TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Mamalia Endemik Indonesia ini Sangat Terancam Punah, Stop Perburuan

Jumlahnya ada yang tinggal puluhan ekor saja

Sepasang harimau Sumatra di kebun binatang. (pixabay.com/7103983)

Berdiri di atas ribuan pulau membuat Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang menyumbang banyak keanekaragaman hayati. Saking banyaknya, terdapat beberapa jenis hewan yang hanya dapat dijumpai di negara kita, lho. Salah satunya adalah hewan-hewan mamalia yang tersebar dari ujung timur hingga barat Indonesia.

Sayangnya, di tengah kemajuan peradaban manusia, populasi mamalia endemik Indonesia seakan tergerus dan terus berkurang jumlahnya di alam. Hal ini membuat beberapa di antara mereka sedang menghadapi ancaman kepunahan.

Setidaknya, terdapat tujuh mamalia endemik Indonesia yang saat ini populasinya sedang berada di ujung tanduk. Berikut ini daftarnya. 

1. Gajah sumatra

Kawanan gajah sumatra di penangkaran. (animalia.bio)

Sesuai dengan namanya, gajah yang satu ini hanya dapat dijumpai di Pulau Sumatra. Salah satu karakteristik yang mencolok dari gajah ini adalah ukuran gading yang relatif kecil jika dibandingan dengan gajah afrika maupun asia. Selain itu, mereka juga punya kebiasaan unik. Spesies ini memiliki dua waktu tidur yang berbeda, pada siang dan malam hari.

Dilansir Animalia, populasi gajah sumatra liar saat ini hanya berkisar 2.400-2.800 individu saja. Salah satu penyebab terbesar berkurangnya populasi mereka adalah konflik dengan manusia. Mulai dari perburuan liar, alih fungsi hutan menjadi kebun kelapa sawit, hingga beberapa pertemuan di perkebunan warga.

2. Anoa

Anoa merupakan keluarga kerbau yang dapat dijumpai di Pulau Sulawesi dan Buton. Menariknya, mamalia endemik Indonesia yang satu ini ternyata merupakan jenis kerbau terkecil di dunia dengan tinggi badan yang hanya berkisar 75 cm. Mereka juga cenderung soliter, walaupun dalam beberapa kasus dapat dijumpai dalam kelompok dengan jumlah kecil.

Dilansir Action Indonesia, populasi anoa di alam saat ini kurang dari 2.500 individu. Penyebab terbesar berkurangnya populasi mereka adalah kerusakan hutan dan alih fungsi lahan. Akan tetapi, baru-baru ini perburuan liar juga jadi salah satu ancaman serius bagi keberadaan anoa di alam liar.

Baca Juga: 5 Jenis Elang Endemik Indonesia, Mayoritas Tak Ada di Negara Lain

3. Orang utan tapanuli

Orang utan dahulu hanya dibagi menjadi dua subspesies, yaitu orang utan sumatra dan orang utan kalimantan. Akan tetapi, pada tahun 2017 ditemukan satu lagi subspesies yang diberi nama orang utan tapanuli. Mereka hanya dapat dijumpai di Tapanuli, tepatnya Batang Toru.

Dilansir World Wildlife Fund, spesies yang baru diidentifikasi ini ternyata juga jadi jenis kera raksasa dengan populasi terendah di dunia. Tercatat kalau populasi orang utan tapanuli saat ini hanya berkisar 800 individu saja. Penyebab sedikitnya populasi orang utan tapanuli adalah luas habitat yang relatif kecil, yaitu sekitar 132 ribu hektar saja.

4. Harimau sumatra

Harimau Sumatra yang terekam kamera di alam. (worldwildlife.org)

Dulu sebenarnya terdapat tiga subspesies harimau yang berasal dari Indonesia. Namun, saat ini hanya harimau sumatra saja yang masih tersisa. Ciri fisik paling menonjol darinya adalah garis loreng hitam yang lebih padat dan tipis disertai dengan warna jingga yang lebih pekat. Mereka juga merupakan subspesies harimau dengan ukuran terkecil di dunia.

Sayangnya, dilansir World Wildlife Fund, populasi harimau sumatra juga jadi salah satu yang terendah jika dibandingkan dengan saudaranya yang lain. Terhitung, jumlah mereka di alam liar saat ini kurang dari 400 individu saja. Penyebab terbesar berkurangnya populasi mereka adalah perburuan liar demi kulitnya dan alih fungsi hutan.

5. Badak sumatra

Anak badak Sumatra yang berbalut dengan lumpur. (worldwildlife.org)

Badak sumatra merupakan jenis badak terkecil di dunia saat ini. Mereka juga merupakan satu-satunya jenis badak ssia yang memiliki dua pasang cula di kepala. Ciri paling umum dari hewan yang satu ini adalah tubuhnya yang berwarna cokelat muda hingga kehitaman sesuai dengan usia. Selain itu, tubuh mereka juga ditutupi oleh bulu cukup tebal yang tidak dimiliki oleh saudaranya yang lain.

World Wildlife Fund melansir bahwa saat ini badak sumatra sedang berada di ujung tanduk dengan populasi yang hanya menyisakan kurang dari 80 individu di alam. Padahal dahulu mereka punya persebaran cukup luas, meliputi India, Myanmar, Vietnam, Tiongkok, dan Thailand. Alasan terbesar berkurangnya jumlah badak sumatra disebabkan oleh perburuan liar untuk culanya dan hilangnya habitat akibat aktivitas manusia.

6. Badak jawa

Badak Jawa yang terekam kamera di alam liar. (worldwildlife.org)

Indonesia juga masih memiliki satu lagi badak, yaitu badak jawa. Spesies ini memiliki banyak lipatan pada tubuhnya yang membuat mereka nampak seperti kendaraan lapis baja dengan warna abu-abu tua. Mereka juga masuk ke dalam jenis badak dengan cula tunggal yang dapat tumbuh hingga panjang 25 sentimeter.

Dilansir World Wildlife Fund, saat ini konsentrasi populasi badak jawa hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, dengan total populasi hanya berkisar 60 individu. Hal ini membuat mereka jadi salah satu jenis hewan yang paling berpotensi punah di dunia dalam waktu beberapa tahun ke depan. Padahal dahulu mereka dapat dijumpai di Asia Selatan hingga Asia Tenggara.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik dari Desa Sauwandarek, Habitat Burung Endemik Papua!

Verified Writer

Anjar Triananda Ramadhani

Animal Lovers and Smartphone Enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya