TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Lukisan Ini Terkenal di Dunia padahal Belum Selesai, Kok Bisa?

Apakah karena kehabisan bahan? Atau... sengaja?!

Melukis. pixabay.com/markrademaker

Sudah buat sketsa, tinggal diwarnai. Sudah diwarnai setengah jalan, eh... malah terbengkalai hingga waktu yang lama. Para seniman sering merasakan hal tersebut? Ujung-ujungnya, karya lukis yang tadinya sudah terbentang di pikiran hanya jadi work in progress (WIP) belaka. Sudah bagus, sih. Tingkatkan lagi, ya!

Nyatanya, para analis menganggap hal tersebut biasa untuk para seniman, dulu hingga sekarang! Sering kali, tak disangka-sangka, mereka kemudian mendapatkan ide yang harus segera dituangkan. Tak jarang, hal tersebut terjadi saat mereka sedang mengerjakan satu karya.

Bisa jadi, uang mereka habis sebelum karya tersebut rampung, mereka kehabisan inspirasi, atau... mereka keburu meninggal dunia sehingga menyisakan karya yang setengah jadi.

Meskipun belum selesai, ternyata, 10 karya lukisan ini masih mampu menarik mata dan menarik hati mereka yang melihatnya. Wahai para seniman, jadikan motivasi!

1. Adoration of the Magi, Leonardo da Vinci (1481)

Adoration of the Magi, Leonardo da Vinci. commons.wikimedia.org

Siapa yang tak kenal dengan Leonardo da Vinci? Pelukis ini multi-talent, ia juga ternyata adalah seorang matematikawan, ilmuwan, dan penemu. Nah, karena kejeniusannya inilah karyanya pun sering terhambat. Salah satunya adalah "Adoration of the Magi", yang dipesan oleh Gereja San Donato in Scopeto, Firenze pada 1481.

Sesuai judulnya, lukisan minyak ini menggambarkan rombongan orang Majus yang datang ke Betlehem untuk memberi hormat pada bayi Yesus. Dalam setahun, da Vinci sebenarnya sudah menyelesaikan rancangan utamanya hingga sebesar 2,1 meter persegi. Namun, karena da Vinci pergi ke Milan pada 1483, lukisan tersebut tak selesai. Kalau tak bertolak ke Milan, ya... lukisan "The Last Supper" tidak akan ada, deh.

Show must go on. Lukisan Adoration of the Magi kemudian dipesan ulang dari pelukis Filippino Lippi yang kemudian rampung pada 1496. Sama-sama bernilai seni tinggi, kedua versi lukisan Adoration of the Magi dari Lippi dan yang setengah jadi dari da Vinci sama-sama dipajang di Museum Galeri Uffizi, Firenze.

2. Treaty of Paris, Benjamin West (1783)

Treaty of Paris, Benjamin West (kiri ke kanan: John Jay, John Adams, Benjamin Franklin, Henry Laurens, dan William Temple Franklin). commons.wikimedia.org

Menyambut akhirnya Perang Revolusi Amerika Serikat (AS) dan kemerdekaan AS sepenuhnya, AS mengirim John Adams dan Benjamin Franklin ke Paris untuk menegosiasikan perihal kemerdekaan dan hal-hal lainnya dengan Prancis, Spanyol, Belanda, dan Britania Raya pada 1783.

Pelukis kondang Amerika, Benjamin West, ditunjuk untuk melukis momen bersejarah tersebut. Belajar melukis otodidak dan hampir "buta huruf" karena minim pendidikan, West bukan pelukis abal-abal! Karena Raja George III kagum akan bakatnya, West pun jadi salah satu pendiri Royal Academy of Arts di London pada 1768. Namun, kok bisa, lukisan tersebut tidak selesai?

Dalam lukisan tersebut, delegasi AS yang terdiri dari John Jay, John Adams, Benjamin Franklin, Henry Laurens, dan William Temple Franklin sudah selesai di kanvas, tinggal delegasi dari Britania Raya saja. Namun, saat itu, delegasi Britania Raya menolak untuk dilukis, sehingga menyisakan ruang kosong pada kanvas. Konon, mereka tak terima jadi pihak yang kalau di Perang Revolusi AS.

Lukisan ini membuat reputasi West meroket, hingga dua kali menjabat sebagai presiden Royal Academy pada 1892 dan 1806 hingga akhir hayatnya pada 1820. Sekarang, lukisan ini dipajang di Museum Winterthur, Delaware, AS.

3. Victory Boogie Woogie, Piet Mondrian (1942 - 1944)

Victory Boogie Woogie, Piet Mondrian. commons.wikimedia.org

Setiap pelukis memiliki cara uniknya sendiri menangkap ekspresi. Pelukis asal Belanda, Piet Mondrian, memiliki gaya abstrak unik yang menggambarkan tata letak kota lewat warna dan bentuk yang sederhana.

Dilukis di tengah kecamuk Perang Dunia II (PD2), Victory Boogie Woogie karya Piet Mondrian menggambarkan energi dan hiruk pikuk kota New York. Detailnya, lukisan minyak dan kertas ini menyertakan pita perekat sebagai pengganti garis. Lewat lukisan ini, Mondrian menyertakan harapannya bahwa AS dan Sekutu bisa menang PD2.

Sayangnya, sebelum lukisan ini rampung, Mondrian mengembuskan napas terakhirnya pada 1944 karena pneumonia. Sejak 1998, lukisan Victory Boogie Woogie sudah menjadi koleksi Kuntzmuseum di Den Hagg (The Hague), Belanda. Warna-warni, bayangkan jika lukisan ini benar-benar selesai!

4. Black Draftee (James Hunter), Alice Neel (1965)

Black Draftee (James Hunter), Alice Neel. pinterest.se

Pelukis Amerika yang terkenal suka membuat lukisan potret, Alice Neel, sempat akan melukis seorang pria kulit hitam bernama James Hunter yang akan mengikuti wajib militer (wamil) ke Perang Vietnam pada 1965.

Di sesi pertama pelukisan, Neel berhasil melukis wajah dan tangan kiri Hunter serta ekspresinya yang gundah gulana. Selain itu, Neel berhasil menggambar sketsa tubuh Hunter dan kursi yang ia duduki. Namun, Hunter tidak kembali hingga Perang Vietnam selesai, dan Neel tidak sempat menyelesaikan lukisan potret Hunter.

Dikira meninggal, nama "James Hunter" tidak muncul di Vietnam Veteran Memorial. Jadi, nasibnya pun tidak diketahui. Merasa lukisan itu "berbicara sendiri tentang kisah sedihnya", Neel akhirnya mendonasikan museum tersebut ke Whitney Museum of American Art, New York.

Baca Juga: Mewah Menggiurkan, 10 Perjamuan Terbesar dalam Sejarah

5. Madonna with the Long Neck, Parmigianino (1535 - 1540)

Madonna with the Long Neck, Parmigianino. commons.wikimedia.org

Bukan Photoshop, gaya Mannerisme pelukis ini benar-benar "melebih-lebihkan" proporsi tubuh modelnya. Pelukis itu adalah Girolamo Francesco Maria Mazzola atau Parmigianino (dipanggil begitu karena Girolamo lahir di Parma). Lukisan Madonna with the Long Neck dari Parmigianino dipesan oleh kapel Francesco Tagliaferri.

Lukisan minyak ini memperlihatkan interaksi antara Bunda Maria, bayi Yesus, dan enam malaikat di sisi kirinya serta Santo Hieronimus di kanan bawah. Seperti namanya, Madonna with the Long Neck menunjukkan proporsi Bunda Maria yang dibuat tinggi besar, seperti lehernya yang panjang. Selain itu, proporsi Bayi Yesus tidak terlihat seperti bayi yang biasanya mungil. 

Akan tetapi, sebelum lukisan tersebut rampung, Parmigianino wafat pada 1540 karena demam. Sejak 1948, lukisan Madonna with the Long Neck berdiam di galeri seni yang sama dengan Adoration of the Magi, yaitu di Uffizi.

6. George Washington, Gilbert Stuart (1796)

George Washington, Gilbert Stuart. commons.wikimedia.org

Salah satu yang pelukis potret Amerika paling termasyhur di zamannya, Gilbert Stuart telah melukis lebih dari 1.000 orang, termasuk raja dan ratu Eropa! Salah satunya adalah Presiden pertama AS, George Washington. Siapa sangka, salah satu lukisannya yang paling terkenal tersebut malah ternyata... tidak sampai setengah jadi?!

Sebenarnya, Stuart pernah menggambar Washington pada 1795 dan selesai. Istri Washington, Martha, kemudian meminta Stuart untuk melukisnya lagi setahun kemudian. Namun, kali ini, Stuart hanya menyelesaikan sedikit latar belakang dan wajah Washington.

Hal tersebut dikarenakan Washington agak sulit dilukis. Gigi palsu Washington yang baru membuat rahangnya lebih menonjol, sehingga tidak mirip dengan lukisan pertama. Jadi, ia menggunakan lukisan tersebut untuk membuat lukisan Washington hingga 130 buah dan menjualnya masing-masing seharga 100 dolar AS (sekitar Rp28 jutaan dengan kurs masa kini)!

Alhasil, wajah Washington pada lukisan minyak inilah yang dipasang di uang kertas 1 dolar AS. Saat ini, lukisan Washington yang bahkan belum setengah jadi ini dipampang di Boston Museum of Fine Arts.

7. Oscar—The Interrupted Portrait, Natalie Holland

Natalie Holland dan lukisan Oscar Pistorius yang tidak selesai. hamhigh.co.uk

Siapa yang tidak kenal Oscar Pistorius? Atlet lari Paralimpik ini telah memenangkan enam medali emas. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah menjadi pelari dengan tanpa kaki pertama yang berhasil menyelesaikan cabor lari jarak 400 meter pada Paralimpik Musim Panas London 2012.

Menyelamati Oscar, pelukis kelahiran Rusia, Natalie Holland, melukis tiga gambar Oscar Pistorius. Berhasil menyelesaikan dua, gambar ketiga, menunjukkan Oscar dengan bendera Afrika Selatan, tidak sempat diselesaikan dan kisah di baliknya pun tragis.

Baru menyelesaikan hampir setengah badannya, Oscar ditangkap pada 2013 karena telah menembak mati pacarnya, Reeva Steenkamp. Mendengar cerita tersebut, Holland tidak kuasa melukis Oscar dan lukisan tersebut dibiarkan begitu saja. Akhirnya, Oscar sendiri didakwa 13 tahun penjara pada 2017, dari sebelumnya 6 tahun.

8. Franklin D. Roosevelt - The Unfinished Portrait, Elizabeth Shoumatoff (1945)

FDR, Elizabeth Shoumatoff. loc.gov

Merasa "terjebak dan tak rela" ingin melukis Presiden ke-32 AS, Franklin D. Roosevelt, Elizabeth Shoumatoff akhirnya terpaksa untuk melukis dalam waktu dua hari. Di satu sisi, Roosevelt sebenarnya sudah dalam keadaan sakit-sakitan, namun ia memaksa untuk tetap dilukis.

Akhirnya, sesi melukis pun dilanjutkan. Di hari ke-2, di tengah-tengah sesi melukis, Roosevelt mengeluh sakit kepala hebat. Tak kuasa, Roosevelt pingsan dan koma karena stroke. Sore harinya, Roosevelt mengembuskan napas terakhir pada 12 April 1945, sehingga lukisan tersebut tak pernah rampung.

Akhirnya, Shoumatoff memutuskan untuk menyelesaikan lukisan air tersebut berdasarkan memori, untuk mengenang sang Presiden. Lukisan Roosevelt yang tak selesai dan yang sudah selesai dipampang di Little White House, rumah pribadi Roosevelt di Warm Springs, Georgia.

9. The Entombment, Michelangelo (1500 - 1501)

The Entombment, Michelangelo. commons.wikimedia.org

Lukisan minyak bertajuk The Entombment oleh pelukis kenamaan Italia, Michelangelo Buonarotti pada 1500 - 1501, menggambarkan prosesi pemakaman Yesus setelah disalib. Namun, lukisan ini amat misterius. Kenapa? Lukisan ini tidak selesai! Beberapa figur menghilang, tak ada tanda Michelangelo, dan lukisan ini ternyata sempat hilang.

Pada 1500, Michelangelo diminta melukis The Entombment oleh gereja Basilica of St. Augustine in Campo Marzio, Roma. Namun, pada 1501, Michelangelo mengembalikan uang tersebut karena ia kembali ke Firenze, sehingga lukisan tersebut tidak selesai. Konon, sebelum kembali ke Firenze, Michelangelo berhasil mendapatkan blok marmer untuk membuat mahakaryanya, David.

Sempat hilang selama 3 abad, lukisan tersebut dibeli pada 1868 oleh seorang seniman Skotlandia, Robert Macpherson, dengan harga yang amat murah! Saat ini, The Entombment ada di National Gallery, London.

Baca Juga: Terkenal Sedunia, 10 Patung Ini Ternyata Belum Selesai

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya