TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bagi Orang Awam, 5 Istilah Sains Ini Masih Dianggap Membingungkan

Apa kamu termasuk yang bingung terhadap istilah sains ini?

jojonomic.com

Tidak mudah bagi kalangan ilmuwan dan akademisi untuk menjelaskan mengenai sains karena begitu banyaknya istilah eksak yang tidak dipahami oleh mayoritas orang awam. Bahkan, dalam beberapa kasus, tak jarang publik bisa salah dalam mengartikan istilah-istilah yang ada dalam sains dan menganggap istilah-istilah tersebut sebagai sesuatu yang rancu.

Nah, kira-kira istilah sains apa saja, ya yang sering dianggap rancu oleh banyak orang? Mengapa bisa begitu? Yuk, dibaca hingga tuntas.

1. Tahun cahaya

lithub.com

Mungkin masih ada banyak orang yang menganggap istilah yang satu ini merupakan istilah sains yang rancu dan membingungkan. Mengapa? Oleh orang awam, istilah tahun cahaya ini kerap disamakan dengan tahun biasa, padahal makna keduanya sangat berbeda dan perbedaannya juga sangat timpang.

Istilah tahun cahaya adalah istilah sains yang digunakan sebagai tolok ukur dalam menentukan jarak objek-objek di alam semesta yang berjarak sangat jauh, misalnya objek A berjarak 1 tahun cahaya dari Bumi. Apa maksudnya? Ini dapat diartikan bahwa cahaya dari objek A tersebut, dengan kecepatan 300.000 km per detik, membutuhkan waktu 1 tahun penuh untuk sampai ke Bumi.

Jadi, makna 1 tahun tersebut bukan setara dengan waktu ukuran tahun Bumi (365 hari), melainkan jauh lebih kompleks daripada itu. Jika dihitung jaraknya berdasarkan satuan kilometer, 300.000 km/detik x 60 detik/menit x 60 menit/jam x 24 jam/hari x 365 hari/tahun yang akan menghasilkan angka sebesar 9,46 triliun kilometer.

Tentu saja penghitungan berdasarkan kilometer bukan cara yang ideal untuk mengukur jarak objek-objek di alam semesta. Itu sebabnya, ilmuwan dan ahli astronomi lebih memilih menyederhanakan satuan tersebut menggunakan satuan tahun cahaya. Jadi, jangan salah lagi, ya! Ukuran 1 tahun Bumi sangat berbeda maknanya dengan ukuran 1 tahun cahaya.

Baca Juga: 5 Teori Sains yang Dikoreksi oleh Teori Sains Lainnya, Apa Saja?

2. Paradoks

everydaypower.com

Ketika sains membicarakan tentang paradoks, sebagian besar orang akan dibuat terlibat secara langsung dengan kisah-kisah paradoksal tersebut alias dibuat bingung seketika. Paradoks merupakan kondisi yang saling bertentangan satu sama lain. Bisa juga diartikan sebagai sebuah kondisi yang muncul akibat kejadian yang bertentangan dengan hukum-hukum fisika.

Laman sains Space mencatat bahwa beberapa kisah paradoks dalam dunia sains mungkin akan bersinggungan dengan kondisi yang saling bertentangan, salah satunya adalah perjalanan waktu. Paradoks jelas akan membenturkan logika kita karena memang paradoks bersifat penghambat bagi hukum sebab akibat.

Sebetulnya, bukan hanya orang awam saja yang kebingungan dengan paradoks-paradoks yang ada dalam sains. Nyatanya, ada banyak ilmuwan juga tidak bisa menjawab dengan lugas bagaimana caranya mengatasi kondisi paradoksal yang mungkin saja akan terus menjadi sumber perdebatan.

Salah satu paradoks terkenal adalah paradoks kakek dalam perjalanan waktu. Bagaimana jadinya jika kita ke masa lalu dan kita membunuh kakek kita? Jika pembunuhan tersebut berhasil, lantas siapa yang membunuhnya? Bukankah jika kakek kita tidak ada di masa lalu, itu artinya kita juga tidak akan ada di masa depan? Sekuat apa pun kamu menjawabnya, tetap saja kisah tersebut merupakan kondisi paradoksal.

3. Kloning

chinadaily.com.cn

Mungkin ada banyak orang yang masih bingung dengan istilah kloning. Tak jarang, mereka menganggap bahwa kloning sama saja dengan pembuahan atau inseminasi buatan biasa. Hal ini wajar terjadi. Pasalnya, kloning memang kerap dianggap tabu untuk dibahas. Padahal, kloning hewan sudah dilakukan sejak era 1950-an.

Seperti ditulis dalam laman Britannica, kloning dapat diartikan sebagai proses duplikasi dari organisme hidup. Proses ini akan menghasilkan salinan atau kopi dari sel-sel organisme yang identik secara genetik. Pada sedikit kasus, kloning sebetulnya juga dapat terjadi di alam liar, misalnya proses replikasi sel organisme secara aseksual (tanpa pembuahan).

Jadi, secara mendasar, kloning dan pembuahan itu berbeda. Pembuahan berarti melibatkan sel sperma jantan dengan sel telur betina. Sementara, kloning hanya melibatkan satu DNA (sel somatik) induk sebagai sel yang diambil untuk diduplikasi menjadi organisme yang identik dengan induknya.

4. Dilatasi waktu

logicno.com

Memahami efek dilatasi waktu memang tidaklah mudah. Itu wajar saja. Sebab, fenomena ini merupakan salah satu fenomena sains yang bahkan sudah dirumuskan oleh Einstein jauh-jauh hari pada awal 1900-an. Yup, teori relativitas Einstein yang melegenda itu merupakan salah satu teori yang berdampak besar bagi kehidupan dan fenomenanya, salah satunya adalah dilatasi waktu.

Laman Universe Today menjelaskan bahwa dilatasi waktu sangat erat kaitannya dengan relativitas khusus yang dulu pernah digagas oleh Albert Einstein. Secara sederhana, dilatasi waktu dapat diartikan sebagai konsekuensi logis dari sifat-sifat relatif waktu dan pengamatnya. Dilatasi ini dapat menghasilkan argumen yang berbeda antara satu orang dengan orang lain mengenai waktu yang mereka jalani secara bersamaan.

Uniknya, Einstein juga melengkapi gagasannya pada relativitas umum. Adapun, gaya gravitasi juga sangat berpengaruh pada ruang dan waktu. Buktinya, ada pada perbedaan waktu antara astronaut dengan manusia di Bumi. Astronaut yang berada pada stasiun luar angkasa ISS dalam waktu yang lama usianya akan lebih muda beberapa detik dibandingkan dengan usia manusia Bumi pada umumnya.

Hal ini terjadi karena stasiun ISS bergerak dengan kecepatan tinggi, yakni 27.000 km per jam. Ini membuktikan bahwa gravitasi dan kecepatan gerak dapat memiliki pengaruh fisik pada ruang dan waktu, sama dengan apa yang telah digagas oleh Einstein melalui beberapa rumusan teorinya.

Baca Juga: 7 Pasang Istilah Sains yang Sering Dikira Sama, padahal Beda! 

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya