TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Semakin Lama Terasa Waktu Berjalan Makin Cepat? Ini Risetnya!

Tahu-tahu sudah berganti bulan aja, kemudian ganti tahun

nikonusa.com

Ketika kita masih anak-anak, rasanya liburan sekolah itu lamanya bukan main dan menanti hari ulang tahun itu rasanya lama sekali demi dapat kado yang paling diinginkan. Jadi kenapa ya kok saat kita semakin tua, waktu rasanya lewat begitu saja, minggu demi minggu, bulan demi bulan dan tiap waktu liburan terasa lewat begitu saja di kalender dalam kecepatan luar biasa.

Sebagaimana dilansir dari sciencealert.com, perjalanan waktu yang semakin cepat ini ternyata bukan akibat kekhawatiran, tanggung jawab dan kewajiban yang semakin bertambah seiring makin tuanya kita. Penelitian menunjukkan bahwa perpindahan waktu yang terasa makin cepat untuk orang berumur membuat hidupnya terasa sibuk dan terburu-buru.

Baca Juga: Stop Menunggu! Tidak Ada Waktu yang Tepat Untuk Sukses dan Kebahagiaan

1. Anak kecil merasakan waktu berjalan lebih lama karena banyak hal yang bisa mereka pelajari, otak memproses ilmu akan membuat waktu berjalan lebih lama

newstatesman.com

Ada beberapa hipotesa yang mencoba menjelaskan kenapa kita punya persepsi percepatan waktu seiring bertambahnya umur kita. Salah satu pemikiran yang muncul adalah akibat pemotongan secara berkala terhadap jam biologis internal kita. Perlambatan metabolisme tubuh kita seiring bertambahnya usia itu sejalan dengan melambatnya detak jantung kita dan nafas kita.

Pemacu jantung biologis pada anak-anak berdetak dengan lebih cepat, yang berarti bahwa mereka mengalami penanda biologis lebih banyak (detak jantung, denyut nafas) dalam kurun waktu tertentu, membuatnya serasa lebih banyak waktu untuk dihabiskan.

huffingtonpost.com

Hipotesis lain beranggapan bahwa waktu yang kita rasakan tergantung pada jumlah informasi baru yang telah kita serap. Dengan banyaknya stimulus baru, otak kita membutuhkan waktu lebih lama untuk memroses informasi sehingga periode waktunya terasa makin panjang untuk bisa melakukan sesuatu.

Ini dapat melengkapi penjelasan "persepsi gerak lambat" yang seringkali dilaporkan pada waktu sebelum terjadinya kecelakaan. Kondisi tidak biasa berarti ada sangat banyak informasi baru yang datang secara tiba-tiba.

2. Kita harus terus mempelajari hal baru agar waktu tidak serasa berjalan terlalu cepat

johnclang.com

Kenyataannya, ketika dihadapkan dengan situasi-situasi baru, otak kita merekam lebih banyak memori secara detail, sehingga penghimpunan informasi dari kejadian tersebut terasa lebih lambat dari kejadiannya itu sendiri.

Tapi bagaimana hal tersebut menjelaskan kelanjutan semakin singkatnya waktu terasa seiring bertambahnya usia? Hipotesis yang mungkin adalah semakin tua kita, semakin kita merasa terbiasa dengan sekeliling kita. Pada akhirnya kita tidak menyadari aspek-aspek detail dari lingkungan kita di rumah atau tempat beraktivitas, sehingga kurangnya proses penyerapan informasi baru membuat waktu terasa berjalan lebih cepat.

Sementara bagi anak-anak, dunia ini dipenuhi hal-hal yang tidak biasa, dan berisi pengalaman baru yang menunggu untuk mereka pelajari. Ini berarti bahwa anak-anak harus mendedikasikan kekuatan otaknya untuk memproses informasi dari dunia luar yang begitu luas. Hal tersebutlah yang mendukung hipotesis bahwa waktu akhirnya terasa berjalan lebih lambat untuk anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa yang terjebak pada rutinitas.

3. Semakin terbiasa kita menjalani rutinitas, waktu akan terasa seperti melayang begitu saja

maryvancenc.com

Jadi jika kita semakin terbiasa dengan pengalaman hidup sehari-hari, waktu akan terasa berjalan dengan lebih cepat, tingkat kebiasaannya akan bertambah seiring dengan usia. Mekanisme biokimia dibalik hipotesis ini memberi tahu kita bahwa pelepasan dopamin neurotransmitter seiring dengan rangsangan pembelajaran hal baru akan membantu kita belajar mengukur lamanya waktu.

Setelah melewati usia 20 tahun dan terus berlanjut ke usia yang semakin tua, level dopamin akan menurun yang membuat waktu serasa berjalan semakin cepat. Tapi tidak ada satu pun di antara hipotesis ini nampak tepat dengan perhitungan matematis atau fisika tentang percepatan waktu.

Pengurangan panjang periode yang terlihat seiring bertambahnya usia dapat digambarkan melalui "skala logaritmik". Skala logaritmik lebih mungkin digunakan daripada skala linear tradisional yang digunakan untuk mengukur tingkat gempa atau suara.

Baca Juga: Kenapa Semua Hal yang Menyenangkan Selalu Terasa Cepat?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya