TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tangguh dan Loyal, 5 Fakta tentang Samurai di Zaman Kesyogunan Jepang

#IDNTimesScience Samurai memegang kuat kode etik bushido

Samurai Jepang di zaman kesyogunan. (goodfon.com)

Secara sederhana, samurai atau bushi bisa diartikan sebagai orang yang memilih jalan hidup menjadi kesatria untuk mengabdi di dunia militer pada era kesyogunan Jepang. Biasanya, para samurai dituntut untuk setia atau loyal terhadap tugas yang ia jalankan, termasuk mengabdi dan melayani bangsawan, jenderal perang, syogun, hingga kaisar.

Itu sebabnya, dalam kehidupan bermasyarakat di Jepang zaman dulu, kedudukan samurai dipandang tinggi dan terhormat. Selain dituntut untuk sanggup menguasai seni berpedang, seorang samurai juga wajib mematuhi kode etik yang bernama Bushido. Mau tahu tentang samurai lebih lanjut? Yuk, disimak fakta-fakta berikut ini.

1. Awal kebangkitan samurai

Awal kebangkitan samurai di Jepang. (goodfon.com)

Dicatat dalam laman History, era awal kebangkitan samurai ada sejak 794 Masehi dan kala itu samurai dianggap sebagai orang dengan keterampilan berpedang untuk menjaga para tuan tanah. Samurai sendiri dalam bahasa Jepang bisa diartikan melayani atau mengabdi. Namun, seiring berjalannya waktu, seorang samurai bisa bertransformasi menjadi prajurit tangguh.

Pada masa ini, banyak para samurai yang awalnya menjadi pengawal istana kekaisaran, beralih profesi menjadi pengabdi tuan tanah. Mereka terpaksa mencari peruntungan sendiri karena hak dan kewajiban mereka dicabut oleh klan Fujiwara, sebuah klan kuat di zaman Jepang kuno yang sering menerbitkan samurai-samurai tangguh. Kedudukan seorang samurai di zaman ini belum dianggap terhormat layaknya samurai di era kesyogunan.

Baca Juga: 10 Kejadian Besar yang Sebabkan Hilangnya Samurai Jepang

2. Ada enam senjata yang digunakan oleh samurai

Katana sebagai senjata kebanggaan samurai. (matcha-tea.com)

Seorang samurai wajib dibekali dan menguasai beberapa senjata ke mana pun ia bertugas. Salah satu senjata paling terkenal yang sering mereka gunakan adalah katana. Senjata katana adalah pedang panjang buatan Jepang yang memiliki satu sisi tajam di bagian luar lengkungan pedang. Seorang samurai wajib menguasai cara-cara menggunakan katana untuk bertarung.

Selain katana, ada beberapa senjata lain yang juga wajib dikuasai oleh samurai. Menurut History Hit, beberapa senjata samurai selain katana adalah wakizashi (pedang pendek), tanto (sebilah pisau), naginata (tombak ringan), yumi (panah), dan kabutowari (pisau kecil yang disimpan secara rahasia). Nah, semakin banyak senjata yang dikuasai secara sempurna, maka semakin tangguh pula samurai tersebut.

3. Keberadaan samurai di era kesyogunan

Samurai di era pemerintahan syogun. (historyofjapan.co.uk)

Syogun atau shogun adalah kepala militer tertinggi yang ditunjuk langsung oleh Kaisar Jepang dan membawahi semua elemen militer Jepang. Dilansir dalam National Geographic, syogun pertama Jepang adalah Minamoto Yorimoto yang menjabat sebagai Syogun Jepang pada 1192. Nah, kepemimpinan syogun membentuk kelompok militer tangguh bernama Bakufu (kelompok samurai terpilih).

Meskipun secara hukum posisi syogun berada di bawah kaisar, dalam praktiknya kekuasaan kaisar sering kali terlihat sejajar dan bahkan kalah oleh syogun. Hal tersebut dibuktikan pada era Syogun Tokugawa, di mana Tokugawa Ieyasu menjadi syogun pada 1603. Pemerintahan syogun dilanjutkan oleh klan Tokugawa selama lebih dari 200 tahun, sebelum akhirnya digulingkan oleh kaisar sendiri melalui gerakan Rastorasi Meiji.

Nah, di saat kepemimpinan Syogun Tokugawa inilah samurai Jepang mencapai puncak kejayaan. Bahkan, beberapa nama besar samurai tercatat dan sudah menjadi simbol bagi peradaban Jepang itu sendiri. Beberapa kisah kehebatan mereka juga masih diceritakan hingga saat ini, termasuk di dalam manga, anime, dan layar lebar.

4. Memegang prinsip bushido

Samurai dalam film 47 Ronin. (dok. Universal Pictures)

Seperti ditulis dalam laman ThoughtCo, prinsip atau kode etik bushido adalah beberapa daftar dan nilai yang wajib dipatuhi oleh seluruh samurai. Dalam praktiknya, tak jarang jika ada samurai yang melanggar kode etik ini, maka ia akan dihukum dengan sangat keras. Bahkan, dalam kasus tertentu, banyak samurai yang melakukan seppuku atau ritual bunuh diri untuk menebus kesalahan secara terhormat.

Bushido sendiri adalah nilai dan landasan etika dalam kehidupan tiap-tiap samurai. Dalam sejarahnya, bushido dipisahkan dengan agama atau keyakinan masyarakat Jepang saat itu. Ada beberapa kode etik yang tertuang dalam bushido, yakni:

  • Menjaga kejujuran atau integritas;
  • berani dalam menghadapi masalah dan kesulitan;
  • memiliki jiwa pemurah dan kasih sayang;
  • memiliki penghormatan pada pihak lain, terutama pada sesama prajurit;
  • tulus dalam menjalankan tugas yang dibebankan;
  • menjaga harga diri serta tidak merendahkan diri sendiri;
  • memiliki kesetiaan atau loyalitas pada prinsip dan pada pimpinan atau guru; dan
  • menghormati orang tua, guru, para pimpinan, dan orang yang pantas dihormati.

Prinsip-prinsip dalam bushido Jepang sebetulnya bukan hanya dijalankan oleh samurai saja. Banyak kalangan masyarakat biasa di zaman itu yang juga mempraktikkan etika bushido. Di zaman modern, Jepang menjadi negara maju dan beberapa pakar menyatakan bahwa sejarah akan bushido memberikan pengaruh kuat terhadap kemajuan bangsa Jepang.

Baca Juga: Masih Tajam, 7 Pedang Samurai Paling Tua di Jepang

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya