TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Masjid Agung Roma, Masjid Terbesar di Eropa

Meliputi area seluas 30.000 meter persegi

potret tampak depan Masjid Agung Roma, Italia (commons.wikimedia.org/Lalupa)

Moschea di Roma atau Masjid Agung Roma adalah sebuah masjid megah yang berada di Kota Roma, Italia, tepatnya di kawasan Acqua Acetosa di kaki Pegunungan Parioli di sebelah utara kota Roma. Kota Roma memang terkenal sebagai pusat Kekristenan khususnya Katolik Roma yang berpusat di Vatikan, keberadaan Masjid Agung Roma tersebut juga menjadikan bukti dan simbol toleransi yang baik dalam kehidupan beragama di Italia yang dapat dijadikan sebagai contoh oleh kita semua dalam mewujudkan kerukunan hidup dan saling menghargai di antara berbagai pemeluk agama dan kepercayaan yang berbeda.

Masjid Agung Roma merupakan masjid ikonik di kota Roma yang menjadi kebanggan dan sebagai salah satu pusat peribadatan umat Islam di Italia. Sejumlah informasi menyebutkan bahwa Italia adalah negara Eropa dengan populasi muslim terbesar ke empat di Eropa. Selain sebagai tempat peribadatan, Masjid Agung Roma tersebut juga menjadi pusat kebudayaan Islam dan layanan sosial yang menyatukan orang-orang muslim di sana.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai Masjid Agung Roma yang megah ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk! 

1. Masjid terbesar di Eropa dan dunia barat

Masjid Agung Roma adalah masjid terbesar di Eropa dalam hal luas areanya (commons.wikimedia.org/Archeologo)

Masjid Agung Roma merupakan masjid terbesar di Eropa dan juga di dunia barat (western world) dalam hal luas areanya. Menurut Turismoroma, masjid tersebut merupakan tempat pusat peribadatan komunitas muslim di kota Roma, kompleks bangunannya meliputi area seluas sekitar 30.000 m persegi. Keseluruhan area kompleks Masjid Agung Roma tersebut mampu menampung jemaah hingga sekitar 12.000 orang jemaah dengan kapasitas 2.500 jemaah di ruang doa utamanya.

Di dalam kompleks Masjid Agung Roma tersebut terdapat dua buah kompleks tempat tinggal, sebuah kompleks untuk Imam masjid dan sebuah kompleks lagi untuk para pengunjung atau peziarah yang datang untuk merasakan pengalaman kehidupan religius di masjid terbesar di Eropa ini. Interiornya dihiasi oleh berbagai mozaik dan kaligrafi yang indah. Struktur bangunan masjid ditopang oleh sejumlah pilar besar di bagian luarnya. Menara masjid (minaret) berada di sebelah barat daya ruang doa (prayer hall) dengan ketinggian 43 meter.

2. Pembangunannya didukung oleh banyak pihak

interior Masjid Agung Roma (commons.wikimedia.org/Lalupa)

Rencana pembangunan masjid terbesar di Eropa ini memperoleh dukungan dari banyak pihak. Menurut Islamicarchitecturalheritage perencanaan pembangunan masjid ini memakan waktu hingga lebih dari 10 tahun. Dewan Kota Roma pada tahun 1974 telah mendonasikan tanah di bawah kaki Bukit Parioli sebagai lokasi untuk pembangunan masjid namun peletakan batu pertama baru dilakukan pada tahun 1984 setelah semua permasalahan rencana teknis pembangunan diselesaikan. Peletakan batu pertama pembangunan masjid tersebut juga dihadiri oleh Presiden Italia saat itu, Sandro Pertini. Mendiang Paus Yohanes Paulus II juga memberikan restunya terhadap pembangunan masjid tersebut.

Sebagaimana dilansir oleh majalah Italia berbahasa Inggris Wanted in Rome pendanaan pembangunan Masjid Agung Roma ini didukung oleh Arab Saudi dengan Rajanya saat itu, Raja Fahd sebagai sponsor pembiayaan utamanya. Kemudian 23 negara dengan mayoritas penduduk muslim juga membantu pembiayaan masjid tersebut, beberapa negara tersebut antara lain: Algeria, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Pakistan, Tunisia, Indonesia, Maroko, Turki dan lain-lain. Sejumlah informasi menyebutkan bahwa biaya pembangunan Masjid Agung Roma tersebut menelan biaya antara 40 hingga 50 juta Euro. Masjid Agung Roma tersebut diresmikan pada tahun 1995.

3. Arsitektur bangunannya merupakan perpaduan sejumlah gaya arsitektur

potret pilar-pilar penyangga di halaman Masjid Agung Roma (commons.wikimedia.org/Lalupa)

Sebagaimana dikutip dari laman Turismoroma, arsitek pembangunan Masjid Agung Roma ini adalah Paolo Portoghesi yang dibantu oleh Vittorio Gigliotti dan arsitek Irak Sami Moussawi karenanya bangunan masjid ini merepresentasikan sintesis antara arsitektur bercorak Islam, Italia dan tradisi lokal Roma. Arsitektur dan tata ruang Masjid Agung Roma mengambil contoh lebih dari satu buah masjid, seperti bangunan masjid di wilayah Maghreb dan Masjid Agung Cordoba di masa lalu di bagian selatan Spanyol.

Selain itu arsitektur Masjid agung Roma juga mengambil contoh dari masjid di wilayah timur tengah lainnya yang ditandai dengan pergantian antara halaman luas dan ruang terbuka. Di samping ciri khas arsitektur arab tersebut, material konstruksinya menggunakan material yang biasa digunakan dalam arsitektur Romawi seperti batu travertine dan terakota merah muda (pink terracotta). Menurut Romeactually, Masjid Agung Roma memiliki 17 kubah, yang masing-masing kubah memiliki 7 lingkaran konsentris yang mewakili 7 langit yang disebutkan dalam Al-Quran. Terdapat 1 buah kubah besar di tengah-tengah yang dikelililingi oleh 16 buah kubah kecil yang menggambarkan kosmis langit.

4. Memiliki dekorasi eksterior dan interior yang indah

potret dekorasi interior Masjid Agung Roma (commons.wikimedia.org/Archeologo)

Masjid Agung Roma dikenal memiliki dekorasi eksterior dan interior yang indah perpaduan sejumlah gaya arsitektur para arsitek dan perancang teknis bangunannya. Dilansir Romeactually, untuk pola geometrisnya para perancangnya menggunakan bentuk persegi dan lingkaran. Bentuk persegi melambangkan bumi dan umat manusia sedangkan bentuk lingkaran melambangkan langit dan kekudusan. Interaksi yang terus menerus diantara dua motif tersebut melambangkan perjuangan manusia dalam mencapai kesalehan dan kesuciannya.Teknik pencahayaan ruangan yang didesain oleh perancangnya juga berhasil menciptakan suasana dan atmosfer meditatif untuk peribadatan sehingga jemaah dapat semakin khusyuk dalam beribadah.

Sejumlah sumber informasi menyebutkan bahwa pilar-pilar berbentuk pohon palem yang ada di mana-mana mewakili hubungan antara Tuhan dan umat-Nya. Interiornya didekorasi dengan mosaik sederhana namun indah yang menciptakan aura kekhusyukkan bagi para jemaah yang beribadat di dalamnya. Lantainya dilapisi oleh karpet Persia yang sangat lembut dan dengan pola geometris tertentu. Ornamen dekorasinya menampilkan gambar bunga dan unsur alam serta kaligrafi ayat Alquran. Tidak ada gambar manusia ataupun hewan karena penggambaran tersebut dilarang dalam Islam.

Verified Writer

Dodi Wijoseno

Penyuka sejarah dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya