TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Cuaca Ekstrem yang Ada di Tata Surya, Super Ngeri

Beruntung, cuaca ekstrem ini tidak ada di Bumi

ilustrasi badai ekstrem (unsplash.com/NASA)

Intinya Sih...

  • Venus: atmosfer tebal, hujan asam sulfat, suhu tinggi
  • Merkuris: panas ekstrem, fluktuasi suhu drastis
  • Jupiter: badai raksasa, badai angin dan kilat besar

Kadang kala, kita mengeluh kegerahan saat cuaca terlalu panas. Di lain waktu, kita juga mengeluh saat harus membawa payung dan jas hujan karena di luar sedang hujan. Namun, percayalah bahwa seberapa pun cuaca ekstrem di Bumi ini masih jauh lebih baik daripada di tempat lain di alam semesta.

Berkat semua misi luar angkasa yang pernah dilakukan umat manusia, kita jadi tahu bahwa tata surya adalah rumah bagi cuaca yang aneh dan ekstrem. Mulai dari angin kencang yang tidak pernah berhenti hingga badai debu besar yang menutupi seluruh planet

Dari waktu ke waktu, peneliti berhasil mengamati berbagai cuaca ekstrem yang terjadi di tata surya kita. Di sini, kamu akan diajak menengok apa saja cuaca ekstrem yang ada di tata surya yang pernah diamati peneliti.

1. Hujan asam sulfat di Venus

ilustrasi hujan (unsplash.com/Eutah Mizushima)

Venus adalah rumah bagi atmosfer yang sangat tebal yang sebagian besar terdiri dari karbon dioksida. Sebagai hasilnya, planet ini dapat memerangkap lebih banyak radiasi matahari.

Namun, atmosfer semacam ini membuat hujan di Venus terdiri dari asam sulfat, melansir laman Weather. Asam sulfat bersifat sangat korosif dan dapat menembus pakaian dengan cepat serta meninggalkan luka bakar parah pada kulit. Menariknya, karena suhu permukaan Venus yang begitu besar, tetesan hujan di planet ini akan menguap sebelum mendarat.

2. Suhu ekstrem di Merkurius

tampak asli Merkurius (Dok. NASA)

Tidak adanya atmosfer di Merkuris berkontribusi pada kondisi fisiknya yang ekstrem, diterangkan laman IFLScience. Sebagai planet yang paling dekat dengan Matahari, Merkuris menjadi sangat panas. Ditambah, tidak adanya atmosfer membuat planet ini mengalami fluktuasi suhu yang luar biasa.

Merkuris juga berputar sangat lambat. Sebagai gambaran, dua tahun planet ini hanya terdiri dari tiga hari. Di siang hari, suhu permukaan bisa mencapai lebih dari 430 derajat Celcius. Sedangkan, pada malam hari, suhu dapat turun hingga -180 derajat Celcius.

3. Badai ekstrem yang terlah berlangsung berabad-abad di Jupiter

Ilustrasi badai (pexels.com/Sebastian Voortman)

Di Jupiter, sedang terjadi badai yang sudah mengamuk sejak berabad-abad lalu. Dilansir laman Space, badai raksasa di Jupiter berukuran sekitar 16 ribu kilometer, yang kira-kira 1,3 kali lebar planet Bumi. Selain itu, akar badai juga lebih dalam daripada lautan Bumi. 

Meskipun sudah terjadi sejak lama sekali, tetapi bukti menunjukkan bahwa badai mungkin menyusut suatu saat nanti. Sayangnya, badai ekstrem bukanlah satu-satunya cuaca ekstrem yang ada di Jupiter. Wilayah kutub utara dan selatan Jupiter juga kerap mengalami badai angin, kilat, dan aurora dengan ukuran dan skala yang jauh lebih besar daripada Bumi.

Baca Juga: 5 Fakta Planet Jupiter, Planet Terbesar di Tata Surya!

4. Petir Saturnus 10.000 kali lebih kuat daripada di Bumi

ilustrasi petir (pexels.com/Frank Cone)

Diterangkan laman NASA, pesawat ruang angkasa Cassini NASA, yang mengorbit Saturnus dari tahun 2004 hingga 2017, pernah melihat kilat di planet ini pada siang hari. Ini menandakan bahwa petir di Saturnus pasti sangat kuat, diperkirakan 10 ribu kali lebih kuat daripada yang ada di Bumi.

Hebatnya, NASA tidak hanya melihat kilat di Saturnus, tetapi juga mendengarnya. Di Saturnus kadang terjadi badai besar yang membentang lebih dari 300 ribu kilometer, mengelilingi hampir seluruh planet.

5. Angin Neptunus yang lebih cepat daripada suara

Neptunus (solarsystem.nasa.gov)

Neptunus adalah planet di tata surya kita yang memiliki hembusan angin tercepat. Menurut laman Live Science, di ketinggian tertinggi planet ini, angin dapat berhembus dengan kecepatan lebih dari 2.100 kilometer per jam atau 1,6 kali kecepatan suara.

Hembusan angin besar ini kadang disertai dengan badai besar. Salah satunya bahkan pernah terekam oleh roket Voyager 2 pada tahun 1989. Selama bertahun-tahun, Teleskop Luar Angkasa Hubble telah merekam banyak badai di Neptunus, tak sedikit di antaranya yang membingungkan para ilmuwan.

Baca Juga: 5 Fakta Planet Merkurius, Planet Terdekat dari Matahari

6. Mars

ilustrasi planet Mars (unsplash.com/NASA)

Mars menjadi salah satu planet yang terus diteliti karena diyakini mungkin menyimpan kehidupan di masa lalu dan dapat memberikan petunjuk tentang asal usul kehidupan di Bumi. Diterangkan laman ILFScience, para peneliti yakin bahwa di Mars pernah ada air yang mengalir dan atmosfer. Sekarang, permukaan planet ini kering dan sering dihantam badai debu ekstrem yang mengobrak-abrik planet.

Selain itu, ada banyak cuaca aneh lainnya yang terjadi di Mars. Kutub tertutup es dan ada badai salju yang intens. Parahnya lagi, salju Mars bukan terbentuk dari air, melainkan karbon dioksida beku. Di siang hari, suhu di khatulistiwa cukup nyaman, yaitu 20 derajat Celcius. Namun, di malam hari, suhu bisa turun hingga -50 derajat Celcius.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya