TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sering Stres Tanda Kurang Narsis Lho, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Tetapi narsisnya jangan berlebihan, ya

abc.net.au

Dalam banyak kasus, orang yang narsis akan terlihat sangat menyebalkan. Mencintai diri sendiri dan menganggap remeh semua orang dan lingkungan di sekitar disebut sebagai perilaku yang mengarah ke negatif.

Ternyata, gak semua hal tentang narsis itu negatif. Dengan batas-batas tertentu, narsis juga dikatakan punya pengaruh positif. Menurut sebuah studi, orang yang narsis diklaim lebih tahan terhadap stres dan berisiko kecil untuk depresi.

1. Sifat narsis ternyata ada dua

independent.co.uk

Menurut Dr. Kostas Papageorgiou, Direktur Lab InteRRaCt di School of Psychology di Queen's Univeristy Belfast, ternyata ada dua dimensi narsisme. Yang pertama adalah rentan (vulnerable) dan muluk (grandiose).

Yang rentan cenderung lebih defensif serta memandang perilaku orang lain sebagai musuh. Sementara, yang muluk umumnya punya perasaan lebih superior, bahkan berlebihan, dan sangat menyukai puja-puji.

Baca Juga: Tidak Hanya Satu, Ini 9 Jenis Depresi yang Perlu Kamu Ketahui!

2. Narsis berhubungan dengan ketangguhan mental

womensmentalwellness.com

Dalam studi yang dirilis di jurnal Personality and Individual Differences dan European Psychiatry pada 29 Oktober 2019, ternyata narsisme gak selamanya buruk. Sifat ini justru bisa menjadi tameng dari gejala stres dan juga depresi.

"Hasil dari semua penelitian menunjukkan bahwa narsisme muluk berkorelasi dengan komponen ketangguhan mental yang sangat positif," jelas Dr. Papageorgiou. "Seperti kepercayaan diri dan orientasi tujuan, melindungi terhadap gejala depresi dan stres."

3. Narsis mencakup hal yang berbau harga diri

medicalnewstoday.com

James Maddux, seorang profesor emeritus psikologi klinis di Universitas George Mason di Fairfax, mengatakan bahwa ada berbagai strategi untuk menangani depresi. Ini termasuk mengubah cara pandang tentang diri kita sendiri.

"Studi ini tidak meminta kita untuk narsis sebagai cara mencegah depresi, tetapi ia mencakup beberapa karakteristik yang dapat menurunan risiko itu," katanya. "Karena, depresi sebagian besar merupakan gangguan harga diri."

4. Narsis lebih efektif kalau ada tantangan nyata

huffpost.com

Dr. Papageorgiou menambahkan, narsis ini mungkin lebih efektif saat ia menghadapi tantangan nyata. Misalnya, orang yang lebih sering berjalan, mungkin butuh berlari ketika berjalan tidak akan berhasil mencapai tujuannya.

"Studi ini, yang mempromosikan keragaman dan inklusivitas orang-orang seperti narsisme, tidak boleh dilihat sebagai baik atau buruk," sambungnya. "Namun, sebagai produk evolusi dan ekspresi sifat manusia yang bermanfaat atau berbahaya, tergantung konteks."

Baca Juga: 5 Fakta Penting Seputar Depresi yang Wajib Kamu Ketahui

Verified Writer

Binar

Penggemar Radiohead dan kopi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya