Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menara Galata landmark Kota Istanbul (unsplash.com/Osman Köycü)

Intinya sih...

  • Menara Galata adalah menara pengawas di Istanbul dengan ketinggian hampir 67 meter dan pemandangan 360 derajat ke Kota Konstantinopel.
  • Dibangun pada abad ke-5 oleh Kaisar Bizantium Justinianus I, menara ini pernah hancur dan direnovasi oleh bangsa Genoa pada tahun 1348-1349.
  • Selama sejarahnya, Menara Galata berfungsi sebagai menara pemantau kebakaran, penahanan tawanan perang, dan mengalami renovasi besar-besaran pada tahun 1965-1967.

Galata atau Galata Kulesi adalah menara pengawas yang terletak di Distrik Beyoğlu, Istanbul. Bangunan ini mudah dikenali karena bentuknya yang khas—silinder tinggi dengan atap kerucut. Menara Galata memiliki tinggi hampir 67 meter dan menawarkan pemandangan 360 derajat yang mengarah ke Kota Konstantinopel (sekarang Istanbul) dan kawasan Tanduk Emas, sebuah teluk yang mengalir ke Selat Bosporus.

Sejak abad ke-5 pada masa Kekaisaran Bizantium hingga era Turki modern, menara ini telah mengalami sejarah panjang, termasuk beberapa kali kehancuran dan perubahan fungsi. Awalnya, menara ini dibangun sebagai menara pandang untuk mengawasi pergerakan musuh yang hendak merebut Konstantinopel. Kini, Menara Galata menjadi salah satu landmark legendaris sekaligus museum yang menarik bagi para pelancong.

Mau tahu lebih banyak tentang menara bersejarah ini? Yuk, mari kupas fakta-fakta menarik tentang Menara Galata, struktur masif yang menjadi saksi bisu perebutan kekuasaan di Turki.

1. Menara Galata awalnya berupa menara kayu yang dibangun Kaisar Bizantium abad ke-6

Selat Bosporus dengan latar Kota Istanbul (pixabay.com/smuldur)

Pada tahun 507–508 M, Kaisar Bizantium Justinianus I memerintahkan pembangunan menara pengawas di Galata, yang kemudian diberi nama Magalos Pyrgos atau 'menara besar'. Dibangun dari kayu, menara ini bertujuan untuk melindungi Kota Konstantinopel dan kawasan Tanduk Emas dari serangan musuh. Sayangnya, menara kayu tersebut hancur saat Konstantinopel dijarah oleh Tentara Salib Keempat pada tahun 1204.

2. Setelah hancur pada 1204, menara ini dibangun bangsa Genoa dan dinamakan Menara Kristus

Menara Galata di antara bangunan Kota Istanbul (unsplash.com/Karim kharrazi)

Setelah pasukan Perang Salib Keempat merebut Konstantinopel, 57 tahun kemudian Kekaisaran Bizantium yang dipimpin oleh Michael VIII Palaiologos berhasil mengambil alih kembali kota tersebut. Saat itu, perebutan kembali Konstantinopel dilakukan dengan bantuan bangsa Genoa. Sebagai imbalannya, Bizantium memberi izin kepada Genoa untuk menetap dan berdagang di Distrik Galata.

Komunitas Genoa yang menetap di wilayah Galata kemudian membangun kembali Menara Galata pada tahun 1348–1349. Menara ini dinamakan Menara Kristus atau Christea Turris. Dibangun dengan gaya arsitektur Romawi, menara ini menjadi bangunan tertinggi di kota, menjulang hingga 67 meter.

3. Di era Utsmaniyah, Menara Galata difungsikan sebagai pemantau kebakaran dan penjara

Menara Galata (pixabay.com/Wallula)

Setelah penaklukan Konstantinopel pada 1453, Menara Galata dimanfaatkan Kesultanan Utsmaniyah sebagai bagian dari sistem pertahanan kota. Awalnya berfungsi sebagai pos pengawas militer, menara ini kemudian dijadikan menara pemantau kebakaran karena banyaknya bangunan kayu yang rawan terbakar. Dari puncaknya, petugas bisa mendeteksi titik api dan memberi peringatan dini. 

Selain sebagai menara pengawas, Menara Galata juga berfungsi sebagai tempat penahanan tawanan perang, terutama bagi tentara asing yang ditangkap dalam pertempuran melawan kedaulatan Utsmaniyah. Tawanan dari negara-negara seperti Venesia, Genoa, dan Kekaisaran Habsburg pernah ditahan di dalam menara ini sebelum dipindahkan atau digunakan dalam pertukaran tahanan.

4. Sebagian Menara Galata dilahap api saat era Sultan Selim III

Tangga di dalam Menara Galata era modern (commons.wikimedia.org/Another Believer)

Masih di era Utsmaniyah, pada tahun 1794, Menara Galata mengalami kebakaran hebat yang menghancurkan sebagian besar tangga di dalamnya. Ironisnya, kebakaran ini terjadi saat menara masih digunakan sebagai pos pengawas kebakaran. Struktur kayu di bagian dalam menara, termasuk tangga yang menghubungkan lantai-lantai atas, terbakar habis, sehingga menara tidak bisa digunakan sementara waktu. Setelah kebakaran tersebut, Sultan Selim III segera memerintahkan renovasi untuk memperbaiki kerusakan. Tangga yang hancur diganti dengan struktur yang lebih kokoh agar menara tetap bisa digunakan untuk pemantauan kota.

5. Tahun 1875, Menara Galata dihantam badai dan dibiarkan tidak beratap selama 90 tahun

Balkon dan atap kerucut Menara Galata (unsplash.com/ERDi UĞURLU)

Pada tahun 1875, Menara Galata diterpa badai dahsyat yang merusak bagian atasnya, terutama kerucut menara yang telah menjadi ciri khas bangunan. Badai tersebut menyebabkan atap kerucut yang terbuat dari kayu dan timah runtuh. Setelah kejadian ini, Menara Galata tetap berdiri tetapi kehilangan bentuk aslinya dan hanya memiliki bagian atas yang datar. Sejak itu, Menara Galata dibiarkan tanpa atap selama sekitar sembilan dekade. 

6. Setelah 9 dekade tanpa atap, tahun 1965 pemerintah merekonstruksi menara dengan beton

Menara Galata di garis langit Kota Istanbul (pixabay.com/smuldur)

Selama periode akhir Kesultanan Utsmaniyah hingga awal berdirinya Republik Turki, Menara Galata tetap digunakan untuk berbagai keperluan, meskipun tanpa atap kerucutnya. Baru pada 1965–1967, pemerintah Turki melakukan renovasi besar-besaran dengan mengganti struktur kayu di dalam menara menjadi beton, serta membangun kembali atap kerucut sesuai desain aslinya. Setelah pemugaran ini, Menara Galata kembali menampilkan siluet khasnya dan tetap menjadi salah satu ikon paling terkenal di Istanbul.

7. Tahun 2020 hingga kini, Menara Galata dijadikan museum dan landmark Istanbul

Ruang pameran di dalam Menara Galata (galata-tower.com)

Pada tahun 2020, Menara Galata direnovasi besar-besaran dan dibuka kembali sebagai museum. Dari teras observasi, pengunjung bisa menikmati panorama Selat Bosporus, Tanduk Emas, hingga Hagia Sophia. Di dalam menara, tersedia pameran interaktif yang menampilkan perjalanan sejarah Galata, mulai dari era Bizantium, masa kejayaan Genoa, Kesultanan Utsmaniyah, hingga modernisasi oleh Republik Turki.

Dari menara kayu sederhana hingga bangunan batu yang menjulang megah, Menara Galata telah melewati berbagai zaman, kekuasaan, dan fungsi. Kini, ia berdiri tegak di jantung Kota Istanbul. Bukan hanya sebagai simbol, tapi juga sebagai pengingat bisu atas sejarah panjang peradaban yang silih berganti. Menarik, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team