Masih Tajam, 7 Pedang Samurai Paling Tua di Jepang

Nomor 1 masih belum ditemukan sampai sekarang!

Sebagai negeri para samurai dan ninja, Jepang tidak perlu diragukan lagi soal menempa pedang. Bahkan, saking eratnya, Jepang juga terkenal karena para samurai dan pedang-pedangnya di zaman dulu. Selain sebagai senjata, pedang Jepang (nihonto) juga melambangkan kekuasaan pada zaman dulu.

Namun, tahukah kamu, dulunya nihonto memiliki dua bilah seperti pedang Jian dari Tiongkok? Namun, semua berubah pada era Heian abad ke-8 saat seorang pandai besi Jepang, Amakuni Yasutsuna dan putranya, Amakura, membuat pedang lengkung (tachi) bilah ganda yang tak akan patah, dikenal dengan nama "Kogarasu Maru".

Karena terus digunakan dan diwariskan turun-temurun, beberapa nihonto yang diresmikan sebagai warisan nasional Jepang (kokuho) dan disimpan di museum-museum Jepang ternyata berasal dari ratusan hingga ribuan tahun yang lampau. Inilah tujuh pedang samurai yang berusia paling tua dalam sejarah Jepang!

"Fans Touken Ranbu pasti tahu pedang-pedang ini..."

1. Honjo Masamune (akhir abad ke-13)

Masih Tajam, 7 Pedang Samurai Paling Tua di Jepangorientalsouls.com

Dikenal sebagai penempa pedang terbaik Jepang di masanya, Masamune pernah menempa magnum opus-nya, yaitu Honjo Masamune. Sebagai harta karun terbesar Jepang, Honjo Masamune adalah simbol kekuasaan Keshogunan Tokugawa di zaman Edo yang terus diturunkan ke para shogun.

Nama "Honjo" berasal dari penggunanya yang paling terkenal, Jenderal Honjō Shigenaga yang memperoleh pedang Masamune dari medan pertempuran pada 1561. Honjo Masamune kemudian berpindah tangan ke Hideyoshi Toyotomi hingga akhirnya dimiliki oleh Ieyasu Tokugawa dan keluarga. Pada 1939, Honjo Masamune diangkat menjadi kokuho.

Pemilik terakhirnya adalah Iemasa Tokugawa, kepala klan Tokugawa ke-17 saat Perang Dunia II (PD2). Namun, karena Amerika Serikat (AS) melarang penggunaan katana di Jepang, Iemasa akhirnya menyerahkan seluruh 14 nihonto pusaka Tokugawa, termasuk Honjo Masamune ke kepolisian Mejiro pada Desember 1945.

Namun, Honjo Masamune adalah "harta karun". Dengan kata lain, hingga saat ini, keberadaan Honjo Masamune masih antah berantah dan masih dalam tahap pencarian para peneliti sejarah Jepang.

2. Onimaru-Kunitsuna (sekitar abad ke-13)

Masih Tajam, 7 Pedang Samurai Paling Tua di Jepangchano-yu.com

Sesuai namanya yang berarti "Pedang Iblis", Onimaru adalah salah satu tachi dari "Lima Pedang Langit Jepang" (Tenka-Goken). Onimaru ditempa sepanjang 85,2 cm dengan lengkungan 3 cm oleh Awataguchi Sakon-no-Shōgen Kunitsuna sekitar abad ke-13.

Kisah Onimaru tertulis dalam syair Taiheiki, saat tachi tersebut membunuh iblis yang menghantui bupati Kamakura, Hojo Tokimasa. Onimaru adalah salah satu dari tiga lambang klan Ashikaga. Saat ini, tachi Onimaru adalah milik dari Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang.

3. Juzumaru-Tsunetsugu (awal abad ke-13)

Masih Tajam, 7 Pedang Samurai Paling Tua di Jepangchano-yu.com

Juga termasuk dalam Tenka-Goken, Juzumaru adalah tachi sepanjang 81 cm dengan lengkungan 3 cm yang ditempa oleh Aoe Tsunetsugu pada era Kamakura, awal abad ke-13. Saat ini, Juzumaru berada di Kuil Honkōji, Amagasaki.

Juzumaru awalnya adalah sebuah tachi pemberian untuk rahib Buddhis Jepang, Nichiren, sebagai senjata bela diri. Karena tidak ingin menggunakannya untuk membunuh melainkan sebagai lambang "kebaikan yang mengatasi kejahatan", Nichiren mengalungkan tasbih Buddha (juzu) pada gagangnya, sehingga namanya menjadi Juzumaru.

Baca Juga: 10 Senjata Kimia Populer Paling Mematikan Zaman Dulu, Efeknya Ngeri!

4. Ōdenta-Mitsuyo (sekitar abad ke-11)

Masih Tajam, 7 Pedang Samurai Paling Tua di Jepangchano-yu.com

Termasuk dalam Tenka-Goken, Ōdenta adalah tachi sepanjang 66 cm dan lengkungan 2,7 cm yang ditempa oleh Miike Denta Mitsuyo sekitar abad ke-11. Saat ini, Ōdenta adalah kokuho yang dipampang di Maeda Ikutokukai, perusahaan yang melestarikan warisan klan Maeda, penguasa Kaga.

Bersama dengan Onimaru dan Futatsu-mei, Ōdenta menjadi salah satu dari tiga lambang klan Ashikaga. Diturunkan kepada shogun turun temurun hingga kejatuhan klan Ashikaga oleh Oda Nobunaga, Ōdenta akhirnya berpindah tangan ke tangan Hideyoshi Toyotomi, sebelum akhirnya diberikan kepada klan Maeda lewat kawannya sekaligus salah satu jenderal Oda, Maeda Toshiie.

Beredar kisah mistis bahwa pedang Ōdenta mampu mengusir roh jahat. Saat putri Maeda, Go, sakit dan diganggu roh jahat, pedang Ōdenta-lah yang mengusir roh jahat dan penyakitnya. Namun, saat dikembalikan ke Hideyoshi, Go kembali diganggu dan sakit-sakitan. Setia kawan, Hideyoshi menghibahkan Ōdenta kepada Maeda hingga sekarang.

5. Mikazuki-Munechika (sekitar akhir abad ke-10)

Masih Tajam, 7 Pedang Samurai Paling Tua di Jepangmymodernmet.com

Masih dalam koleksi Tenka-Goken, Mikazuki adalah tachi sepanjang 80 cm dengan lengkungan 2,7 cm yang ditempa oleh Sanjô Munechika sekitar pada era Heian, akhir abad ke-10. Mikazuki memiliki arti "bulan sabit", sesuai dengan motif pada bilahnya. Ditahbiskan menjadi kokuho, saat ini Mikazuki dipampang di Museum Nasional Tokyo.

Sanjô sendiri adalah salah satu penempa pedang paling terkenal di Jepang di masa Heian. Sama seperti pedang-pedang di daftar ini, Mikazuki sempat berpindah tangan di klan-klan penting Jepang. Mikazuki sempat berada dalam kepemilikan Hideyoshi Toyotomi. Sama seperti Honjo Masamune, warisan Mikazuki berakhir di tangan klan Tokugawa.

6. Dōjigiri-Yasutsuna (sekitar abad ke-10)

Masih Tajam, 7 Pedang Samurai Paling Tua di Jepangsoranews24.com

Pedang terakhir di koleksi Tenka-Goken adalah Dōjigiri. Tachi satu ini ditempa oleh Hōki-no-Kuni Yasutsuna pada era Heian sepanjang 80 cm dan melengkung 2,7 cm dan dijuluki "yokozuna (peringkat teratas) dari seluruh nihonto" karena kualitas dan nilai artistik dan historisnya. Dōjigiri menemani Mikazuki di Museum Nasional Tokyo sebagai kokuho.

Konon katanya, pedang ini mendapatkan namanya karena digunakan untuk membunuh iblis! Bupati klan Fujiwara, Minamoto no Yorimitsu, menggunakan pedang ini untuk menebas iblis bernama Shuten-dōji, sehingga namanya menjadi Dōjigiri. Pedang ini juga digunakan oleh Hideyoshi Toyotomi dan Ieyasu Tokugawa.

7. Kogarasu Maru (sekitar abad ke-8)

Masih Tajam, 7 Pedang Samurai Paling Tua di Jepangwikimedia.org

Sesuai yang diceritakan sebelumnya, pedang tertua di daftar ini tidak lain adalah Kogarasu Maru, tachi pertama Jepang yang ditempa oleh Amakuni bersama putranya, Amakura, pada era Heian atau abad ke-8.

Setelah melihat tentara Jepang yang kembali dengan pedang patah dan membangkitkan amarah kaisar Jepang, Amakuni dan Amakura meminta bantuan dewa untuk membuat sebuah pedang yang "tidak akan patah". Dengan mengambil pasir besi terbaik, Amakuni dan Amakura menghabiskan waktu hingga sebulan untuk menempa satu pedang.

Alhasil, lahirlah tachi pertama yang sekaligus nenek moyang pedang samurai Jepang, Kogarasu Maru yang berarti "Gagak Kecil". Saat para serdadu berperang dan kembali, sang kaisar senang karena pedang tersebut tidak ada yang patah! Saking awetnya, Kogarasu Maru masih dipertontonkan di Museum Koleksi Imperial Jepang hingga sekarang.

Masih Tajam, 7 Pedang Samurai Paling Tua di Jepangpixabay.com/padrinan

Semenjak era Restorasi Meiji menjelang akhir abad ke-19, Jepang sudah tidak lagi menggunakan nihonto sebagai senjata. Namun, bukan berarti dimusnahkan atau dibuang, pedang-pedang dan senjata peninggalan tersebut diberi gelar kokuho dan diabadikan di berbagai kuil, museum, hingga perusahaan yang melestarikan peninggalan sejarah.

Itulah 7 pedang samurai tertua dari Jepang yang masih ada hingga saat ini, dari Honjo Masamune yang tidak bisa ditemukan hingga Kogarasu Maru yang adalah nenek moyang dari pedang samurai Jepang hingga masa kini.

Hingga saat ini, para ahli pedang Jepang masih membuat nihonto, namun bukan hanya sebagai senjata, melainkan sebagai seni yang bernilai tinggi. Dari 7 pedang samurai di daftar ini, manakah yang kamu tahu atau pernah lihat?

Baca Juga: 5 Pedang yang Mengukir Sejarah Peradaban, Ada Nama yang Familier

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya