TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penipu Ulung Dunia yang Jarang Diekspos, Ada yang dari Indonesia!

#IDNTimesScience Bahkan, predikat ini dijadikan profesi!

Anna Sorokin (vanityfair.com)

Penipu ulung atau con artist ternyata dijadikan profesi oleh sebagian orang di dunia. Keberadaan mereka memang merugikan, tetapi banyak menginspirasi film dan buku laris. Kenyataan bahwa orang bisa hidup dengan melakukan penipuan berskala besar selama bertahun-tahun memang bikin siapapun tak habis pikir. 

Kalau nama-nama seperti Charles Ponzi sudah sering dibahas, berikut lima penipu ulung yang tergolong underrated alias jarang diekspos. Bahkan, ada yang dari Indonesia!

1. J.D. McMahon 

The Newby-McMahon (instagram.com/tigersuppliesinc)

Kejahatan J.D. McMahon bisa dibilang ikonik. Kejadian bermula di tahun 1910an, saat Texas dikenal setelah penemuan sumber daya minyaknya yang melimpah. Dengan banyaknya proyek eksplorasi, permintaan akan gedung perkantoran pun melonjak, termasuk di wilayah Wichita Falls. J.D. McMahon kemudian menginisiasi sebuah pembangunan gedung pencakar langit di kota tersebut dan mengundang para investor untuk mengeksekusi proyek ini. 

Saat akhirnya jadi di tahun 1919, publik dan investor dibuat bingung dengan ukuran gedung yang sangat kecil dan pendek untuk sebuah gedung perkantoran. Sampai akhirnya mereka melongok kembali blueprint yang ditawarkan McMahon. Di sana tertulis bahwa ukuran yang disebutkan ternyata dalam satuan inci, bukannya kaki seperti yang diharapkan. Dengan blueprint tersebut, pihak investor tidak bisa menuntut McMahon. Si pengembang pun menghilang bersama sisa dana investor. 

Gedung tersebut sempat digunakan sebagai kantor selama beberapa tahun, sampai akhirnya proyek eksplorasi minyak berhenti. Gedung ini sempat kosong dan terbengkalai setelah itu. Terlihat menyedihkan, gedung tersebut justru menjelma jadi ikon kota dan sering dijadikan tujuan wisata para turis. Sejak tahun 1980an, gedung tersebut diakui oleh pemerintah setempat sebagai bangunan heritage yang bernilai sejarah tinggi. 

Sejumlah investor membeli hak untuk memugar gedung tersebut tanpa mengubah bentuk aslinya. Kini gedung pencakar langit mini tersebut dipakai untuk toko dan studio beberapa seniman lokal. 

2. Hargobind P. Tahilramani

Hargobind P. Tahilramani (vanityfair.com)

Indonesia punya satu penipu ulung besar bernama Gobind. Ia adalah pria asal Indonesia keturunan India yang berhasil menipu banyak pekerja lepas di Hollywood. Mulai dari aktor, musisi, makeup artist, hingga pelatih kebugaran dengan cara berpura-pura menjadi salah satu petinggi industri film. Kebanyakan suara yang ia tiru adalah sutradara dan produser perempuan, seperti Kathleen Kennedy dan Amy Pascal. 

Ia menipu korban-korbannya dengan menjanjikan sebuah proyek film besar di Indonesia. Sesampai di Indonesia, Gobind sudah menyiapkan komplotannya untuk meminta biaya akomodasi dan transportasi dari korban yang nantinya ia janjikan akan diganti penuh. Namun, tentu semua hanya trik untuk merogoh uang dari korban. Proyek yang dijanjikan pun bualan belaka. Penyanyi kondang Enrique Iglesias bahkan sempat jadi korban penipuan Gobind. 

Menurut liputan Vanity Fair dan The Jakarta Post, orang tua Gobind adalah produser film dan sinetron di Jakarta, yang berarti ia berasal dari keluarga berada. Namun, sejak ayahnya meninggal, Gobind dan saudara-saudaranya dikabarkan tidak rukun. Ia juga makin rajin mendalami kelebihannya menirukan suara orang lain dengan berbagai aksen, terutama suara perempuan. Ia bahkan sempat dibui karena melakukan ancaman palsu melalui telepon ke Kedutaan Besar AS di Indonesia. Gobind akhirnya tertangkap oleh kepolisian Inggris pada 2020 lalu. 

Baca Juga: 5 Kejahatan yang Pernah Dilakukan Princess Disney, Jangan Ditiru!

3. Ali Dia 

Ali Dia (instagram.com/classicfootballshirts)

Ali Dia atau Aly Dia adalah pesepakbola asal Senegal yang berhasil menembus sejumlah liga di Eropa sepanjang tahun 90an. Sebelum menembus Liga Primer Inggris, Ali tercatat pernah bermain di beberapa klub Prancis seperti Beauvais, Dijon, La Rochelle dan Saint Quentin. Namun, investigasi yang dilakukan Bleacher Report menemukan bahwa Ali ternyata hanya pernah bermain di liga tiga Prancis bersama klub AL Chateaubriant.

Itu pun bukan kontrak profesional. Statusnya hanya bermain di tim junior dengan bayaran yang tak seberapa. Setelah tiga bulan, ia sempat pindah ke klub lain, Avignon. Namun, skill bermainnya pun tidak membaik. Saat pemain keturunan Afrika membanjiri Prancis dengan talenta yang tidak main-main, Ali pun melihat peluang untuk pindah ke negara lain. Masih di Eropa, ia pindah ke klub Finlandia, Finnairin Palloilijat. 

Menariknya, ia berhasil dapat kontrak bukan karena talentanya, tetapi karena pengakuannya sebagai sepupu pesepakbola top asal Liberia, George Weah. Di masa itu belum ada internet dan koneksi cepat untuk mengetahui kebenaran suatu informasi. Apalagi di masa itu, klub-klub Eropa sedang tertarik merekrut pemain asal Afrika yang dikenal bertalenta. Dengan pengakuan tersebut ditambah pengalaman bermainnya di beberapa pertandingan meski tidak semuanya tampil penuh waktu, Ali berhasil berpindah ke beberapa klub di Eropa termasuk Lubeck di Jerman. 

Sampai akhirnya ia mencoba ke Inggris, bermain untuk beberapa klub kecil dan berhasil menyakinkan seseorang di klub Southampton untuk mengontraknya. Sebagai pemain cadangan, Ali diturunkan di tengah pertandingan melawan Leeds United. Saat tampil, Ali menjadi sorotan karena bermain sangat buruk. Penampilannya di Liga Primer Inggris selama beberapa puluh menit tersebut jadi satu-satunya dan yang terakhir untuk Ali. Beberapa minggu setelahnya, kontraknya dibatalkan dan ia menghilang meninggalkan tagihan hotel yang belum terbayar. Hingga kini keberadaannya tidak pernah diketahui publik. 

4. Anna Sorokin

Anna Sorokin (vanityfair.com)

Namanya sempat dijadikan judul sebuah serial dokumenter. Anna selama ini berhasil mengelabuhi rekan bahkan bank serta investor dengan berlagak sebagai keturunan bangsawan Jerman. Ia pindah ke New York dari Jerman pada tahun 2013 dan menjalankan aksinya selama beberapa tahun sebelum tertangkap polisi.

Ia seringkali menjebak kawan-kawannya untuk berlibur bersama, dengan janji akan membiayai semua pengeluaran mereka. Namun, bukannya membayar seperti yang ia janjikan, semua tagihan tersebut ia limpahkan ke kawan-kawan kayanya. Ia berhasil menyakinkan sebuah bank untuk meminjaminya dana ratusan ribu dollar Amerika Serikat dan memalsukan berbagai dokumen. Semuanya ia lakukan untuk bisa hidup mewah di New York. 

Setelah menjalani hukuman selama empat tahun, Anna dibebaskan. Namun, kembali dipanggil ke pengadilan dan akan menghadapi tuntutan tambahan hukuman selama 12 tahun. Ia berhasil membayar ganti rugi pada korbannya lewat kontrak yang ia dapat dengan Netflix untuk membuat miniseri dokumenter atas kasusnya. Kini, ia masih aktif di media sosial. 

Baca Juga: 5 TV Series tentang Aksi Penipu Ulung yang Penuh Teka-teki, Seru!

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya