TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Mengerikan di Balik Perang Dunia II yang Jarang Diketahui

Kamu sudah tahu?

realnews247.com

Tak peduli seberapa banyak kamu tahu latar belakang atau asal usul terjadinya Perang Dunia II, pasti selalu ada hal yang lebih mengerikan di balik kejadian tumpahan darah tersebut. Kita selaku manusia pasti tahu betul kalau perang adalah masa yang mengerikan dan mengganggu kenyamanan serta kesejahteraan umat manusia, namun dalam artikel ini kita akan membahas tentang beberapa hal yang mengerikan dari Perang Dunia II yang mungkin saja tidak kamu temukan dalam buku sejarah. Dirangkum dari beberapa sumber, mari kita ulas.

1. Pembunuh berantai orang-orang Yahudi yang mencoba melarikan diri dari Perancis

mirror.co.uk

Marcel Petiot lahir pada tahun 1897. Dia mengalami sejumlah kejadian buruk selama Perang Dunia I namun berhasil memperoleh gelar medis pasca-perang terlepas dari tuduhan banyak pihak yang menganggapnya gila. Dilansir dari Britannica, ia pindah ke Villeneuve, Perancis, membuka praktik medis dan bahkan terpilih sebagai walikota. Tak sampai pada tahun 1930-an, beberapa pasiennya meninggal secara misterius.

Perang Dunia II membuka peluang baginya, Petiot memulai aksinya dengan menjanjikan kebebasan kepada orang-orang Yahudi yang mencoba melarikan diri dari Nazi. Namun dia menyuntikkan mereka dengan "vaksin." (Sejenis racun), dan begitu mereka mati, dia mengambil semua harta mereka lalu memutilasi mayat-mayat itu, dan menulis surat kepada anggota keluarga mereka dengan mengatakan bahwa mereka telah melarikan diri dengan selamat dan akan kembali secepatnya.

David King, penulis Death in the City of Light: The Serial Killer of Nazi-Occupied Paris, mengatakan melalui Reuters, ada kemungkinan dia membunuh 150 orang, meskipun dia didakwa dengan 27 pembunuhan. Petiot baru ditangkap setelah polisi dan petugas pemadam kebakaran menyelidiki sebuah rumah dan menemukan bagian-bagian tubuh yang tersebar di sana, dan akibat kejahatannya dia dijuluki Doctor Satan (Dokter Setan.) Dia menemui ajalnya pada tahun 1946.

2. Prajurit di bawah umur

realnews247.com

Saat berusia 12 tahun, Calvin Graham bertugas di USS South Dakota. Saat itu tahun 1942, dan ia keluar dari sekolah menengah pertama untuk melanjutkan pelatihan dasar. Dia bertugas dalam Pertempuran Laut Guadalcana. Smithsonian mengungkapkan, setelah Angkatan Laut mengetahui usianya yang masih di bawah umur, medali yang dimilikinya disita, ia menjalani beberapa waktu di brig, dan diusir dari militer tanpa pemecatan yang terhormat. Dan ia meninggal pada tahun 1992.

Graham hanyalah salah satu dari julukan Baby Vets. Jack Lucas yang berusia 14 tahun juga terpaksa berbohong ke militer terkait usianya, dimiliter ia menerima Medal of Honor termuda (pada 17) untuk aksinya di Iwo Jima, seperti yang dilansir dari The Seattle Times.

Dikutip dari The Telegraph, Roy Bradshaw dari Inggris mendapat medali Legiun d'Honneur karena tindakannya selama D-Day, ketika ia berusia 16 tahun. Dan BBC melaporkan adanya identifikasi korban perang termuda di Inggris, yakni Reginald Earnshaw. Dia meninggal ketika dia berusia 14 tahun ketika bertugas di SS North Devon.

Baca Juga: Pearl Harbor: Konspirasi Perang Dunia II untuk Menguasai Energi

3. Gerhard Kretschmar

pinterest.com

Pada tahun 2003, The Telegraph melaporkan mengenai adanya penemuan bayi berusia 5 bulan yang sebelumnya dikenal sebagai "Kasus K." Nama aslinya adalah Gerhard Kretschmar, dia meninggal setelah orang tuanya menulis surat kepada Hitler.

Dokter pribadi Hitler, Karl Brandt, memberikan kesaksian di Nuremberg, dia mengungkapkan fakta terkait Kasus K. Dia dikirim untuk memeriksa bocah itu, yang dilahirkan dengan cacat fisik. Setelah dokter memberikan obat, bayi itu justru meninggal. Brandt mengatakan insiden itu merupakan sebuah katalis, program euthanasia yang disebut T4.

Dilansir dari Atlantic, menurut dekrit Hitler, kasus ini merupakan program bagi seseorang yang dianggap tidak layak untuk hidup, akhirnya program kejahatan ini membunuh lebih dari 300.000 orang dengan cacat mental dan fisik, termasuk bayi yang baru lahir.

Dokter yang ditugaskan Nazi berada di bawah perintah ketat untuk mendaftarkan bayi dengan kondisi seperti Down's syndrome atau epilepsi ke program pemerintah tersebut, sementara orang dewasa disalurkan melalui program bernama Yayasan Amal untuk Penyembuhan dan Perawatan Institusional.

4. Pembedahan delapan tawanan perang Amerika

theguardian.com

Pada tahun 1945, Toshio Tono menjadi mahasiswa kedokteran Universitas Kekaisaran Kyushu, ia bercerita kepada The Guardian di tahun 2015 terkait delapan tawanan perang Amerika di hari terakhir perang.

Orang-orang itu ditangkap setelah terjadinya kecelakaan B-29 Superfortress. Empat dari 12 orang meninggal sebelum mereka bisa ditangkap, dan yang lainnya dibawa ke Fukuoka. Tawanan perang itu dikawal ke departemen patologi sekolah kedokteran.

Tono, satu-satunya saksi mata yang selamat dari vivisections, mengatakan bahwa adanya eksperimen mengerikan seperti menyuntikkan air laut ke dalam tubuh tawanan, serta adanya pembedahan organ untuk mengetahui seberapa lama mereka bisa bertahan. Bahkan salah satu bagian otak mereka digunakan untuk percobaan terkait masalah epilepsi.

Mayat-mayat itu disimpan dalam formaldehyde untuk studi lebih lanjut, namun semua bukti kejahatan itu dimusnahkan ketika perang berakhir. Banyak dokter yang diadili, tetapi tidak ada yang pernah dihukum.

5. Lebensborn

dailymail.co.uk

Dilansir dari Jewish Virtual Library, "Lebensborn" berarti "mata air kehidupan." Itu juga nama yang digunakan dalam program selektif Himmler, yang bertujuan menciptakan generasi untuk memimpin bangsa dan warga Nazi dengan ras yang murni.

Program ini secara resmi dimulai pada tahun 1936 dengan dibukanya rumah Lebensborn yang bertempat di sebuah desa kecil di luar Munich, lengkap dengan dekorasi dan calon ibu yang dipilih oleh Himmler sendiri.

Ada beberapa tahapan program yang berbeda, namun yang jelas mereka memilih pria dan wanita yang bisa membuktikan kemurnian ras mereka dan bersedia melahirkan anak yang akan dibesarkan di pembibitan SS. Pada tahun 1939, para lelaki SS diperintahkan untuk membuat bayi dengan ras murni sebanyak yang mereka bisa. Pada 1942, mereka juga dapat memilih perempuan non-Jerman.

Ketika Nazi memperluas kendali di bagian-bagian Eropa, puluhan ribu anak-anak yang cocok dengan cita-cita rasial mereka sering kali diculik dan dikirim untuk "di-Jermanisasi" melalui program Lebensborn yang sama. Mereka dijejali dengan doktrin Nazi, dan kemudian diadopsi ke dalam keluarga SS atau dikirim ke kamp konsentrasi. Dari program ini, ada satu nama anak yang paling fenomenal karena terlahir dari seorang ibu Lebensborn: Anni-Frid Lyngstad, dari personel ABBA.

Baca Juga: 6 Film yang Mengisahkan Tawanan Perang dalam Perang Dunia II

Verified Writer

Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya