TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Peran Penting Katak bagi Lingkungan, Jangan Diganggu!

Mereka ikut membantu mengendalikan hama dan penyakit

ilustrasi katak (unsplash.com/Zdeněk Macháček)

Katak adalah amfibi kecil yang keberadannya hampir tidak pernah dihiraukan manusia. Padahal, katak adalah makhluk tangguh yang telah ada sejak dinosaurus hidup di planet ini dan tidak mengalami banyak perubahan fisik.

Sayangnya, populasi katak di seluruh dunia telah menurun pada tingkat yang mengkhawatirkan. International Union for the Conservation of Nature (IUCN) melaporkan hampir sepertiga spesies amfibi dunia terancam punah dengan sekitar 200 spesies telah benar-benar menghilang sejak tahun 1980. Hilangnya habitat dan menyebarnya jamur yang disebut Batrachochytrium dendrobatidis diyakini menjadi kontributor terbesar penurunan ini.

Penurunan spesies katak bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Pasalnya, katak memainkan peran penting di lingkungan. Menurunnya populasi katak tentunya memiliki konsekuensi bagi lingkungan dan kehidupan kita semua.

Lantas, apa saja peran penting katak bagi lingkungan? Simak bersama-sama lewat uraian berikut ini, yuk!

1. Memainkan peran penting dalam rantai makanan

ilustrasi katak (unsplash.com/David Clode)

Sepanjang siklus hidup katak, amfibi ini memiliki peran penting dalam rantai makanan, baik sebagai predator maupun mangsa, menurut laman Phys.org. Sebagai berudu, mereka menjaga saluran air tetap bersih dengan memakan alga.

Saat berubah menjadi katak, mereka menjadi sumber makanan penting bagi berbagai hewan, seperti burung, ikan, monyet, dan ular. Dengan demikian, hilangnya populasi katak mengganggu rantai makanan yang rumit dan menghasilkan dampak negatif yang dirasakan di seluruh ekosistem.

Baca Juga: 5 Fakta Beelzebufo, Katak Purba Berukuran Raksasa

2. Berperan penting dalam penelitian medis

ilustrasi seseorang melakukan penelitian (unsplash.com/Julia Koblitz)

Katak menghasilkan beragam sekresi kulit. Banyak di antaranya berpotensi untuk meningkatkan kesehatan manusia saat digunakan sebagai obat-obatan. Sekitar 10 persen dari Hadiah Nobel dalam Fisiologi dan Kedokteran dihasilkan dari investigasi yang menggunakan katak. Apabila spesies katak menghilang, maka peluang untuk meningkatkan kesehatan manusia juga menghilang.

Sebuah penelitian yang dirilis di Journal of Proteome Research tahun 2012 menemukan adanya lebih dari 76 peptida antimikroba yang berbeda pada kulit katak Rana temporaria. Peptida ini berpotensi memiliki efek pencegahan strain bakteri patogen dan resisten antibiotik.

Katak Rheobatrachus vitellinus yang hidup di Queensland, Australia, memiliki kemampuan mematikan cairan lambung mereka sambil membesarkan anak-anak mereka di dalam perut. Oleh karena itu, mereka sangat berpotensi memberikan kemajuan dalam pengobatan manusia.

3. Bioindikator lingkungan

ilustrasi katak (unsplash.com/Zdeněk Macháček)

Dilansir laman Save The Frogs, sebagian besar katak membutuhkan habitat yang sesuai, baik di lingkungan darat maupun perairan. Katak juga memiliki kulit yang sangat permeabel yang dapat dengan mudah menyerap bakteri, bahan kimia, dan racun lainnya.

Semua sifat ini membuat katak sangat rentan terhadap gangguan lingkungan. Dengan demikian, katak dianggap sebagai bioindikator, dimana kesehatan katak dianggap sebagai indikasi kesehatan biosfer secara keseluruhan. 

4. Mengendalikan hama dan penyakit

ilustrasi nyamuk sedang menggigit kulit (pexels.com/Jimmy Chan)

Jelas, sulit untuk memahami potensi ancaman yang tidak dapat dilihat manusia dengan mata telanjang, apalagi menanganinya secara efisien. Beruntung, katak dapat membantu manusia dalam hal ini.

Serangga sering kali menjadi pembawa utama penyakit parah atau bahkan fatal. Dijelaskan laman Toads N' Frogs, katak memakan nyamuk yang diketahui membawa penyakit seperti Malaria, Virus West Nile, Zika, dan Demam Berdarah. Katak juga memakan banyak serangga, cacing, dan hewan kecil lainnya yang juga berpotensi menjadi pembawa bakteri, patogen, dan parasit yang dapat berbahaya bagi manusia dan hewan.

Seekor katak dapat memakan ribuan serangga, termasuk yang merupakan pembawa penyakit setiap musim. Jika populasi katak berkurang atau bahkan menghilang, ini akan membuat banyak serangga pembawa penyakit berkeliaran dan berpotensi menyebarkan banyak penyakit di berbagai wilayah.

Baca Juga: 5 Fakta Katak Lembu, Amfibi Gembul yang Dikonsumsi Sebagian Orang

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya