TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Operasi PLUTO, Penyaluran BBM Bawah Laut Pertama di Dunia

Digunakan Sekutu pada Perang Dunia II di Eropa

sebuah "Conodrum" yang berisi gulungan pipa untuk konstruksi pipa BBM bawah laut siap ditarik melintasi selat (commons.wikimedia.org/Imperial War Museums)

Perang Dunia II di Eropa mencapai titik kulminasinya pada bulan Juni 1944, ketika Sekutu melakukan operasi pendaratan terbesar dalam sejarah dengan sandi operasi "Overlord" di Pantai Normandia, Prancis untuk mengakhiri dominasi Jerman Nazi di daratan Eropa. Setelah pendaratan tersebut, kesuksesan pergerakan ribuan pasukan dan kendaraan militer Sekutu ke depannya tentu tergantung atas suplai Bahan Bakar Minyak (BBM) yang menjadi salah satu kebutuhan paling penting terutama untuk strategi ofensif unit-unit tempurnya.

Salah satu operasi unik untuk mendukung invasi Sekutu di Eropa adalah operasi bersandi PLUTO (Pipeline Under the Ocean atau Pipeline Underwater Transportation of Oil), sebuah operasi penyaluran BBM ke daratan Eropa melalui sistem jaringan pipa bawah laut melintasi Selat Channel, Inggris. Operasi ini merupakan salah satu rekayasa teknik penyaluran BBM dengan jaringan pipa bawah laut pertama dan terkompleks pada masanya yang akhirnya menjadi pelopor teknologi pipa bawah laut untuk produk-produk minyak dan gas (Migas) di masa depan.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai operasi penyaluran BBM dengan jaringan pipa bawah laut pertama di dunia ini? Simak lima faktanya berikut ini yuk!

Baca Juga: 5 Fakta Hiu Hantu, Chimaera Bawah Laut dengan Bentuk Menyeramkan!

1. Konsepnya telah direncanakan Sekutu pada tahun 1942

operasi pendaratan pasukan Sekutu di Pantai Normandia, Prancis di bulan Juni 1944 yang melibatkan ribuan kendaraan militer yang tentu membutuhkan suplai BBM yang besar (wikimedia.org/public domain)

Konsep untuk membuat jalur pasokan BBM melalui pipa bawah laut sudah mulai dipikirkan oleh petinggi militer Sekutu pada tahun 1942 seiring dengan rencana invasi Sekutu ke daratan Eropa. Sebagaimana dituliskan dalam laman US Naval Insitute, pada tahun 1942, perwira militer Inggris Louis Mountbatten menyadari bahwa pasokan BBM merupakan salah satu faktor terpenting dalam mendukung kemajuan invasi Sekutu di daratan Eropa setelah mereka menguasai area pantai dan mendirikan pangkalan pijak.

Rencana saat itu adalah mengirimkan pasokan BBM melalui sistem pipa bawah laut yang melintasi Selat Channel, sesuatu yang belum pernah dilakukan pada masa itu. Penggunaan kapal tanker untuk memasok BBM dinilai terlalu riskan karena selain badai yang sering terjadi di Selat Channel, kapal tanker Sekutu bisa diserang oleh Angkatan Laut (AL) Jerman dan pesawat-pesawat tempur Luftwaffe (AU Jerman) di perairan terbuka. 

Ketika ditanyakan kepada Menteri Perang urusan bahan bakar Inggris Sir Geoffrey Lloyd, awalnya ide tersebut dirasa mustahil namun konsultan kementerian tersebut yang telah memiliki pengalaman dalam membangun jalur pipa BBM di gurun Iran dengan pipa diameter kecil menyatakan secara teknis hal tersebut dimungkinkan sehingga setelah sejumlah uji kelayakan proyek, operasi PLUTO akhirnya disetujui untuk dilakukan.

Baca Juga: 5 Bajak Laut Legendaris yang Mati sebelum Era Bajak Laut Besar

2. Terbagi atas dua buah sistem jaringan pipa bawah laut

ilustrasi peta lokasi peletakan jaringan pipa bawah laut Operasi PLUTO dari Inggris menuju ke daratan Eropa (commons.wikimedia.org/Ashley T. Walker)

Pemasangan jaringan pipa BBM bawah laut untuk menghubungkan pasokan BBM di Inggris dengan daratan Eropa dilakukan Sekutu beberapa waktu setelah pendaratan D-Day di Pantai Normandia, Prancis. Dikutip dari laman D-Day Lepe Heritage Group terdapat dua sistem konstruksi jaringan pipa BBM bawah laut yang diberi kode nama dari karakter animasi Walt Disney yaitu: sistem "Bambi" dan sistem "Dumbo".

Peletakan pipa BBM bawah laut untuk sistem "Bambi" dilakukan pada bulan Agustus 1944 yang menghubungkan sudut tenggara Pulau Isle of Weight, Inggris dengan Semenanjung Cherbourg, Prancis. Setelah sejumlah masalah konstruksi diatasi, sistem pipa BBM bawah laut dengan kode "Bambi" tersebut mulai beroperasi pada bulan September 1944 dan berhasil mengalirkan 250.000 liter BBM per hari ke daratan Eropa, namun pada awal Oktober 1944 sistem ini mengalami kerusakan teknis parah sehingga harus dibatalkan oleh Sekutu. Sistem ini telah memasok sekitar 4.250.000 liter BBM ke Eropa ketika dibatalkan.

Sistem jaringan pipa BBM kedua yang lebih berhasil adalah sistem "Dumbo" yang menghubungkan Dungeness, sebuah tanjung di wilayah pantai Kent Inggris dengan wilayah Boulogne Prancis. Sistem jaringan pipa "Dumbo" juga berhasil dihubungkan dengan jaringan pipa BBM di wilayah Eropa Utara. Sistem "Dumbo" bertahan hingga akhir perang dan memberikan kontribusi besar kepada gerak maju pasukan Sekutu di daratan Eropa dalam Perang Dunia II.

3. Pipa "Dumbo" Berhasil menyalurkan BBM dalam jumlah besar ke daratan Eropa

potret salah satu rumah pompa untuk Operasi PLUTO yang dikamuflase di Dungeness, sebuah tanjung di wilayah Kent, Inggris (commons.wikimedia.org/ Imperial War Museums)

Meskipun sistem jaringan pipa dengan kode "Bambi" dinilai tidak berhasil karena masalah teknis dan diputuskan untuk dihentikan operasionalnya oleh Sekutu di bulan Oktober 1944 setelah memasok sekitar 4.250.000 liter BBM ke Eropa, namun sistem jaringan pipa dengan kode "Dumbo" dinilai cukup berhasil memberikan kontribusinya hingga akhir perang. Dilansir The Welding Institute, sistem pipa "Dumbo" yang operasional pada tanggal 26 Oktober 1944 berhasil menyalurkan 1.300 ton BBM per hari di bulan Desember 1944 dan ketika sistemya ditutup pada tanggal 7 Agustus 1945 setelah perang usai, sistem jaringan pipa "Dumbo" ini berhasil mengalirkan sekitar 820 juta liter BBM ke daratan Eropa.

Operasi PLUTO juga tidak lepas dari pihak-pihak yang menyangsikan keefektifan dari operasi ini terutama dalam hal kontribusinya pada saat-saat awal invasi meskipun mereka mengakui kontribusi sistem jaringan pipa bawah laut dengan sandi "Dumbo" di akhir perang. Sumber-sumber sejarah mencatat bahwa salah satu keberhasilan Sekutu dalam menjalankan strategi ofensifnya terhadap Nazi Jerman adalah karena pasokan BBMnya yang cukup untuk menggerakkan pesawat dan mesin-mesin perangnya. Setelah perang usai pipa-pipa tersebut diangkat dari laut dan perhitungan nilai ekonomis dari timah dan baja dari pipa tersebut masih memiliki nilai sekitar GBP 400,000 saat itu.

4. Merupakan konstruksi kompleks sistem jalur pipa BBM bawah laut pertama di dunia

potret kapal tunda (tug) Britannic yang sedang memasang konstruksi pipa bawah laut dari Inggris ke wilayah pantai Boulogne, Prancis (commons.wikimedia.org/Royal Navy)

Operasi PLUTO merupakan rekayasa teknik pertama di dunia yang menggunakan jaringan pipa bawah laut yang panjang untuk menyalurkan fluida BBM. Dilansir D-Day and Battle of Normandy Encyclopedia terdapat dua jenis pipa yang dikembangkan dan digunakan dalam konstruksi jaringan pipa bawah laut saat itu yaitu pipa yang dikenal dengan nama HAIS yang sebenarnya lebih seperti kabel listrik besar namun tanpa konduktor di dalamnya sehingga terdapat rongga yang diperkuat untuk menahan tekanan internal dan eksternal. Yang kedua adalah pipa HAMEL yang merupakan pipa "sejati" terbuat dari baja yang dilas menjadi satu untuk membentuk pipa yang panjang.

Untuk pipa HAIS pemasangan kabelnya dilakukan dengan digulung dan dibawa oleh kapal-kapal perang Inggris dengan operator-operator yang berpengalaman sedangkan untuk pipa HAMEL karena terbuat dari baja, pipa ini lebih kaku dan tidak bisa digulung di atas kapal. Sebuah drum mengapung besar yang dinamakan "Conundrum"  digunakan untuk melilitkan pipa HAMEL di sekeliling drum tersebut sehingga tampak seperti kumparan besar yang mengapung. "Conundrum" tersebut kemudian ditarik oleh kapal-kapal tunda ketika mereka memulai pekerjaan meletakkan pipa-pipa tersebut di bawah laut.

Baca Juga: 5 Perbedaan Anjing Laut dan Singa Laut, Serupa tapi Tak Sama!

Verified Writer

Dodi Wijoseno

Penyuka Sejarah, mountain hiking dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya