TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta MQ-9 Reaper, Drone Militer Canggih AS yang Jatuh di Laut Hitam

Salah satu drone paling canggih dan mematikan di dunia

potret sebuah drone MQ-9 Reaper saat sedang melakukan misi tempur di atas Afghanistan Selatan tahun 2008 silam (commons.wikimedia.org/Lt. Col. Leslie Pratt)

Selain jet-jet tempur canggih yang kerap kali dikerahkan oleh pihak Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dalam konflik militer, mereka juga menggunakan drone militer di medan pertempuran. Dilansir Interestingengineering, dalam istilah teknologi, drone adalah pesawat tak berawak atau nirawak yang pada dasarnya adalah robot terbang yang dapat dikendalikan dari jarak jauh atau terbang secara mandiri melalui sistem kontrol perangkat lunak (software) penerbangan yang bekerja dengan sensor dan GPS onboard pesawat tersebut.

Salah satu drone paling terkenal di dunia militer saat ini adalah MQ-9 Reaper asal AS. Digunakan oleh AU AS untuk melakukan berbagai misi termasuk misi penyerangan, sepak terjang MQ-9 Reaper telah terlihat dalam sejumlah konflik militer besar yang melibatkan AS dan sekutunya. Selain AU AS, sejumlah negara sekutu dekatnya, diantaranya: Inggris, Belanda dan Italia diketahui juga menggunakan drone ini. MQ-9 Reaper, kembali mendapat publikasi luas ketika beberapa waktu lalu dirusak hingga jatuh oleh jet tempur Rusia di wilayah udara internasional di atas perairan Laut Hitam.

Ingin tahu lebih lanjut menganei drone canggih MQ-9 Reaper ini? Simak lima faktanya berikut ini, yuk!

1. Generasi drone tercanggih milik Angkatan Udara AS

potret drone MQ-9 Reaper pertama di pangkalan udara Creech, Nevada (commons.wikimedia.org/Senior Airman Larry E. Reid Jr)

Drone MQ-9 Reaper merupakan pesawat nirawak yang dikembangkan dan diproduksi oleh General Atomics Aeronautical Systems (GA-ASI). Drone tersebut utamanya dikembangkan dan diproduksi untuk AU AS. MQ-9 Reaper merupakan pesawat nirawak hunter-killer pertama yang didesain untuk melakukan misi pengintaian jarak jauh dan dari ketinggian tinggi. Dilansir Air Force, MQ-9 Reaper lebih besar, lebih berat dan lebih powerful dibandingkan dengan drone generasi sebelumnya MQ-1 Predator. Saat ini MQ-9 Reaper merupakan drone generasi paling canggih di AU AS yang telah operasional sejak tahun 2007 silam.

Sebagai informasi untuk MQ-9, prefiks M  merupakan kode untuk multi role, Q merupakan kode untuk sistem pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh (remotely piloted aircraft system) dan angka 9 merupakan kode untuk seri ke-9 dari sistem pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh. Secara teknis MQ-9 Reaper memiliki panjang sekitar 11 m,  tinggi 3,8 m dan panjang wingspan 20,1 m. Memiliki berat maksimum lepas landas sekitar 4.700 kg dan memiliki jarak jangkau sekitar 1.800-an km dengan ketinggian maksimal 15.200 m. Ditenagai oleh Honeywell TPE331-10GD turboprop engine yang bisa membuatnya terbang dengan kecepatan 482 km/jam.

2. Mampu melakukan berbagai macam misi

potret ruang kontrol drone MQ-9 Reaper milik militer Belanda (commons.wikimedia.org/Ministerie van Defensie)

Dilansir Military, MQ-9 Reaper, merupakan pesawat nirawak yang memiliki kemampuan serangan udara ofensif, memiliki area jangkauan misi yang luas, sistem komunikasi canggih serta senjata presisi yang memberikan kemampuan unik untuk melakukan serangan udara, koordinasi, dan pengintaian target bernilai tinggi yang memiliki tenggat dan sensitifitas waktu. 

Secara umum, selain misi penyerangan dan pengintaian tersebut, MQ-9 Reaper juga mampu melakukan berbagai misi lain seperti: intelijen, pengawasan, dukungan udara jarak dekat, SAR tempur, penanda target sasaran dengan laser, pengamanan rute konvoi hingga panduan udara. Lebih lanjut, MQ-9 Reaper merupakan bagian dari sistem pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh dan sebuah sistem operasional penuhnya akan terdiri atas sejumlah pesawat yang dilengkapi sensor atau senjata, stasiun pengendali darat, Predator Primary Satellite Link, dan peralatan pendukung lainnya dengan kru operasional yang selalu siap 24 jam untuk menjalankan misi.

Baca Juga: 5 Fakta Drone Buatan China Ditembak Jatuh di Ukraina

3. Mampu mengusung bom presisi dan rudal udara ke darat

potret drone MQ-9 Reaper milik AU Kerajaan Inggris dengan muatan bom Paveway dan rudal Hellfire yang mampu diusungnya (commons.wikimedia.org/Defence Imagery)

Salah satu kelebihan dari MQ-9 Reaper adalah kemampuannya dalam membawa senjata presisi seperti yang dapat dibawa pesawat tempur ataupun helikopter serang. Dilansir Military, MQ-9 Reaper  mampu membawa kombinasi sejumlah senjata presisi berikut ini:

  • Bom pintar berpemandu laser GBU (Guided Bomb Unit)-12 Paveway II 
  • GBU-38 JDAM (Joint Direct Attack Munitions), yang merupakan bom berpemandu GPS yang juga dilengkapi dengan pemandu laser dan sistem pemandu inersia
  • AGM (Air to Ground Missile)-114 Hellfire, merupakan rudal udara ke darat berpemandu laser yang sangat akurat, memiliki dampak kerusakan yang rendah untuk lingkungan sekitar target sasaran, anti kendaraan lapis baja dan juga anti personel. Sejumlah pimpinan dan petinggi teroris yang paling dicari ditembak dengan menggunakan rudal Hellfire dari drone.

Dalam medan peperangan sesungguhnya MQ-9 Reaper telah teruji dalam melakukan misinya di palagan Afghanistan dan Irak.

4. Unit dan seluruh sistem pendukungnya dapat diangkut oleh pesawat kargo militer AS

potret sebuah drone MQ-9 Reaper di area pengisian bahan bakar sebuah pangkalan militer, Desember 2022 (commons.wikimedia.org/Tech. Sgt. Jim Bentley)

MQ-9 Reaper selalu siap untuk melakukan misi global di berbagai belahan dunia. Dilansir Air Force, pesawat nirawak yang dikemudikan dari jarak jauh tersebut dapat dibongkar (disassembled) dan dimuat ke dalam satu kontainer khusus untuk penugasan global. Seluruh sistem pendukungnya dapat diangkut oleh pesawat kargo militer AS seperti C-130, C-17 Globemaster III ataupun C-5 Galaxy..

Dalam misi global, konsep utama operasional MQ-9 Reaper adalah operasi pemisahan jarak jauh (remote split operations) di mana terdapat tim yang bertanggung jawab dalam proses lepas landas dan pendaratan drone tersebut dari lokasi drone tersebut berada sementara awak drone yang mengeksekusi perintah misi dan kendali drone tetap berada di benua Amerika. Operasi pemisahan jarak jauh tersebut dapat meminimalkan personel yang ditugaskan di garis depan dan menyederhanakan garis komando untuk keefektifan misi.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Drone Terbaik di Bawah Rp500 Ribu, Terbangnya Stabil!

Verified Writer

Dodi Wijoseno

Penyuka Sejarah, mountain hiking dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya