TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menurut Sains, 5 Perilaku Ini Menandakan Kecerdasan Emosionalmu Tinggi

Apa kamu termasuk?

ilustrasi ngobrol di lingkungan kampus (pexels.com/Buro Millennial)

Kecerdasan manusia tidak hanya didasari pada seberapa tinggi nilai intelligence quotients (IQ), melainkan juga emotional quotients (EQ). Dilansir laman HelpGuide, EQ bisa diartikan sebagai kemampuan alami dari dalam diri kita untuk memahami, mengolah, menggunakan, dan mendistribusikan emosi dengan cara yang cerdas dan positif.

Dengan kata lain, orang dengan EQ tinggi pasti dapat berkomunikasi dengan baik, mampu mengolah stres, memiliki empati, dan bisa mengendalikan tingkat kemarahan yang tak pada tempatnya. Keseimbangan antara IQ dan EQ sangat penting agar seseorang bisa memimpin dirinya sendiri dan juga orang lain dengan baik.

Nah, menurut sains, ada beberapa sifat, karakter, dan perilaku yang rupanya dimiliki oleh orang-orang ber-EQ tinggi. Apa saja, ya? Apakah kamu termasuk di dalamnya? Yuk, simak artikelnya sampai tuntas.

1. Berpikir sebelum bertindak

ilustrasi berpikir sebelum memutuskan (pexels.com/Vanessa Garcia)

Apakah kamu termasuk orang yang memikirkan sesuatu matang-matang sebelum pengambilan keputusan? Atau justru sebaliknya? Well, perilaku dan sikap individu yang mengutamakan logika dalam berpikir ternyata juga berkorelasi dengan tingkat EQ yang tinggi, lho. Hal ini membuktikan bahwa orang tersebut bisa mengendalikan emosi secara seimbang dengan rasionalitasnya.

Seperti diulas dalam Verywell Mind, salah satu ciri dari orang dengan EQ tinggi adalah sanggup berpikir kritis sebelum mereka bertindak atau memutuskan sesuatu. Sekadar informasi, sebuah perilaku yang gegabah justru akan berdampak negatif dan bahkan membahayakan lingkungan sekitarmu. So, tunjukkan kecerdasan emosionalmu dengan sikap berpikir sebelum bertindak.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Berbicara yang Mengganggu Kenyamanan menurut Sains

2. Asertif

ilustrasi berkomunikasi empat mata (pexels.com/nappy)

Kata asertif mungkin sudah pernah kamu dengar di berbagai macam media. Namun, mempraktikkannya adalah sebuah momen yang cukup sulit. Asertif sendiri merupakan sikap atau perilaku yang menunjukkan ketegasan terhadap diri sendiri dan orang lain yang dilakukan tanpa merendahkan pihak lain. Orang yang sudah bisa asertif biasanya ia juga memiliki EQ yang tinggi.

Dibutuhkan kejujuran, sikap hormat, dan kepandaian berkomunikasi untuk melakukan sebuah tindakan asertif. Contoh sederhana dari karakter ini adalah berani mengatakan tidak terhadap apa pun yang bertentangan dengan hati nurani kamu. Jika memiliki ketegasan asertif, kamu akan memahami mana orang yang betul-betul butuh pertolongan dan mana yang sekadar memerintah.

3. Pendengar yang baik

ilustrasi berbincang (pexels.com/Christina Morillo)

Ada kalanya seseorang hanya ingin didengarkan. Mereka tidak butuh kritik, pendapat, apalagi penghakiman sepihak. Nah, di sinilah orang-orang ber-EQ tinggi bisa menjadi mediator andal bagi mereka. Yup, jika kamu sudah bisa menjadi pendengar yang baik bagi keluarga atau teman yang membutuhkan, itu tandanya kamu sudah memiliki kecerdasan emosional di atas rata-rata.

Laman Good Listening Skills melansir bahwa pendengar yang baik juga berkorelasi dengan kemampuan mereka dalam mengolah pesan yang diterima di dalam otaknya. Artinya, dengan mendengarkan pesan dan berita dari pihak lain, orang ber-EQ tinggi akan dengan cepat mengolah pesan tersebut dan tidak berinteraksi secara berlebihan. Jadi, untuk mengasah kecerdasan emosionalmu, cobalah belajar menjadi pendengar yang baik.

4. Berpola pikir terbuka

ilustrasi rapat secara santai (pexels.com/Elevate Digital)

Punya pola pikir yang terbuka akan membawa seseorang ke dalam sudut pandang yang baru. Ia tidak akan membiarkan dirinya terkurung dengan sebuah pemikiran yang kolot dan itu-itu saja. Tanpa mengurangi sifat asertif yang dimiliki, kamu masih bisa mengatur cara pandangmu menjadi lebih luas sehingga mampu memahami keanekaragaman kehidupan. Well, memang dibutuhkan kedewasaan dalam hal ini.

Studi juga membuktikan bahwa pola pikir yang terbuka akan membawa individu pada sebuah kemajuan dan fleksibilitas dalam menghadapi zaman. Orang-orang macam ini tidak mudah kaget dengan perbedaan dan perubahan. Bahkan, mereka bisa menjadi penyintas di tengah kesulitan yang selalu ada di berbagai zaman. So, miliki pola pikir terbuka supaya kamu mengetahui dan menerima bahwa hidup ini sangat berwarna dan beraneka ragam.

Baca Juga: 5 Mitos tentang Alam Ini Akhirnya Dijelaskan oleh Sains, Apa Saja?

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya