TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menggagas Sebuah Pemikiran, 5 Diktator Dunia Ini Pernah Menulis Buku

Seperti apa pemikiran-pemikiran mereka?

britannica.com

Beberapa diktator dunia di masa lalu memiliki nama besar yang cukup disegani oleh banyak kalangan. Bahkan, kepemimpinan mereka mengundang banyak perpecahan pendapat di kalangan publik dunia, ada yang pro dan tentu saja ada yang kontra.

Namun, terlepas dari berbagai macam pendapat, keberadaan mereka pernah tercatat sebagai bagian dari sejarah besar dunia. Nah, beberapa di antara mereka ternyata ada yang menulis buku. Siapa saja diktator dunia yang pernah menulis buku dan apa saja isi dari buku-buku tersebut? Yuk, disimak!

1. Saddam Hussein

middleeastmonitor.com

Pada periode Juli 1979 hingga April 2003, Irak memiliki seorang pemimpin yang kala itu cukup disegani, yakni Saddam Hussein. Pada masa pemerintahannya, Saddam Hussein memerintah Irak dengan cara-cara otoriter bahkan melibatkan dirinya secara total dalam perang Irak-Iran pada 1980 hingga 1988.

Di satu sisi, ia dianggap sebagai pemimpin otoriter yang tak segan menindas gerakan-gerakan yang ia anggap mengancam kepemimpinannya. Biasanya gerakan-gerakan tersebut berhubungan dengan kelompok yang memperjuangkan kemerdekaan. Namun, di sisi lain, Saddam juga dianggap pahlawan karena ia merupakan pemimpin yang berani menantang Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

Saddam Hussein menulis bukunya yang berjudul Zabiba and the King yang diterbitkan pada 2000, seperti dicatat dalam laman Newsweek. Dalam bukunya, dikisahkan seorang raja Irak yang kemungkinan mewakili Saddam Hussein sendiri dengan penduduk desa bernama Zabiba yang dijadikan gambaran sebagai rakyat Irak.

Tentu saja, buku tentang percintaan alegoris tersebut sangat erat kaitannya dengan invasi Amerika Serikat dan hubungannya dengan rakyat Irak secara khusus. Saddam Hussein sendiri ditangkap oleh pasukan khusus Amerika pada 13 Desember 2003 di sebuah kota kecil dekat Tikrit, Irak.

Saddam Hussein akhirnya dieksekusi 3 tahun setelah ia ditangkap. Ia didakwa sebagai pelaku kejahatan perang dan kemanusiaan. Menjelang kematiannya, Saddam sempat menulis sebuah puisi berjudul "Lepaskan". Karya tulis tersebut merupakan karya tulis terakhirnya.

Baca Juga: 5 Fakta Sejarah Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II

2. Benito Mussolini

thetimes.co.uk

Benito Mussolini merupakan salah satu politisi besar yang berasal dari Italia dan ia juga pemimpin Partai Fasis Nasional. Pada periode 1922 hingga 1943, ia juga dianggap sebagai diktator italia dan terkenal dengan pemahaman fasisnya. Fasisme sendiri merupakan paham yang didasarkan pada gerakan radikal dari ideologi nasionalis otoriter.

Dilansir laman Biography, Mussolini juga awalnya adalah seorang jurnalis yang kerap mengirimkan tulisan ke berbagai media. Tulisan-tulisannya banyak diterbitkan oleh surat kabar beraliran sosialis yang berada di Swiss. Hampir semua artikel yang ia buat mencapai popularitas tinggi.

Namun, ada beberapa karya Mussolini yang dianggap menentang agama dan ketuhanan. Beberapa karya tulisnya bahkan secara terang-terangan menentang kekristenan di Italia dan Eropa pada umumnya. Mussolini pernah menerbitkan pamflet berjudul "Man and Divinity: God Does Not Exist" yang tentu saja tulisan tersebut mengundang banyak antipati bagi warga Italia secara umum.

Pada 1932, Mussolini menulis tentang berbagai macam tulisan, bahkan ada kumpulan essay yang dijadikan buku mengenai pandangan fasisme dan politik yang juga menimbulkan pro dan kontra. Mussolini sendiri akhirnya ditangkap pada 1943 dan dieksekusi 2 tahun setelahnya di Como, Italia Utara.

3. Josef Stalin

thetimes.co.uk

Josef Stalin merupakan seorang tokoh revolusioner sekaligus pemimpin yang membawa pengaruh kuat dalam dunia politik Uni Soviet. Pemimpin keturunan Georgia ini memimpin Uni Soviet pada 1920 hingga 1953. Stalin juga dikenal sebagai Bapak Komunis dunia di mana ia merupakan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet.

Josef Stalin pernah menulis beberapa tulisan, buku, dan esai. Salah satu buku yang paling terkenal di kalangan sosialis adalah karya tulisnya berjudul Marxism and the National Question yang diterbitkan pada 1913. Buku tersebut berisi tentang gagasan, pandangan, dan pendapat yang terinspirasi dari teori Marxis.

Buku karya Stalin tersebut sempat beberapa kali dicetak ulang dan dianggap sebagai pembawa pengaruh paham Marxisme yang dijabarkan melalui pengalaman Stalin dalam dunia politik dan bernegara.

Meskipun tidak diterbitkan dalam bahasa Inggris secara global, pada 1935 buku tersebut diterbitkan secara luas di Uni Soviet dan telah dijadikan salah satu dasar pemikiran Stalin mengenai paham-paham yang berhaluan pada Marxisme.

4. Julius Caesar

britannica.com

Julius Caesar atau Yulius Kaisar adalah seorang pemimpin besar bangsa Romawi yang wilayah kekuasaannya mencapai semenanjung tanah Eropa dan Afrika. Ya, Romawi zaman kuno merupakan bangsa hebat dengan kekuatan tempur darat dan lautnya yang sangat ditakuti oleh banyak negara di dunia.

Selain seorang pemimpin, Julius Caesar juga merupakan jenderal perang terhebat yang pernah dimiliki oleh Romawi. Ia memerintah Romawi secara otoriter pada tahun 44 Sebelum Masehi. Sayangnya, karena gayanya yang sangat diktator tersebut, ia juga memiliki banyak musuh dan bahkan di dalam kalangannya sendiri.

Ada seorang senator Romawi bernama Marcus Junius Brutus yang dianggap sebagai pemimpin konspirasi pembunuhan Julius Caesar. Pada 15 Maret 44 Sebelum Masehi, Julius Caesar tewas di tangan Marcus yang dibantu dengan para senator lainnya. Meninggalnya Julius Caesar juga mengakhiri sistem republik di Romawi dan memunculkan kekaisaran baru bernama Kekaisaran Romawi.

Pada masa jayanya, Julius Caesar juga sempat menerbitkan beberapa karya tulis. Salah satu bukunya yang paling terkenal dan kini sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris berjudul The Conquest of Gaul dengan bagian paling terkenal bernama Commentarii de Bello Gallico. Pada saat itu, Julius Caesar menuliskan pengalamannya pada saat ia memimpin serangan ke wilayah Gaul dan Galia.

Peperangan tersebut merupakan salah satu perang besar antara Romawi dengan bangsa Jerman dan Celtic di Gaul, wilayah Eropa Barat yang pada akhirnya jatuh ke tangan Romawi. Namun, tulisan dan karya Julius Caesar mengundang rasa iri dari banyak pemimpin perang dan senator Romawi. Parahnya lagi, pengalaman yang ditulis oleh Julius Caesar telah mengundang rasa permusuhan antara dirinya dengan para senator Romawi.

Baca Juga: 5 Fakta Sains tentang Sejarah Penemuan Kemoterapi dalam Dunia Medis

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya