?

Jawabannya, "Iya, namun dengan konteks yang berbeda". Teori konspirasi sering mengaitkan mata ilahi sebagai tanda kuasa Freemasonry atas AS. Nyatanya, simbol mata ilahi sudah muncul di Segel Agung AS sejak 1782, tepat 15 tahun sebelum Webb meluncurkan bukunya.

Freemasonry pun menggunakan mata ilahi sebagai tanda bahwa Tuhan mengawasi segala jalan mereka. Namun, sayangnya, kerap kali mata ilahi tersebut dijadikan lambang Antikristus dan Dajjal. Padahal, mata ilahi ini sudah muncul di berbagai lukisan dan lambang perusahaan serta kenegaraan, bukan hanya Freemasonry.

Baca Juga: Kamu Perlu Tahu 9 Hal Tentang Freemasonry, Kelompok yang Sering Dikira Bagian dari Iluminati

3. Sebagai organisasi rahasia, mengapa Freemasonry bisa terkenal?

Freemasonry. economist.com

Sejarawan Inggris, John Dickie, menjelaskan makna di balik "kerahasiaan" Freemasonry yang sebenarnya lebih menonjolkan aspek kesakralan ritual mereka, dan tidak sembarangan orang yang boleh tahu. Hal tersebut adalah yang menjadikan Freemasonry terkenal hingga saat ini.

Namun, dikarenakan "kerahasiaan"nya, Freemasonry kerap mengompori dunia dengan teori konspirasi. Dickie menyebut bahwa sejak 1980an, Loji Freemasonry membuka akses menuju informasi perihal organisasi tersebut yang bisa dibuka semua orang agar dunia tidak salah kaprah lagi. Tetapi, di satu sisi, hal tersebut memberikan masalah baru.

"Sekarang, Freemasonry menganggap diri mereka bukan sebagai 'kelompok rahasia', melainkan 'kelompok dengan rahasia'. Bikin orang takut, kan?" ujar Dickie.

Memang, Freemason boleh mengungkapkan keanggotaan mereka. Tetapi, segala rahasia harus tetap terjaga! Hingga saat ini pun, Freemasonry tetap bertingkah layaknya organisasi yang menyimpan rahasia dan pengetahuan eksklusif.

4. Struktur dan tatanan ritual Freemasonry yang ternyata percaya konsep ketuhanan

Upacara penerimaan Freemasonry. wikipedia.org

Tidak harus menjadi petinggi perusahaan atau orang penting, sebenarnya semua orang bisa mendaftar menjadi Freemason.  Terdapat tiga tingkatan FreemasonEntered ApprenticeFellowcraft, dan Master Mason. Di setiap tingkatan ini, ada kode dan cara jabat tangan rahasia yang harus diingat para Freemason.

Untuk menjadi seorang Freemason, kamu harus memenuhi beberapa syarat utama, seperti:

  • Pribadi merdeka yang dewasa (di atas 17 tahun) dan berkarakter baik; dan
  • Berketuhanan (tergantung dari kepercayaanmu).

Setelah kamu menyatakan keinginan untuk bergabung, maka kamu akan diwawancara, dan aplikasi anggota Freemasonry-mu akan diputuskan lewat pemungutan suara. Jika kamu diterima, maka kamu akan menjalani upacara penerimaan.

Volume of Sacred Law. flickr.com/Michael Hughes

Saat kamu menjalani ritual inisiasi Freemasonry, kamu pun dituntut untuk bersumpah di atas kitab suci menurut kepercayaanmu yang dikenal sebagai Volume of Sacred Laws. Calon Freemason wajib melewati replika/gambar pilar Boaz dan Jachin sebagai tanda resmi keanggotaan (seperti gambar sebelumnya).

Kriteria usia minimal dan agama untuk pendaftaran biasanya berbeda di setiap Loji Besar. Dan, pengikut liberal Freemasonry juga tidak dituntut untuk percaya pada Tuhan, sehingga kaum ateis atau agnostik pun juga bisa mendaftar. Hal ini kerap memicu perdebatan di kalangan Freemasonry.

Jika kamu sudah masuk tingkatan Master Mason, maka kamu akan dipercayakan dengan rahasia dan sumpah yang tidak boleh kamu umbar ke level bawah atau orang di luar Freemasonry. Benar-benar terstruktur!

5. Pandangan agama mengenai Freemasonry: Dianggap sekutu setan hingga dikaitkan Zionisme

Paus Benediktus XVI (www.regionalinterfaith.org.au)

Dikarenakan kerahasiaannya, tidak jarang dunia takut dan menganiaya para Freemason. Oleh karena itu, dari agama hingga politik pun seolah-olah mengambinghitamkan Freemasonry atas bencana atau krisis di dunia.

Kepercayaan Nasrani, dari Katolik, Ortodoks, hingga Protestan, menilai bahwa Freemasonry erat dengan konsep okultisme dan satanisme. Status Freemasonry dalam Kitab Hukum Kanonik pun tetap dianggap setara dengan dosa kemurtadan dan tidak pantas ikut dalam perjamuan kudus (Komuni).

Pada 1983, Kitab Hukum Kanonik sempat menghilangkan nama Freemasonry dari hukumnya. Hal tersebut menyebabkan kesalahpahaman bahwa pemeluk Katolik sudah diperbolehkan ikut. Akhirnya, diluruskan oleh Kardinal Joseph Ratzinger (calon Paus Benediktus XVI pada 2005) bahwa "organisasi rahasia" yang dimaksud salah satunya adalah Freemasonry.

Selain itu, dikarenakan simbol yang dipakai oleh Freemasonry juga digunakan oleh pengikut aliran Mormon, maka beberapa penganut Protestan pun menganggap Freemasonry juga adalah aliran sesat.

Hoaks Taxil dan Freemasonry. wikipedia.org

Selain itu, Dickie mengingatkan bahwa Freemasonry pun pernah kena kasus hoaks. Kejadian tersebut terjadi pada abad ke-19, yang juga dikenal sebagai Hoaks Taxil.

Semua bermula saat seseorang pembenci Katolik dari Prancis, Marie Joseph Gabriel Antoine Jogand-Pagès dengan nama pena "Leo Taxil", menerbitkan buku yang mencemarkan nama baik Paus Pius IX. Pada April 1884, Paus Leo XIIII kemudian menerbitkan ensiklik, Humanum genus, yang menyalahkan paham sekularisme dan bangkitnya satanisme melalui Freemasonry yang diwakilkan Taxil.

Setelah membaca ensiklik tersebut, Taxil kemudian memeluk Katolik dan mulai berbalik menyerang Freemasonry dengan meluncurkan berbagai tulisan, dari novel hingga makalah, yang mengaitkan Freemasonry dengan satanisme demi mendongkrak popularitas. Ia malah mengaku pernah melihat ritual pemanggilan setan Freemasonry level kakap.

Pada 1897, Taxil akhirnya mengaku bahwa ilham satanisme pada Freemasonry hanyalah fiktif. Ia menyesali perbuatannya yang sebenarnya hanya bercanda saja dan orang-orang menganggap karyanya mengenai Freemasonry serius. Hingga saat ini, hoaks Taxil masih sayup terdengar.

middleeastmonitor.com

Selain Nasrani, Islam pun juga mengharamkan Freemasonry. Sebabnya adalah Freemasonry dianggap erat dengan paham anti-zionisme dan pengikut Al-Masih ad-Dajjal, pendusta besar yang muncul di Akhir Zaman, yang ingin menghancurkan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

Dalam Perjanjian Hamas 1988, secara spesifik, Freemasonry juga disebutkan sebagai salah satu instansi yang turut bekerja sama dengan para Zionis dan bergerak di bawah instruksinya dalam sektor hiburan, pendidikan, hingga politik.

Meskipun Islam menentang Freemasonry, nyatanya Loji Besar tetap dapat berdiri di negara dengan mayoritas Islam seperti Turki, Maroko, hingga Malaysia.

Bahkan, pada 1917, Irak pun juga mendirikan Loji Freemasonry sendiri di bawah bimbingan UGLE, malah sempat menjamur hingga ditutup paksa pada 1965. Dimulai sejak pemerintahan Saddam Hussein pada 1980, siapapun yang bergabung dengan Freemasonry akan dihukum mati karena berhubungan dengan paham Zionisme!

6. Pandangan dunia mengenai Freemasonry: Dianiaya dua kubu, jadi korban Holocaust

William Morgan. projects.leadr.msu.edu

Selain agama, dunia pun melihat Freemasonry sebagai organisasi gelap yang seharusnya ditumpas. Di daerah kekuasaannya saja, Britania Raya dan AS, Freemasonry pun juga harus bergerak secara diam-diam dewasa ini.

Parlemen Britania Raya mencekal Freemasonry dengan UU Organisasi Pelanggar Hukum 1799. Freemasonry sempat bebas sebelum akhirnya dicekal lagi mulai 1967 hingga sekarang.

Karena takut pada potensi kejahatan, hukum Britania Raya mewajibkan para Freemason untuk membongkar keanggotaannya demi transparansi publik. Namun, Sekretaris Peradilan Britania Raya saat itu, Jack Straw, mencabut aturan tersebut pada 2009 karena tidak adanya bukti kejahatan Freemasonry.

Di negara tetangganya, AS masih mengaitkan hilangnya mantan Freemason, William Morgan, pada 1826, dalam gelapnya Freemasonry. Hal tersebut dijadikan manuver politik oleh beberapa partai AS demi memenangkan pemilihan umum di masanya hingga sekarang lewat mengambinghitamkan Freemasonry.

Pin forget-me-not untuk mengenang Freemasonry di Holocaust. pinterest.com

Karena keanggotaannya yang eksklusif dan sering dikaitkan menjadi "dalang politik" dengan organisasi rahasia lain, seperti Illuminati, Freemasonry terus diincar baik oleh negara dengan paham kiri dan paham kanan.

Salah satunya adalah Nazi Jerman yang dipimpin oleh Adolf Hitler. Menurut Dickie, hal tersebut sebenarnya adalah intrik politik yang digunakan Hitler, mengingat pandangan negatif dunia terhadap Freemasonry sebagai organisasi simpatisan Yahudi.

"Tujuan politik Hitler pada dasarnya anti-Semit. Seperti yang Hitler butuhkan, mengincar Freemasonry juga memberi kesan sosialisme pada kampanyenya," ujar Dickie.

Sebuah dokumen dari Kantor Pusat Pemerintah Jerman (Reichssicherheitshauptamt) dari Perang Dunia II mendokumentasikan persekusi Nazi terhadap Freemasonry sebagai tahanan politik di masa Holocaust. Lagi-lagi salah paham, Freemasonry dituduh Hitler sebagai perpanjangan tangan Yahudi di Jerman dan dimasukkan kamp konsentrasi.

Sebanyak 80.000 - 200.000 Freemason terbunuh di rezim Nazi Jerman. Sekarang, seluruh Freemason di dunia menggunakan lambang bunga forget-me-not (Myosotis sylvatica) di kerah mantel mereka sebagai tanda peringatan untuk mengenang para Freemason yang gugur saat Holocaust.

Baca Juga: Menyusuri 6 Jejak Freemason dan Teosofi di Bandung

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya