TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terdengar Konyol, 5 Kekalahan Perang yang Tak Diprediksi Sebelumnya

Apa jadinya jika pasukan bersenjata kalah melawan burung?

datebook.sfchronicle.com/The Battle of Jangsari

Sejarah mungkin sudah mencatat ribuan perang yang telah dilakukan oleh umat manusia di masa lalu. Faktanya, peperangan sudah ada sejak zaman manusia purba. Mungkin, karena merupakan spesies puncak dalam ekosistem dunia, manusia memiliki sifat dan karakter yang saling mendominasi satu sama lain.

Dari ribuan peperangan yang pernah dicatat dalam sejarah, ada beberapa kekalahan peperangan yang terdengar tidak masuk akal. Bahkan, ada banyak kalangan yang menilai bahwa kekalahan tersebut terdengar konyol dan memalukan.

Inilah lima kekalahan perang yang tak pernah diprediksi sebelumnya. Apa saja? Yuk, kita belajar sejarah.

1. Amerika dan Inggris sama-sama kalah dalam Perang Aroostook

thecanadianencyclopedia.ca

Aroostook War atau Perang Aroostook merupakan konflik "konyol" akibat sengketa lahan antara pasukan Amerika dengan pasukan Inggris/Kanada pada 1838 hingga 1839, dicatat dalam laman Britannica. Faktanya, meskipun perang tak berdarah tersebut terlihat konyol, konflik yang berlangsung 11 bulan itu telah menewaskan ratusan tentara dari kedua belah pihak.

Perang Aroostook diawali dengan perebutan wilayah perbatasan di Maine, perbatasan Kanada. Wilayah tersebut diklaim oleh pasukan Inggris sebagai wilayah teritorial mereka. Jika orang Amerika menginjak wilayah tersebut, mereka akan diberikan peringatan keras.

Tentu saja, pasukan Amerika tak terima dengan perlakuan pasukan Inggris karena pasukan Amerika juga menyatakan bahwa mereka berhak menduduki zona perbatasan tersebut. Pada saat pasukan Amerika bersiap total untuk menyerang pasukan Inggris di zona perbatasan, tentara Inggris justru menyerang pasukan Amerika dengan daging babi dan kacang.

Ya, mereka lebih sayang kehilangan peluru dibandingkan daging babi dan kacang yang dianggap lebih berlimpah. Jangan anggap perang babi dan kacang tersebut sebagai sebuah guyonan. Pasalnya, Perang Aroostook terjadi selama 11 bulan dan juga menewaskan ratusan pasukan akibat luka dan cedera.

Akhirnya, sengketa zona perbatasan tersebut diselesaikan dengan cara perundingan damai. Pada 1842 dibuat sebuah perjanjian damai bernama Webster/Ashburton dan menyatakan bahwa pasukan Inggris menyerahkan zona perbatasan Maine kepada pihak Amerika Serikat.

Coba seandainya perjanjian damai dibuat dari dulu, pastinya tak akan menimbulkan perang konyol yang memakan ratusan korban jiwa. Lagi, baik Amerika dan Inggris tak akan sama-sama mengalami kekalahan pahit dalam perang konyol tersebut. Beberapa sejarawan menganggap bahwa perang tersebut menimbulkan kekalahan bagi kedua belah pihak.

Sumber:

https://www.britannica.com/event/Aroostook-War

https://www.mainememory.net/sitebuilder/site/781/page/1190/display

Baca Juga: Biografi TB Simatupang: Ahli Strategi Perang Penerus Jenderal Sudirman

2. Prajurit Austria yang kalah telak dalam Perang Karansebes

allthatsinteresting.com

Seperti dicatat dalam laman All Thats Interesting, pada 1788, tentara Ottoman Turki sampai ke Kota Karansebes dan mereka berencana menaklukkannya. Di kota yang berada di Romania tersebut, telah terdapat 10 ribu pasukan Austria bersenjata lengkap yang seharusnya bisa membuat pasukan lain gentar.

Namun, yang terjadi di lapangan sungguh berada di luar prediksi. Ribuan pasukan Austria ternyata bergerak tanpa pemimpin. Hal tersebut mengakibatkan banyak pasukan Austria tidak memiliki tujuan dan arah dalam peperangan selanjutnya. Bahkan, konyolnya lagi, mereka juga tenggelam dalam kemabukan akibat minuman keras.

Tentu saja hal tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh pasukan Ottoman untuk merebut kota Karansebes. Dengan kondisi mabuk, pasukan Austria justru saling menyerang teman sendiri. Ribuan pasukan Austria tewas akibat "perang saudara" di bawah pengaruh alkohol.

Di sisi lain, pasukan Ottoman dapat dengan mudah merebut kota tersebut tanpa perlawanan berarti. Bahkan, konon pasukan Ottoman tidak perlu mengeluarkan senjata dan menunggu begitu saja hingga pasukan Austria kalah dan tewas dengan sendirinya.

3. Ribuan pasukan yang terdesak melawan 21 orang dalam Perang Saragarhi

ststworld.com

Perang Saragarhi berlangsung pada 1897 antara 21 orang pasukan khusus India melawan ribuan pasukan Pashtun dari Afghanistan. Dua puluh satu pasukan India tersebut dinamakan 21 Pasukan Sikh, yakni pasukan khusus yang mendapatkan pelatihan gabungan antara India dan Inggris.

History Extra dalam lamannya menulis bahwa pada 12 September 1897, pos penjagaan Inggris di perbatasan India/Pakistan telah dikepung oleh 10 ribu pasukan Afghanistan. Celakanya lagi, pos tersebut hanya berisi 21 pasukan khusus. Di atas kertas, tentu pasukan Afghanistan seharusnya yang memenangkan peperangan ini dengan mudah.

Namun, faktanya, pos dan benteng tersebut dapat dipertahankan dengan baik oleh 21 pasukan Sikh. Dipimpin oleh komandan Havildar Ishar Singh, 21 pasukan elite tersebut dapat bertahan dari gempuran ribuan pasukan Afghanistan. Meskipun semua pasukan Sikh tewas dalam peperangan, mereka berhasil mempertahankan pos Inggris tersebut.

Hingga akhirnya bala bantuan datang, ribuan pasukan Pashtun Afghanistan akhirnya dapat dipukul mundur. Adapun, 21 Pasukan Sikh yang tewas mendapatkan penghargaan khusus dari pemerintah India dan Inggris. Keberanian mereka masih dikenang hingga kini dan sejarah mencatatnya sebagai 21 Sikh yang pemberani.

4. Lagi-lagi, pasukan Amerika dan Inggris sama-sama kalah dalam peperangan akibat hal sepele

canadashistory.ca

Zaman dulu, orang Amerika dan Inggris selalu berselisih dan berperang satu sama lain, bahkan demi hal-hal yang sepele. Uniknya, kedua belah pihak sebetulnya sama-sama kalah karena sama-sama kehilangan banyak pasukan akibat perang konyol tersebut. Ada satu peristiwa perang konyol yang ditimbulkan gara-gara babi.

Ya, menurut laman Canada's History, pasukan Amerika pernah berperang melawan pasukan Inggris di zona perbatasan Kanada hanya gara-gara babi. Sebetulnya, persoalan utama dalam perang ini adalah perebutan wilayah kekuasaan antara warga Amerika dengan warga Inggris di perbatasan Kanada.

Apalagi pada abad ke-18, Amerika juga pernah mengalami Revolusi Amerika yang menuntut mereka untuk berjuang dalam melawan tentara Inggris dengan segala daya dan upaya. Namun, sialnya peperangan dapat terjadi hanya gara-gara hal sepele.

Pada 1859, ada seekor babi milik warga Inggris/Kanada yang memasuki wilayah teritorial Amerika. Warga Amerika menembak babi itu hingga mati karena babi tersebut memakan kentang milik pasukan Amerika. Perlakuan ini menimbulkan kemarahan luar biasa bagi warga Inggris/Kanada yang memang saat itu sedang bersikap antipati dengan Amerika.

Sebetulnya, upaya damai sudah dinegosiasikan, namun selalu berujung pada kebuntuan. Puncaknya, peperangan benar-benar terjadi dan melibatkan kedua pasukan. Korban jiwa berjatuhan dari kedua belah pihak dan akhirnya perang berhenti karena orang-orang sudah merasa jenuh dengan tindakan-tindakan perang.

Baca Juga: Terlihat Biasa, 10 Kapal Perang Rahasia Ini Punya Misi Sampingan

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya