TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Cumulonimbus, Awan yang Dihindari Para Penerbang

Awan ini terkait dengan cuaca ekstrem

ilustrasi awan kumulus (pixabay.com/Marcelkessler)

Kondisi awan adalah salah satu faktor besar yang menentukan keselamatan penerbangan. Dalam sejarah penerbangan pesawat di seluruh dunia, banyak pesawat telah rusak parah akibat menembus awan yang parah dalam penerbangan. Salah satu jenis awan yang paling dihindari untuk penerbangan adalah cumulonimbus.

Sebagai gambaran, jika seorang pilot tidak cukup terampil, menembus awan cumulonimbus dapat menyebabkan mereka kehilangan kendali selama penerbangan. Inilah sebabnya mengapa pilot memilih untuk tidak terbang melalui awan cumulonimbus.

Di bawah ini akan dipelajari lebih dalam seputar awan cumulonimbus dan mengapa awan ini begitu ditakuti oleh para penerbang. Ini beberapa informasinya dirangkum dari laman Science Struck dan Met Office.

1. Definisi

ilustrasi awan cumulonimbus (pexels.com/sandid)

Cumulonimbus berasal dari bahasa Latin, yaitu 'cumulus' yang artinya tumpukan atau kumpulan dan 'nimbus' yang artinya hujan badai atau awan badai. Cumulonimbus sering disertai dengan kilatan, badai petir, dan tornado.

Cumulonimbus juga kerap disebut sebagai thunderhead karena bentuknya yang unik. Cumulonimbus merupakan awan tingkat rendah hingga menengah yang bisa naik hingga ketinggian 22 km. Ini merupakan awan dengan ukuran terbesar dan menjadi dasar untuk tornado.

Baca Juga: Langka dan Menakjubkan, 15 Potret Fenomena Alam Unik di Bumi

2. Karakteristik cumulonimbus

ilustrasi awan cumulonimbus (pixabay.com/JosepMonter)

Awan cumulonimbus bisa digambarkan sebagai awan berukuran besar, halus, dan kuat yang berbentuk landasan atau jamur. Awan ini memiliki kepadatan yang tinggi dan membubung hingga ketinggian sekitar 15 – 22 km.

Bentuk cumulonimbus yang menyerupai landasan atau jamur ini terjadi karena angin yang kuat atau turbulensi udara hangat saat awan mencapai ketinggian troposfer. Perubahan tekanan yang ekstrem dan tiba-tiba bisa memicu terjadinya rotasi, yang menyebabkan tornado hebat.

Awan ini bisa terbentuk secara tunggal atau dalam kelompok, dan sebagian besar terdapat di daerah tropis atau beriklim sedang. Cumulonimbus juga berpotensi untuk berkembang dan menjadi badai petir yang ganas.

3. Bagaimana awan cumulonimbus terbentuk

ilustrasi awan kumulus (pixabay.com/Marcelkessler)

Awan cumulonimbus terbentuk melalui konveksi, kerap tumbuh dari awan cumulus kecil di atas permukaan yang panas. Nantinya, awan ini menjadi semakin tinggi dan dapat menyimpan energi dalam jumlah yang sama dengan 10 bom atom seukuran Hiroshima.

Selain itu, cumulonimbus juga bisa terbentuk di sepanjang front dingin sebagai akibat dari konveksi paksa, di mana udara yang lebih ringan dipaksa untuk naik di atas udara dingin yang masuk. Cumulonimbus juga terkait dengan kilat dan guntur yang membuat awan ini begitu ditakuti di dunia penerbangan.

4. Kategori awan cumulonimbus

ilustrasi awan cumulonimbus (pixabay.com/Thoxuan99)

Cumulonimbus terbagi menjadi 3 jenis berbeda berdasarkan penampilan bagian atas awan. Berikut ini penjelasannya:

  • Cumulonimbus calvus: Bagian atas awan menggembung. Tetesan air di puncak awan belum membeku menjadi kristal es;
  • Cumulonimbus capillatus: Bagian atas awan berserat tetapi relatif padat. Tetesan air sudah mulai membeku, biasanya menjadi pertanda hujan telah dimulai atau akan segera dimulai;
  • Cumulonimbus incus; Bagian atas awan berserat dan berbentuk landasan, karena awan terus tumbuh. Apabila ketinggian awan telah mencapai puncak troposfer dan awan masih tumbuh, maka pertumbuhan awan akan terjadi ke luar yang menciptakan bentuk landasan yang indah.

Baca Juga: 5 Fakta Awan Magellan, Galaksi Kerdil di Sekitar Orbit Bimasakti

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya