TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bagaimana Cara Stephen Hawking Bicara Menggunakan Komputernya?

Meskipun lumpuh total, beliau masih bisa berkarya hingga ajal menjelang. Bagaimana caranya?

variety.com

Selain terkenal akan berbagai terobosan yang ia ciptakan di bidang astrofisika, Stephen Hawking juga dikenal akan cara berkomunikasinya yang unik. Karena penyakit ALS yang ia derita, Hawking mengalami kelumpuhan yang membuatnya tidak bisa menggerakkan otot-otot tubuhnya, termasuk di bagian wajah. Hal ini membuat Hawking kehilangan kemampuan berbicara secara natural.

Untuk berkomunikasi sehari-hari, Hawking menggunakan sebuah komputer yang mampu menerjemahkan beberapa gerakan halus menjadi sebuah kalimat utuh. Alat ini  memungkinkannya untuk tetap berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Alat inilah yang menunjang Hawking dalam melakukan pekerjaannya sebagai seorang ilmuwan, pengajar, serta Director of Researc di Centre for Theoretical Cosmology, University of Cambridge.

Nah, bagaimana sih sebenarnya cara alat ini bekerja? Siapa saja pihak yang membantu Hawking supaya tetap berbicara? Dan mengapa suara yang dihasilkan justru memiliki aksen Amerika, meskipun Hawking sebenarnya berkebangsaan Inggris? Simak jawabannya di bawah ini ya!

1. Kelumpuhan Stephen Hawking

marriagering.club

Pada tahun 1963, Stephen William Hawking didiagnosis mengalami penyakit syaraf motorik atau yang juga sering disebut sebagai amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Menurut National Institute of Neurological Disorder and Storke (NINDS), penyakit ALS ini menyerang sistem syaraf motorik yang membuat penderitanya mengalami kelimpuhan secara bertahap, mulai dari kesulitan berjalan, menulis, berbicara, hingga bernafas. Pada saat itu, dokter yang memeriksanya memvonis Hawking tidak akan bisa bertahan hidup lebih dari 2 tahun--sebuah perkiraan yang terbukti salah besar.

Pada akhir tahun 1970-an, kemampuan motorik Hawking menurun drastis. Dalam biografinya Stephen Hawking: A Biography, dirilis tahun 2005, Hawking bercerita bahwa kata-katanya hanya bisa dimengerti oleh keluarga dan teman-teman terdekatnya, sehingga ia membutuhkan pendamping untuk mengintepretasikan apa yang ia bicarakan saat mengajar. Kondisi ini semakin memburuk saat ia terkena pneumonia di tahun 1985 saat mengunjungi laboratorium CERN di perbatasan Prancis dan Swiss. Hawking pun kehilangan kemampuan berbicara secara total dan hanya bisa berkomunikasi melalui isyarat alis untuk memilih huruf dari kartu ejaan yang ditunjukan oleh pendampingnya.

2. Mendapat bantuan dari Word Plus dan Intel

blog.swiftkey.com

Masih dari buku biografi yang sama, Hawking diceritakan mendapat bantuan dari Walter Woltoz, CEO dari perusahaan Words Plus 1 tahun setelah ia kehilangan seluruh kemampuan berbicaranya. Woltosz mengembangkan sebuah software komputer yang memungkinkan Hawking untuk memilih kata, frasa atau huruf dengan menggunakan tombol sederhana. Program ini awalnya dikembangkan untuk membantu mertua Woltosz yang juga menderita ALS. Seorang insinyur komputer yang juga suami dari Elaine Mason (perawat dan istri kedua Hawking) membantu mendesain sebuah komputer kecil yang bisa dipasang di kursi roda Hawking.

Pada tahun 1997, produsen chip komputer ternama Intel Corporation menjadi sponsor utama yang mengembangkan teknologi komunikasi Hawking. Perusahaan memberikan serangkaian hardware kelas tinggi secara cuma-cuma kepada Hawking, dipadukan dengan program open source bernama ACAT yang dikembangkan khusus untuk membantunya dalam berbicara. Intel juga memberikan pelayanan update setiap 2 tahun sekali untuk menyesuaikan kemampuan motoriknya yang semakin menurun dari waktu ke waktu.

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Stephen Hawking yang Jarang Diketahui

3. Kelumpuhan tangan dan ancaman Lock-in Syndrome

latimes.com

Pada tahun 2005, Hawking mulai kehilangan kemampuan motorik di bagian lengan sehingga menyulitkan penggunaan alat komunikasinya pada waktu itu. Hal ini membuat Hawking terancam mengalami locked-in syndrome--sebuah kondisi dimana sang penderita tidak bisa berkomunikasi dengan keadaan di sekitarnya, meskipun masih memiliki kesadaran yang aktif.

Untuk mengatasi hal ini, Intel Corporation berusaha mengembangkan sistem input baru yang dapat mentranslasikan kata dan kalimat melalui pola otak dan ekspresi wajah Hawking. Sayangnya usaha ini tidak berjalan mulus: berbagai prototype yang dikembangkan tidak dapat mentranslasikan pola komunikasi Hawking dengan baik. Pada akhirnya, mereka pun memutuskan untuk tetap menggunakan pola input original yang sedikit dimodifikasi untuk membaca gerakan otot pipi Hawking.

4. Adaptive Word Predictor dari Swiftkey

blog.swiftkey.com

Untung mempermudah Hawking dalam menyusun kalimat, Intel pun bekerja sama dengan perusahaan startup asal London, Swiftkey. Dilansir dari situs blog.swiftkey.com, perusahaan ini menginput ratusan jurnal dan berbagai tulisan karya Hawking untuk membuat sistem prediksi kata yang disesuaikan dengan gaya bicaranya. Sistem ini sejatinya tidak jauh berbeda dari prediksi kata otomatis di keyboard smartphone yang kita gunakan saat ini: kita hanya perlu menulis beberapa huruf saja, dan software akan memberikan serangkaian pilihan kata yang sering kita gunakan sehari-hari.

Dalam sebuah cerita yang ditulis di blog pribadi Hawking (hawking.org.uk), pola input ini merupakan sistem komunikasi terbaik yang pernah ia coba. Dengan alat ini ia pun masih bisa terus berkarya dan menelurkan berbagai tulian, jurnal ilmiah, beberapa buku, seta ribuan kuliah meskipun hanya bisa menggerakan sedikit otot di bagian wajahnya saja.

Baca Juga: 5 Kejadian Masa Depan yang Ditakutkan Stephen Hawking Akan Terjadi

Verified Writer

Panji Gusti Akbar

Science nerd, crazy birdwatcher and third-wave coffee aficionado

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya