TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta Ulysses S. Grant, Jenius Militer dan Mantan Presiden AS

Mengapa Grant dijuluki sebagai mantan presiden AS terburuk?

Letnan Jenderal Ulysses S. Grant (commons.wikimedia.org/U.S. National Archives and Records Administration)

Ulysses S. Grant terkenal karena wajahnya ada di uang kertas 50 dolar AS, dan merupakan salah satu jenderal paling sukses dalam sejarah Amerika Serikat. Ia menjabat dua periode sebagai presiden ke-18 Amerika, tetapi reputasinya memudar di zaman modern ini.

Namanya justru muncul dalam diskusi tentang jenderal terbesar atau presiden terburuk. Kehidupan Ulysses S. Grant jauh lebih menarik ketimbang sekadar "ahli taktik jenius" atau "presiden yang tidak kompeten."

Grant terkenal karena memimpin pasukan selama Perang Saudara. Selama konflik itu, Grant menunjukkan penguasaan taktik modern yang mengubah gelombang perang dan membalikkan kepemimpinan yang tidak efektif di era sebelumnya. Berikut adalah kisah hidupnya.

1. Kehidupan memilukan Ulysses S. Grant sebelum masa perang 

potret Ulysses S. Grant di City Point (dok. Library of Congress)

Ulysses S. Grant adalah seorang prajurit teladan di West Point, ia unggul dalam berkuda. Grant pernah bertugas dalam Perang Meksiko-Amerika dan aktif dalam organisasi melalui serangkaian tugasnya.

Namun, seperti yang ditulis dalam buku "Grant" oleh penulis Ron Chernow, setelah kedatangannya di Fort Humboldt di California, hubungan tidak baik dengan komandan barunya membuatnya frustasi, dia terpaksa mengundurkan diri secara memalukan.

Seperti yang diceritakan PBS, Grant beserta keluarganya pindah ke Missouri, dan membeli sebuah peternakan yang dia beri nama Hardscrabble. Sayangnya, usahanya tidak membuahkan hasil, bahkan dia terpaksa berkeliling menjual kayu bakar untuk bertahan hidup. Grant akhirnya bekerja di toko barang kulit milik ayahnya di Galena, Illinois.

2. Ulysses S. Grant adalah seorang alkoholisme

Jenderal A.S. Ulysses S. Grant di markas Cold Harbor, Va. (dok. Library of Congress)

Ulysses S. Grant mengundurkan diri dari Angkatan Darat pada tahun 1854 setelah tertangkap mabuk saat bertugas. Kata "alkoholisme" tidak digunakan pada saat itu, dan belum dianggap sebagai suatu penyakit.

Orang yang minum alkohol terlalu banyak umumnya dianggap lemah dan tidak dapat diandalkan. Seperti yang dicatat oleh The Washington Post, Grant bisa pergi berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk pesta minuman keras.

Kebiasaan minum Grant bahkan diangkat selama pelayanannya dalam Perang Saudara. Grant sendiri mengakui bahwa dia memiliki masalah dengan alkohol dan berjanji untuk menahan diri.

3. Perjuangan Ulysses S. Grant sebelum diangkat menjadi komandan militer

potret Ulysses S. Grant (dok. Library of Congress)

Ketika Perang Saudara meletus, Grant berpeluang untuk ditempatkan dalam pangkat yang tinggi karena ia cukup berpengalaman. Pada pertengahan abad ke-19, resimen sukarelawan dibentuk, dan Grant menunggu panggilan untuk memimpin, tetapi tidak ada yang datang.

Seperti yang dicatat oleh The New Yorker, hal ini karena reputasinya yang buruk sebagai pecandu alkohol. Akan tetapi, dia akhirnya ditawari sebagai staf yang bertugas menulis laporan dan mengatur persediaan, tapi dia tak menyukainya.

Seiring berjalannya waktu, bakatnya dalam urusan militer membuat Grant diangkat sebagai komando Resimen Infanteri Sukarelawan Illinois ke-21. Meskipun awalnya, ia di pandang sebelah mata karena pakaiannya yang tak mencerminkan seorang komandan.

Baca Juga: 11 Peristiwa yang Terjadi Selama Perang Saudara Amerika

4. Ulysses S. Grant adalah seorang jenius militer 

Lukisan yang menggambarkan Letnan Jenderal Ulysses S. Grant di lapangan saat Pertempuran Wilderness, Virginia, 5-7 Mei 1864. (dok. U.S. Army War College/Megan Clugh)

Ulysses S. Grant adalah seorang jenius dalam peperangan — tetapi pengakuan ini sempat ditolak. Seperti yang dicatat oleh West Point's Modern War Institute, Grant dianggap oleh sejarawan militer modern sebagai komandan pertama yang memahami kekuatan operasi gabungan — memiliki segmen militer yang berbeda dan bekerja bersama secara terkoordinasi.

Dia juga jenderal pertama yang memahami bahwa peperangan telah berubah, yang menimbulkan kerusakan pada ekonomi dan infrastruktur musuh.

Seperti yang dicatat oleh sejarawan senior Smithsonian, David C. Ward, Grant memiliki tugas yang jauh lebih sulit daripada komandan Perang Saudara lainnya, karena dia mengawasi keseluruhan upaya perang Utara, termasuk pasukan besar di bawah komando jenderal lain. Tidak heran, inovasi dan taktiknya masih diajarkan sampai sekarang.

5. Ulysses S. Grant seharusnya bersama Presiden Abraham Lincoln, di malam Lincoln dibunuh

ilustrasi pembunuhan Abraham Lincoln, 1865, litograf berwarna oleh Currier dan Ives Lithography Company. (commons.wikimedia.org/Heritage Auctions)

Pembunuhan Presiden Abraham Lincoln oleh John Wilkes Booth adalah salah satu momen paling terkenal dalam sejarah Amerika. Seperti yang dilaporkan Smithsonian Magazine, surat kabar National Republican melaporkan bahwa Grant dan istrinya akan bergabung dengan keluarga Lincoln di Ford's Theater pada malam itu.

Booth bahkan berencana untuk membunuh dua orang yang dia salahkan atas kekalahan Konfederasi, salah satu di antaranya adalah Grant, tetapi Grant memutuskan untuk tidak hadir.

Tapi sebenarnya, Boothe dan Grant bertemu malam itu. Saat keluarga Grant naik kereta di Pennsylvania Avenue, mereka mendapat tatapan sinis dari seorang laki-laki. Belakangan, mereka menyadari bahwa laki-laki tersebut adalah John Wilkes Booth sendiri, yang tampaknya marah karena salah satu targetnya lolos.

6. Ulysses S. Grant hampir memberantas KKK

Anggota Ku Klux Klan berkendara melalui Tulsa, Oklahoma pada 21 September 1923. "America first" menjadi slogan KKK. (wpr.org/AP Photo)

Meskipun tidak pernah menjadi abolisionis, istrinya, Julia, berasal dari keluarga pemilik budak Selatan, sikap anti-perbudakannya sudah tertanam sebelum Perang Saudara tercetus. Seperti yang dilaporkan The Guardian, Grant sangat yakin jika budak dibebaskan dan dapat memilih serta menjalankan kekuasaan politik, mereka akan mendapatkan status yang sama dalam masyarakat.

Tetapi terorisme yang bangkit di Selatan, menjadi bagian dalam proses politik yang menyeramkan — Ku Klux Klan yang baru dibentuk membakar gedung-gedung, membunuh warga kulit hitam, dan melakukan banyak kekerasan lainnya.

Mengetahui hal tersebut, Grant mendorong Kongres untuk memberinya wewenang agar ia dapat menindak KKK. Permintaannya terkabul, ia meminta pasukan federal untuk menangkap anggota Klan, dan pengadilan mengeluarkan hukuman yang keras. Pada tahun 1872, KKK hampir sepenuhnya dimusnahkan di seluruh Selatan.

7. Ulysses S. Grant kembali mengalami kegagalan setelah masa jabatan kepresidenannya selesai

potret Presiden AS Ulysses S. Grant sekitar tahun 1870 (commons.wikimedia.org/Library of Congress)

Berkat Perang Saudara, Ulysses S. Grant diberikan kesempatan kedua untuk meraih kejayaan militer. Dia memanfaatkan reputasinya itu untuk naik ke kursi kepresidenan Amerika Serikat, menjadi presiden termuda pada saat itu.

Setelah dua masa jabatannya yang penuh gejolak sebagai presiden, ia dan keluarganya memulai tur dunia. Saat dia kembali ke Amerika, putranya, Buck, meyakinkannya untuk menginvestasikan semua uangnya di perusahaan investasi yang dia miliki bersama di Wall Street di New York bernama Grant and Ward.

Grant terpikat dengan keuntungan besar investasi tersebut. Namun, mitra Buck, Ferdinand Ward, diam-diam menggelapkan uang dari bank, pada 6 Mei 1884, membuat Grant tidak memiliki uang sepeser pun.

Baca Juga: Kisah James K Polk, Presiden Amerika Serikat yang Membeli California

8. Hubungan Ulysses S. Grant dan ayah mertuanya yang tidak harmonis

Julia Grant bersama putranya (Jesse) dan putrinya (Nellie) juga ayahnya, Frederick Dent (commons.wikimedia.org/Library of Congress)

Dalam kehidupan pribadinya, Ulysses S. Grant bertemu cinta dalam hidupnya ketika teman sekolahnya di West Point membawanya ke peternakan keluarga Frederick Dent.

Di sinilah ia bertemu dengan Julia. Sayangnya, Frederick Dent, tidak merestui hubungan putrinya, Julia, dengan Grant.

Dent beranggapan bahwa karier militer Grant tidak bisa memberi putrinya kehidupan yang layak. Dia pun tidak menerima lamaran Grant untuk putrinya selama bertahun-tahun, dan bahkan setelah pernikahan, orang tua Grant membenci Dents dan begitu pula sebaliknya, membuat hubungan Grant dan Julia dilanda kesulitan. 

Sampai ketika Frederick Dent mendatangi Grant untuk meminta bantuan, dan melupakan karier politik menantunya yang dia benci selama ini. Namun, Grant tetap membantu mertuanya, dan membuatnya mengalami banyak tekanan keuangan.

9. Mengalami kebangkrutan dan mulai menulis autobiografinya

Setelah bank putranya gagal — di mana dia menginvestasikan semua uangnya pada tahun 1884, Grant kehilangan sekitar 100.000 dolar AS atau setara Rp1,4 miliar. Dilansir Investopedia, Grant menjadi salah satu presiden AS termiskin. Bahkan orang asing mengiriminya uang karena hibah dengannya.

Penulis terkenal Mark Twain menyarankan Grant untuk menulis memoarnya, tetapi Grant menolak. Namun, ketika Grant didiagnosis menderita kanker stadium akhir tahun itu, dia menerima tawaran Mark Twain, dan CBS News melaporkan bahwa dia menerima 50.000 dolar AS atau setara Rp715 juta dan royalti sebesar 75 persen.

Grant menulis lebih dari 350.000 kata dalam waktu kurang dari setahun. Mark Twain terkesan dengan konsistensi Grant dalam menulis.

Pada saat Grant menyelesaikan manuskrip, ada 100.000 pra-pemesanan untuk buku itu. Pada akhirnya, Grant secara anumerta memperoleh lebih dari 400.000 dolar AS atau setara Rp5,7 miliar dari memoarnya.

10. Kebiasaan merokok Grant yang akhirnya mengakhiri hidupnya

Potret Ulysses S. Grant, duduk di kursi rotan, menulis memoar, di Mount McGregor dekat Saratoga Springs, N.Y. pada 27 Juni 1885. (commons.wikimedia.org/Library of Congress)

Ulysses S. Grant memiliki kebiasaan buruk saat muda, salah satunya adalah menjadi perokok berat. Dikutip The Inquirer, Grant bisa merokok sebanyak 20 cerutu sehari dan mengunyah cerutu yang tidak dinyalakan ketika dia tidak merokok secara aktif.

Tahun 1884 terbukti menjadi tahun yang mengerikan bagi Grant. Setelah mengalami kebangkrutan akibat investasinya yang gagal, beberapa bulan kemudian, dia mulai mengeluhkan rasa sakit di tenggorokannya dan didiagnosa menderita kanker tenggorokan dan lidah.

Selama penderitaannya itu, Grant mulai tidak nafsu makan. Dia diberi suntikan morfin, dan kokain untuk meredakannya. Sayangnya, ia meninggal pada 23 Juli 1885.

11. Lebih dari satu juta orang menghadiri pemakaman Ulysses S. Grant 

prosesi pemakaman Ulysses S. Grant (dok. Library of Congress/Bain News Service)

Sempat terlupakan, Grant justru sangat populer saat kematiannya pada tahun 1885. Mengutip laman The Washington Post, lebih dari satu juta orang menghadiri pemakaman Grant di New York City pada tanggal 8 Agustus 1885. Jumlah tersebut lebih banyak daripada orang yang datang ketika Abraham Lincoln meninggal pada tahun 1865.

Bahkan, yang membawa peti matinya di New York adalah mantan jenderal Konfederasi Simon Bolivar Buckner dan Joseph Johnston. Mereka berjalan di samping jenderal Union William T. Sherman dan Philip Sheridan, dan banyak pula tentara Konfederasi yang datang.

Orang-orang dari seluruh dunia bahkan menyumbangkan uang untuk membangun mausoleum Grant dan istrinya, Julia, di Morningside Heights. Satu juta orang, termasuk Presiden William McKinley, menghadiri peresmian makam tersebut ketika jenazah Grant dipindahkan ke sana pada tahun 1897.

Baca Juga: 9 Kesalahan Terburuk dari Perang Saudara Amerika

Verified Writer

Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya