TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Pluto Tidak Termasuk Planet Lagi? Ini 5 Alasannya!

Salah satunya, jarak Pluto dengan Matahari sangat jauh!

sherwoodparkweather.com

Mungkin kamu tahu bahwa Pluto dulunya sempat dianggap sebagai salah satu planet di tata surya kita. Namun, saat ini Pluto tidak lagi dianggap planet karena beberapa alasan. Faktanya, status Pluto yang awalnya dianggap planet dapat diturunkan menjadi objek luar angkasa lainnya.

The International Astronomical Union telah menurunkan status Pluto menjadi nonplanet pada 2006 lalu, seperti dicatat dalam laman Library of Congress. Sejak saat itu, oleh ilmuwan, Pluto dinamakan dwarf planet atau planet kerdil (planet katai).

Nah, mengapa Pluto diputuskan untuk tidak lagi dianggap sebagai planet? Inilah beberapa alasan sains kenapa Pluto tidak termasuk planet lagi? Simak artikel dibawah ini!

Baca Juga: Ada Laba-laba di Planet Mars, Berikut Penjelasan Pengamat

1. Pluto tidak dapat membersihkan lingkungan di sekitar orbitnya

sciencenews.org

Salah satu alasan mengapa Pluto tidak lagi dianggap planet karena Pluto tidak memiliki sifat "pembersih" yang dihasilkan dari orbitnya. Selain harus berbentuk bulat dan mengorbit pada bintang terbesar, planet harus dapat membersihkan lingkungan di sekitar orbit yang ia lalui.

Apa maksudnya "membersihkan lingkungan" pada orbit planet? Begini, kamu bisa membayangkan sebuah planet yang terus bergerak mengelilingi Matahari. Nah, dalam setiap orbit planet-planet tersebut, seharusnya kekuatan gravitasi planet itu akan membersihkan segala macam benda atau objek yang ada dalam lintasan orbit planet tersebut.

Syarat mutlak tersebut dinamakan "dominasi orbital", yakni sebuah kriteria khusus yang harus ada pada setiap planet di tata surya kita. Dengan dominasi orbital tadi, sebuah planet dapat menjadi objek angkasa dengan gravitasi dominan dalam jalur orbitnya sendiri. Tidak boleh ada objek lainnya di sekitar planet, kecuali satelit alam atau bulan.

Nah, bagaimana dengan Pluto? Ternyata, Pluto tidak memiliki dominasi orbital. Bahkan, model orbit Pluto dianggap aneh dan tidak wajar, seperti ditulis dalam laman sains Discovery. Pluto mengorbit pada sudut 17 derajat, berbeda dengan Bumi yang mengorbit pada sudut 1,5 derajat.

Orbit Pluto juga cenderung melebar hingga membentuk bentuk elips yang sangat ekstrem. Model orbit tersebut dinilai cukup unik dan elastis sehingga objek angkasa yang dapat melakukannya tidak lagi dianggap sebagai planet. Para ilmuwan menyatakan jika jalur orbital terlalu renggang, sebuah objek di tata surya dapat keluar dari tata surya.

Kondisi Pluto yang "nakal" dan liar ini membuat orbitnya menjadi tidak stabil. Ketidakstabilan orbital tentu saja tidak akan mampu membersihkan lingkungan di sekitar orbit planet yang bersangkutan. So, atas dasar alasan logis inilah, ilmuwan menurunkan status Pluto menjadi planet katai.

Baca Juga: Urutan Planet Terbesar hingga Planet Terkecil, Sudah Tahu?

2. Jarak Pluto terhadap Matahari terlalu jauh

popsci.com

Sejak 1930 hingga 2006, Pluto masih dianggap planet meskipun lokasinya sangat jauh dari Matahari. Namun, penelitian yang dilakukan pada 2005 dan 2006 lalu membuktikan bahwa jarak antara sebuah objek angkasa terhadap bintang terbesarnya rupanya akan memengaruhi kondisi dari objek itu sendiri.

NASA dalam lamannya menjelaskan bahwa jarak antara Pluto dan Matahari adalah sebesar 39,5 unit astronomi (AU) dan itu sekitar 40 kali lebih jauh dibandingkan jarak Bumi dan Matahari. Jika dikonversi dalam kilometer akan menghasilkan angka sebesar 6 miliar kilometer.

Jarak jauh tersebut sangat berpengaruh pada model dan gerak orbital Pluto. Bahkan, saking jauhnya, Pluto memiliki jenis orbital elips yang sangat renggang. Para ahli, meskipun tidak semuanya, telah sepakat bahwa Neptunus adalah planet terjauh di tata surya kita. Dulunya, rekor ini dipegang oleh Pluto sebagai planet kesembilan.

Sejak 2006, dengan dinyatakan bahwa Pluto bukanlah planet, ada perubahan pemahaman yang cukup ekstrem mengenai tata surya kita. Namun, itulah dunia sains sesungguhnya. Teori sains bisa saja berubah jika ada teori lainnya yang lebih valid di masa selanjutnya.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Planet Jupiter, Planet Terbesar di Tata Surya

3. Ukuran Pluto terlalu kecil untuk dianggap sebagai sebuah planet

philipmetzger.com

Terlepas dari keadaan orbitnya yang aneh, Pluto memang sudah selayaknya tidak disebut sebagai planet. Pasalnya, ukuran Pluto sangat kecil dan timpang jika dibandingkan dengan planet-planet lainnya. Oke, memang ukuran Pluto tidak kecil-kecil amat, namun jika kamu belajar mengenai astronomi, kamu akan tahu bahwa ukuran Pluto memang tidak sebanding dengan planet normal lainnya.

Bahkan, Pluto memiliki ukuran yang lebih kecil ketimbang Bulan. Ya, dicatat dalam Universe Today, diameter Pluto hanya mencapai 2.390 km dan itu adalah ukuran dari 70 persen Bulan atau 18 persen ukuran Bumi. Persoalan ukuran sebuah objek angkasa memang sempat menjadi perdebatan ilmiah di antara kalangan akademisi.

Namun, jika memang ukuran dan massa sebuah objek angkasa terlalu kecil, seharusnya ia tidak dapat membentuk orbit yang sempurna dan mustahil kekuatan gravitasinya dapat menyapu bersih objek-objek di sekitarnya. Ingat bahwa gravitasi planet haruslah mendominasi lintasan orbitnya. Rupanya, kecilnya massa dan ukuran Pluto membuat Pluto menjadi objek dengan orbit yang "cacat".

4. Pembentukan awal Pluto yang berbeda dengan pembentukan planet pada umumnya

museumsvictoria.com.au

Pluto memang berbentuk bulat dan bergerak mengelilingi Matahari. Namun, kedua hal itu belum cukup untuk mengukuhkan Pluto menjadi sebuah planet dalam tata surya kita. Kemungkinan besar, pada zaman dulu, pembentukan Pluto tidaklah sama dengan pembentukan awal-awal planet di tata surya kita, seperti diulas dalam laman Space.

Sekitar 4,6 miliar tahun lalu, tata surya hanyalah kumpulan gas dan awan debu yang dikenal sebagai nebula. Gaya gravitasi yang cukup masif meruntuhkan dan melekatkan objek-objek angkasa menjadi sebuah bintang besar di tengah nebula bernama Matahari. Nah, dengan adanya Matahari, partikel lainnya juga mulai berkumpul dan berputar membentuk bulatan objek angkasa lainnya.

Pluto terbentuk dari batuan padat dan kemungkinan menjadi yang pertama terbentuk dalam pembentukan di awal-awal tata surya kita. Batuan besar (cikal bakal Pluto) tadi memiliki gravitasi yang cukup untuk mengikat material seperti es dan gas untuk berkumpul dan membentuk bulatan mirip planet.

Namun, pada proses selanjutnya, Pluto telah gagal menghasilkan massa yang cukup untuk membentuk sebuah gaya gravitasi besar layaknya planet-planet utuh lainnya. Studi mengenai pembentukan awal planet kerdil ini memang baru di teliti di zaman modern. Dengan pembentukan "setengah matang" ini, Pluto menjadi objek paling unik di tata surya kita.

Keunikan Pluto tersebut juga diamini oleh Scott Kenyon, seorang ahli astronomi dan fisikawan dari Harvard Smithsonian Center. Faktanya, dengan ukuran kerdilnya, objek seperti Pluto masih tetap berada dalam orbitnya meskipun belum dikatakan sempurna layaknya orbit planet lainnya.

Baca Juga: 7 Fakta Unik Makemake, Planet Katai Dingin yang Masa Orbitnya 3 Abad

Verified Writer

Dahli Anggara

Hobi menulis tema sains, kesehatan, teknologi, dan game

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya