TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

11 Eksperimen Radiasi Manusia yang Pernah Dilakukan Amerika

Dari perempuan hamil, tentara, hingga anak-anak!

uji coba senjata nuklir (allthatsinteresting.com)

Sangat mengerikan tidak sih, ternyata hampir semua yang kita ketahui tentang penyakit radiasi terungkap melalui eksperimen yang tidak etis pada manusia, terutama pada mereka yang cacat mental. Sebagian besar peneliti dan ilmuwan serta pejabat pemerintah yang terlibat dalam studi radiasi ini merahasiakan eksperimen mereka.

Eksperimen radiasi manusia berlangsung setidaknya 30 tahun, dan melibatkan ratusan ribu warga sipil dan tentara Amerika, tapi hanya ada sedikit dokumentasinya yang terbongkar ke publik. Nah, berikut ini adalah kisah mengerikan dari eksperimen radiasi manusia di Amerika Serikat. 

1. Eksperimen pascaperang

Stafford Warren dalam pertemuannya dengan staf Rumah Sakit Oak Ridge pada tahun 1945. (atomicheritage.org)

Selama Perang Dunia II, para ilmuwan di Proyek Manhattan mempelajari efek keracunan radiasi. Divisi Kesehatan Proyek Manhattan didirikan pada tahun 1942, dengan Dr. Stafford Warren sebagai Kepala Petugas Medis. Awalnya, percobaan radiasi dilakukan pada hewan, tetapi informasi yang dikumpulkan dianggap tidak cukup untuk membuat pedoman informasi bagi pekerja yang terpapar langsung dengan radiasi.

Menurut Advisory Committee on Human Radiation Experiments (ACHRE), eksperimen radiasi manusia pertama direncanakan pada tahun 1944, dan baru pada tahun 1974, Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan mengizinkan pelaksanaan penelitian kepada manusia.

Semua eksperimen ini dilakukan tanpa persetujuan para korban. Dalam beberapa kasus, pasien menandatangani formulir persetujuan yang tidak menjelaskan prosedur atau risiko medis yang akan mereka alami. Eksperimen ini melibatkan tentara dan warga sipil. Pada tahun 1947, Komisi Energi Atom Amerika Serikat menyarankan agar eksperimen pada manusia ini dirahasiakan, karena hal ini bisa menggiring opini publik atau tuntutan hukum.

2. Oatmeal dengan unsur radioaktif

anak-anak di Fernald State School yang diberi makan sereal radioaktif (ahrp.org)

Salah satu eksperimen yang disetujui oleh Komisi Energi Atom Amerika Serikat dilakukan di Massachusetts Institute of Technology (MIT) antara akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an. Bermitra dengan Quaker Oats, eksperimen ini dilakukan di Sekolah Negeri Walter E. Fernald, yang dulu dikenal sebagai Sekolah Eksperimental untuk Pengajaran dan Pelatihan Anak Idiotik. 

Sekolah Fernald menampung anak-anak cacat mental, tetapi mereka juga menerima anak-anak tanpa keluarga. Dilansir Smithsonian Magazine, lebih dari 70 anak laki-laki berusia 10 hingga 17 tahun, mengikuti eksperimen dengan memakan oatmeal dan susu yang dicampur dengan zat besi dan kalsium radioaktif. Ada juga satu percobaan dengan suntikan kalsium radioaktif. Pada saat itu, anak-anak tidak tahu tentang eksperimen tersebut. Mereka bergabung dengan Klub Sains di Sekolah Fernald karena senang mendapatkan sarapan gratis.

The Tech menulis bahwa pada tahun 1998, Quaker Oats Co. dan MIT menyetujui ganti rugi sebesar 1,85 juta dolar AS yang diajukan oleh mantan siswa Fernald karena bereksperimen tanpa persetujuan mereka. 

3. Kebohongan tentang suplemen kehamilan

ilustrasi perempuan hamil yang ingin meminum obat (healthline.com)

Pada tahun 1940-an, para peneliti di Vanderbilt University memberikan dosis pelacak besi radioaktif kepada lebih dari 800 wanita kulit putih yang sedang hamil. Para peneliti bekerja dengan Departemen Kesehatan Negara Bagian Tennessee dalam eksperimen ini, dan laporan akhir ACHRC menulis bahwa sebagian penelitian itu didanai oleh Layanan Kesehatan Masyarakat.

Para perempuan hamil ini mengira bahwa mereka diberi "vitamin" atau pil, tetapi mereka dan janinnya justru dipaparkan sejumlah radiasi yang didapat dari sinar-X, hal ini dilakukan untuk melihat seberapa cepat radioisotop pindah ke plasenta. The Washington Post juga melaporkan bahwa setidaknya tiga anak yang lahir dari perempuan yang menjadi bagian eksperimen ini meninggal karena tes, dan kematiannya disebabkan oleh beberapa bentuk kanker.

Dikutip laman Chicago Tribune, sebagian besar dokumen asli dari percobaan telah hilang atau tidak sengaja dihancurkan. Setidaknya ada 800 perempuan hamil yang diberi besi radioaktif, tetapi catatan parsialnya hanya ada sekitar 200 perempuan. Pada tahun 1998, Universitas Vanderbilt dan Yayasan Rockefeller, yang mendanai sebagian penelitian tersebut, menyetujui ganti rugi sebesar 10,3 juta dolar AS sebagai tanggapan atas gugatan yang diajukan oleh para perempuan yang menjadi subjek eksperimen tanpa persetujuan mereka.

4. Uji radiasi pada narapidana

ilustrasi narapidana (seattletimes.com)

Alliance for Human Research Protection menulis, untuk mengetahui lebih lanjut tentang efek radiasi, Komisi Energi Atom AS melakukan eksperimen pada para tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Negara Bagian Washington dan Lembaga Pemasyarakatan Negara Bagian Oregon antara tahun 1963 dan 1973.

Di Lembaga Pemasyarakatan Negara Bagian Washington, antara 64 sampai 131 tahanan disinari sinar-X pada testis mereka oleh Dr. C. Alvin Paulsen. Sementara itu, di Lembaga Pemasyarakatan Negara Bagian Oregon, sedikitnya 67 tahanan dijadikan eksperimen oleh Dr. Carl Heller.

Eksperimen Dr. Heller juga disponsori oleh Pacific Northwest Research Foundation of Seattle dan didanai oleh NASA, karena mereka tertarik pada efek radiasi ruang angkasa. Dalam rentang waktu 10 menit, para tahanan akan terkena radiasi setara dengan 2.400 rontgen dada pada testis mereka. Rupanya, para narapidana setuju untuk berpartisipasi dalam eksperimen karena dibujuk dengan imbalan uang tunai dan pembebasan bersyarat.

Menurut laporan akhir ACHRC, para narapidana tidak diberitahu apa pun tentang risikonya selama tahun-tahun awal, hanya dikasih tahu tentang kemungkinan tumor tetapi bukan kanker. Setelah sejumlah tahanan di Oregon menderita kista testis dan erupsi kulit, gugatan diajukan pada tahun 1970-an. Sebagai ganti rugi, mereka hanya mendapat 2.000 dolar AS. 

5. Proyek Sunshine

Proyek Sunshine (aminoapps.com)

Pada tahun 1949, Komisi Energi Atom AS ingin meneliti efek dari kejatuhan radioaktif. Proyek Gabriel mencari tahu berapa banyak senjata atom dapat diledakkan sebelum kontaminasi radioaktif udara, air, dan tanah akan memiliki efek jangka panjang pada tanaman, hewan, dan manusia, menurut laporan akhir ACHRC.

Setelah menentukan strontium 90 (Sr-90), yaitu produk radioaktif global jangka panjang yang paling berbahaya dari pengujian bom, sebuah studi global tentang kejatuhan radioaktifnya direkomendasikan. Melansir laman New York Times, penelitian ini menggunakan jaringan dan tulang manusia dari mayat tanpa mendapatkan izin dari keluarganya. Studi ini pun dikenal sebagai Proyek SUNSHINE. Namun, karena berbagai alasan, proyek ini dirahasiakan. 

Para peneliti menyadari bahwa apa yang mereka lakukan tidak etis. Sampel manusia ini dirampas dari seluruh dunia, dan kebanyakan adalah bayi yang meninggal ketika dilahirkan, seperti yang dilaporkan The Washington Post.

6. Injeksi plutonium

Strong Memorial Hospital di Rochester, rumah dari Manhattan Annex (atomicheritage.org)

Antara tahun 1944 dan 1947, pasien di banyak rumah sakit yang berafiliasi dengan Proyek Manhattan disuntik dengan berbagai elemen radioaktif tanpa sepengetahuan mereka. Interesting Engineering menulis bahwa eksperimen ini dilakukan di rumah sakit di seluruh Amerika Serikat dan setidaknya 18 subjek disuntik dengan plutonium, enam dengan uranium, lima dengan polonium, dan satu orang dengan amerisium.

Menurut Atomic Heritage Foundation, eksperimen ini dilakukan karena sejumlah alasan. Suntikan plutonium dimaksudkan untuk mengetahui apakah urin dan feses dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah plutonium yang tersisa pada subjek yang terpapar. Beberapa suntikan uranium di Strong Memorial Hospital di Rochester dilakukan untuk membedakan dosis minimum yang akan mengakibatkan keusakan ginjal yang dapat dideteksi.

Namun, seperti yang dijelaskan oleh "The Human Plutonium Injection Experiments", pasien tidak diberitahu bahwa mereka disuntik dengan plutonium atau sesuatu yang radioaktif. Tragisnya, para dokter salah mendiagnosis banyak pasien sebagai pasien terminal padahal sebenarnya tidak.

7. Tentara dalam uji coba nuklir

Physicians Committee for Responsible Medicine menulis bahwa 60.000 tentara ikut dalam pengujian senjata kimia dan pengujian radiasi, setidaknya 4.000 di antaranya menjadi sasaran percobaan ruang gas yang membuat mereka tidak sadarkan diri dan mengalami iritasi kulit di seluruh tubuh. Bahkan, beberapa diantaranya tidak diberikan perawatan medis dan diperintahkan untuk merahasiakan apa yang mereka alami, di bawah ancaman diadili karena pengkhianatan.

Percobaan radiasi manusia pada tentara Amerika bervariasi, mulai dari makanan radioaktif hingga latihan militer di tanah yang terkontaminasi. Eksperimen ini dilakukan pada 1950-an, dan Komisi Energi Atom AS tahu bahwa ada kemungkinan kerusakan mata permanen. Tidak jelas berapa banyak veteran dan prajurit yang ikut dalam eksperimen ini, tetapi selama tes atmosfer nuklir saja setidaknya 400.000 prajurit terpapar.

8. Detonasi di Kepulauan Marshall

Amerika Serikat juga melakukan berbagai uji peledakan di Kepulauan Marshall dari tahun 1946 hingga 1958. Uji peledakan tersebut dikenal sebagai Operasi BRAVO, GREENHOUSE, IVY, SANDSTORM, dan CROSSROADS. The LA Times melaporkan bahwa setidaknya 67 bom nuklir diledakkan di Bikini atoll dan Enewetak.

Menurut Atomic Heritage Foundation, pada tahun 1946, Komodor Angkatan Laut Ben Wyatt meminta agar penduduk di kepulauan Marshall untuk pindah. Terlepas dari kenyataan bahwa penduduk Marshall tidak ingin meninggalkan rumah mereka, militer AS memaksa evakuasi pada tahun 1948. Penduduk akhirnya dibawa kembali pada tahun 1969, tetapi mereka dipulangkan sembilan tahun lebih cepat, dan diketahui bahwa tingkat radiasi masih ada meskipun rendah. 

Pihak berwenang AS mengklaim telah membersihkan Enewetak Atoll, tapi terungkap bahwa Amerika Serikat hanya membuang puing-puing dan tanah yang terkontaminasi ke dalam kawah yang sekarang dikenal penduduk setempat sebagai "Makam," atau Runit Dome.

Amerika Serikat juga membuang 130 ton tanah dari situs pengujian Nevada yang terkontaminasi ke Runit Dome. Meskipun pemerintah Amerika Serikat diminta untuk membantu membersihkannya, para pejabat Amerika menolak, dengan mengatakan bahwa Runit Dome itu berada di tanah Marshall dan itu menjadi tanggung jawab pemerintah Marshall.

9. Subjek uji coba Rongelap Atoll

Setelah Kepulauan Marshall, Amerika Serikat menyasar penduduk Rongelap Atoll sebagai subjek manusia untuk proyek rahasia yang dikenal sebagai Proyek 4.1. Tujuannya untuk mempelajari efek radiasi pada manusia dalam jangka waktu yang lama, dan proyek ini sangat rahasia, bahkan subjek uji coba ini tidak mengetahuinya hampir selama 30 tahun.

Penduduk Rongelap mengira bahwa mereka diberi perawatan medis karena terkena dampak radioaktif akibat salah satu tes ledakan nuklir oleh Amerika Serikat. Namun, meskipun ada perawatan medis yang diberikan, kebanyakan dari mereka diperlakukan sebagai kelinci percobaan.

Selain itu, Marshall bukan satu-satunya yang terpengaruh oleh uji ledakan nuklir itu. Kapal penangkap ikan Jepang Daigo Fukury Maru berada 80 mil dari Bikini Atoll ketika bom itu diledakkan, dan dalam beberapa hari para awak jatuh sakit karena penyakit radiasi. Salah satu anggota krunya meninggal kurang dari setahun setelah ledakan. Selama tahun 1980-an, Amerika Serikat memberikan kompensasi sebesar 150 juta dolar AS untuk mereka yang terkena dampak oleh eksperimen radioaktif di Kepulauan Marshall.

10. Para pekerja yang terpapar radiasi

Penambang Navajo (roselawgroupreporter.com)

Terlepas dari kenyataan bahwa para ilmuwan sangat menyadari bahaya uranium, Suku Navajo direkrut untuk bekerja sebagai penambang uranium dari tahun 1940-an hingga 1980-an. Menurut "Navajo Uranium Workers and the Effects of Occupational Illnesses", mereka tidak diberitahu tentang bahaya radiasi, juga tidak diberitahu tentang hak-hak mereka di bawah undang-undang kompensasi pekerja.

Layanan Kesehatan Masyarakat AS menyadari efek berbahaya radiasi terhadap tubuh pekerja Suku Navajo selama tahun 1950-an, mereka mulai memantau penambang uranium dalam studi epidemiologi untuk mengetahui efek kesehatan dari radiasi. Namun, mereka tidak memberi tahu kepada pekerja. Jelaslah bahwa pengabaian terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja itu terang-terangan dan disengaja.

Cultural Survival menulis bahwa Radiation Exposure Compensation Act (RECA) adalah kompensasi finansial dan permintaan maaf kepada Suku Navajo yang telah menderita akibat efek uranium, tetapi banyak dari mereka yang terkena dampak, kompensasi finansial yang ditawarkan hampir tidak menutupi biaya untuk pengobatan.

Baca Juga: Wow, 5 Eksperimen Luar Angkasa Ini Tak Berguna!

Verified Writer

Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya