TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Mengapa Pernikahan Anak-anak Masih Tinggi di Dunia

Kira-kira faktor apa saja ya yang menyebabkan hal tersebut?

pexels.com/hiteshchoudhary

Pada dasarnya, manusia membutuhkan pasangan hidup untuk dapat memiliki keturunan. Pernikahan merupakan cara yang paling baik untuk dapat memiliki keturunan. Meskipun begitu, tidak semua jenis pernikahan itu baik, khususnya pernikahan dini atau di bawah umur.

Dilansir Global Citizen, pernikahan di bawah umur atau dini dapat menimbulkan berbagai permasalahan, mulai dari kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan, menghambat proses edukasi para perempuan, dan beberapa masalah lainnya. Berdasarkan data UNICEF, 12 juta anak perempuan menikah setiap tahunnya.

Di samping itu, masih dilansir data UNICEF, terdapat 115 juta anak laki-laki di bawah 18 tahun yang telah menikah. Pastinya angka ini cukup mengkhawatirkan mengingat pernikahan dini dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan. Berikut 5 alasan mengapa pernikahan anak-anak masih tinggi di dunia.

1. Kemiskinan

unsplash.com/zeynafuang

Kemiskinan merupakan salah satu penyebab utama mengapa pernikahan dini dapat terjadi, khususnya terhadap perempuan. Memang, ketika anak perempuan mereka menikah, maka akan mengurangi beban pengeluaran hidup. Belum lagi adanya mahar yang biasa menjadi faktor utama mengapa orang tua memperbolehkan anak perempuannya menikah muda.

Hal lain yang menjadi alasan ialah para anak perempuan tersebut sudah dianggap tidak akan mampu lagi memperoleh pendidikan selanjutnya karena mahalnya biaya pendidikan di negaranya. Hal ini menjadikan anggapan bahwa menikahkan anak perempuannya merupakan jalan yang baik bagi anak perempuannya dan keluarganya.

2. Konflik domestik

freepik.com/jcomp

Mungkin tak banyak masyarakat Indonesia mengetahui bahwa konflik domestik di Timur Tengah dan sebagian Afrika ternyata telah melibatkan pernikahan dini atau anak di bawah umur. Contohnya, beberapa kelompok teroris di beberapa negara di sana menjual anak-anak perempuan yang ditawannya untuk menikah dengan orang lain.

Para teroris ini mendapatkan perempuan-perempuan tersebut saat operasi perebutan sebuah kota atau wilayah. Ada juga perempuan-perempuan yang diculik yang dipaksa masuk dalam dunia prostitusi.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Perempuan Juga Perlu Menabung untuk Pernikahan

3. Perdagangan manusia

pexels.com/katjayne

Perdagangan manusia tak selalu berkaitan dengan penculikan. Pernikahan secara paksa juga dapat digolongkan menjadi perdagangan manusia, termasuk pada anak-anak. Ada juga laporan dari PBB yang menunjukkan keterkaitan antara perdagangan manusia pernikahan paksa.

Beberapa kasus menunjukkan bahwa anak perempuan dipaksa untuk menikah karena faktor ekonomi keluarga. Ada juga yang dijadikan prostitusi tanpa saat ditawari pekerjaan di luar kota atau negeri tanpa sepengetahuan yang bersangkutan. 

4. Kepastian hukum suatu negara

unsplash.com/billoxford

Tak semua negara melarang pernikahan dini. Dilansir World Economic Forum, anak-anak perempuan di Sudan yang berumur 10 tahun dapat menikah. Sedangkan anak laki-laki di Sudan harus berusia 15 tahun jika ingin menikah.

Di Tanzania, pemerintah setempat juga memperbolehkan anak-anak perempuan agama tertentu di usia yang baru berumur 12 tahun. Ada juga kasus di beberapa negara yang mempunyai hukum melarang pernikahan pada anak-anak, namun belum menjalankannya dengan baik.

Baca Juga: 7 Tren Pernikahan yang Diprediksi Meredup di 2021, Gak Ada Prasmanan!

Verified Writer

Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya