TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Teori Freud Sang Legenda Psikologi, Sering Kamu Alami Lho!

Inilah misteri alam bawah sadar manusia!

Sigmund Freud sedang duduk di ruang kerjanya di Wina, Austria pada 1938 (freud.org.uk)

Saat menggeluti ilmu psikologi, siapa yang tidak mengenal nama Sigmund Freud. Freud adalah pencetus teori psikoanalisis, teori yang membahas tentang hakikat dan perkembangan bentuk kepribadian manusia.

Meskipun beberapa teorinya menggegerkan dunia psikologi karena ditentang oleh para ahli, hasil pemikirannya masih digunakan hingga saat ini. Tidak hanya terkenal di ranah psikologi, dia juga masuk dalam jajaran 100 tokoh dunia paling berpengaruh sepanjang sejarah menurut Michael Hart. Apa saja sih teori fenomenal Freud?

1. Kepribadian adalah hasil konflik abadi individu 

ilustrasi wanita berdiri di atas jembatan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Perilaku manusia selalu terbentuk dari hasil pertarungan antara id, ego, dan superego yang terjadi setiap saat. Id adalah segala keinginan dan kebutuhan yang menuntut untuk segera dipenuhi dengan cara apa pun. Sedangkan, superego adalah lawan dari id yang menuntut individu untuk mencapai kesempurnaan dengan mengedepankan norma dan aturan masyarakat.

Karena id dan superego saling bertentangan, ego berperan untuk menjembatani antara keduanya dan menghubungkan dengan realita di masyarakat. Hampir segala keputusan diambil melalui proses tersebut sehingga membentuk suatu kepribadian pada individu.

2. Dunia bawah sadar berperan besar membentuk kepribadian

ilustrasi orang duduk di tepi danau (pexels.com/S Migaj)

Suatu konflik yang tidak diselesaikan akan tertumpuk dan tertekan ke alam bawah sadar dan dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Pikiran bawah sadar dapat muncul ke permukaan dan terkadang sulit diterima oleh kesadaran. Untuk mengatasi pikiran bawah sadar yang tidak menyenangkan itu, orang dapat menggunakan mekanisme pertahanannya masing-masing.

Pikiran bawah sadar dibawa oleh id, insting, dan superego untuk menentukan tingkah laku seseorang. Dibanding kesadaran, alam bawah sadar memiliki pengaruh lebih besar dalam perilaku individu. Ketidaksadaran diibaratkan seperti gunung es yang berada di kedalaman laut, sedangkan kesadaran seperti puncak gunung es sehingga ketidaksadaran berukuran jauh lebih besar.

Baca Juga: 8 Teori Psikologi yang Aneh dan Menarik dari Sigmund Freud, Apa Saja?

3. Inner child 

ilustrasi seorang anak kecil (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Inner child berhubungan dengan teori pikiran bawah sadar Freud. Inner child adalah sifat atau pengalaman yang didapatkan semasa kecil yang terbawa hingga dewasa. Inner child juga disebut sebagai sifat kekanak-kanakan yang bersembunyi di balik individu. Setiap orang memiliki inner child yang berbeda-beda.

Pola asuh keluarga, pengaruh lingkungan sosial, ketidakharmonisan dalam rumah tangga, hingga kekerasan fisik atau psikis yang dialami dapat terekam dan tersimpan kuat pada memori anak. Dikarenakan pada fase anak-anak terjadi perkembangan pesat pada gelombang otak. Pengalaman pahit yang tidak disembuhkan akan terbawa sampai dewasa dan mempengaruhi kepribadian individu, seperti kurang percaya diri, suasana hati yang tidak stabil, emosional, hingga berperilaku obsesif, pasif, atau agresif.

4. Psikoseksual, tahapan perkembangan anak berorientasi seksual

ilustrasi bayi memasukkan benda ke mulut (pexels.com/Singkham)

Teori Freud selalu berhubungan dengan aspek seksual, tak terkecuali yang satu ini. Menurut teori psikoseksual, setiap orang mengalami aktivitas seksual secara bertahap sejak bayi. Apabila gagal melewati salah satu tahap, maka anak akan sulit menghadapi tahap berikutnya dan dapat berpengaruh pada perilakunya ketika dewasa.

Tahap pertama terjadi pada bayi usia 0-1 tahun dimana kesenangan bersumber dari mulutnya (tahap oral). Menginjak usia 1-3 tahun, sumber kesenangan terjadi ketika buang air besar (tahap anal). Saat usia 3-6 tahun, kesenangan anak terletak pada alat kelaminnya (tahap falik). Selanjutnya, pada usia sekolah (7-10 tahun), energi seksual menurun karena disalurkan pada aktivitas aseksual (tahap laten). Tahap terakhir, terjadi pada usia 12 tahun ke atas dimana individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis (tahap genital).

5. Bercerita sebagai metode penyembuhan mental

ilustrasi dua orang sedang berbicara (pexels.com/Liza Summer)

Salah satu cara menyembuhkan gangguan mental adalah memanggil pikiran bawah sadar ke tingkat kesadaran untuk menghentikan emosi tentang kejadian traumatis yang terpendam. Teknik ini disebut asosiasi bebas dimana seseorang diminta menceritakan segala perasaan, pikiran, dan emosi secara gamblang dan spontanitas. Hal-hal yang diucapkan secara tidak sadar dapat memberitahukan letak akar permasalahan agar dapat segera diselesaikan. Namun perlu diingat, tidak semua penderita gangguan mental cocok dengan metode ini.

Baca Juga: 9 Fakta Sigmund Freud, Sosok Pemikir Penemu Psikoanalisis

Writer

Anisa Prili

Menulis adalah bekerja untuk keabadian - Pramoedya Ananta T.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya