TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal 'Particulate Matter', Polutan Berbahaya bagi Pernapasan

Salah satu alasan kenapa kabut asap harus segera dituntaskan

ilustrasi polusi udara yang pekat (time.com)

Bencana kabut asap akibat kebakaran hutan semakin meluas. Masyarakat mulai banyak yang terganggu aktivitasnya akibat kualitas udara yang sangat buruk. Penyebabnya adalah banyaknya polutan yang ada di udara, salah satunya Particullate Matter, atau yang sering disebut PM. Sebenarnya apa sih PM itu? Apakah dia berbahaya? Mari kita pelajari bersama-sama.

1. Apa itu particullate matter?

pixabay.com/gromovpro

Particullate Matter (PM) merupakan salah satu hasil pembakaran yang tidak sempurna. Ia terdiri dari 3 bagian, condensed organic material, soot particle, dan fly ash (inorganic). Bagian terbesarnya adalah soot, atau unburnt carbon. PM dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan ukuran. PM10 merupakan PM dengan ukuran 2,5-10 mikron, sedangkan PM2,5 merupakan PM dengan ukuran di bawah 2,5 mikron.

Baca Juga: Polusi Lagi Parah Nih, Yuk Cegah dengan 5 Hal Ini Demi Kesehatanmu

2. Apakah PM berbahaya?

pixabay.com/skeeze

Ya. Semakin kecil ukuran PM semakin berbahaya bagi tubuh karena semakin kecil ukurannya berarti akan semakin mudah baginya untuk masuk ke dalam tubuh tanpa bisa tersaring oleh filter tubuh kita. Partikel kecil tersebut bahkan bisa masuk ke dalam bagian terkecil dari sistem pernapasan kita.

3. Seberapa bahayanyakah PM?

pixabay.com/nastya_gepp

Sebenarnya, karena sebagian besar terdiri dari karbon, dia tidak akan bereaksi langsung pada tubuh. Akan tetapi partikelnya yang kecil bisa menyumbat dan mengganggu proses pernafasan kita. WHO sendiri menunjukkan bahwa PM berkontribusi dalam 6.7% kasus kematian pada tahun 2012 atau sebesar 3,7 juta jiwa. Kasus tersebut berhubungan dengan kanker paru-paru, kardiovaskular, serta chronic obstructive pulmonary disease (COPD).

4. Bagaimana PM bisa terbentuk?

pixabay.com/stevepb

PM merupakan hasil dari pembakaran yang tidak sempurna. Bisa jadi karena banyaknya pengotor pada bahan bakar, kurangnya oksigen sehingga tidak tercapai kesetimbangan stoikiometri, dan sebagainya. Kedua hal tersebut jelas terjadi di pembakaran lahan gambut. PM, yang sebagian besar merupakan karbon yang tidak terbakar, akan mudah dideteksi dalam polusi karena warna dasar karbon adalah hitam. Jadi semakin pekat asapnya, semakin tinggi pula konsentrasi PMnya.

Baca Juga: Ini 7 Instruksi Anies Tangani Polusi Udara Jakarta, Gimana Menurutmu?

Verified Writer

Anisa Anggi Dinda

Kinda find a good way to share some experience here. Enjoy!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya