TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Bahan dalam Skincare yang Bahaya bagi Lingkungan, Hindari!

Cari alternatif yang lebih ramah lingkungan

ilustrasi produk perawatan (pexels.com/RODNAE Production)

Banyak dari kita paham seputar bahan-bahan andalan dalam skincare yang baik untuk kulit, sebut saja vitamin C, niacinamide, retinol, asam salisilat, dan masih banyak lagi. Tetapi, bagaimana dengan bahan-bahan yang patut kita hindari? Beberapa bahan kimia yang tersembunyi dalam produk skincare memiliki efek berbahaya pada lingkungan setelah dibersihkan dari wajah kita, ke saluran pembuangan, dan akhirnya ke lautan, yang dapat merusak kehidupan laut dan mencemari lingkungan.

Di sini akan dibahas beberapa bahan dalam skincare yang terkait dengan ekotoksisitas dan sebaiknya kita hindari.

1. Siloksan

ilustrasi perempuan menggunakan skincare (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Siloksan banyak digunakan dalam produk anti-penuaan, krim, losion, makeup, produk perawatan rambut, dan banyak lagi. Namun, siloksan dapat merembes dan mencemari lingkungan.

Misalnya, Norwegian Institute for Air Research and the Swedish Environmental Research Institute melaporkan bahwa ditemukan siloksan dalam tingkat tinggi pada sampel yang diambil dari beberapa lokasi di negara-negara Nordik. Siloksan juga ditemukan dalam ikan, yang menjadi peringatan bagi kita semua tentang bioakumulasi bahan kimia ini. Ini menunjukkan bahwa siloksan yang kita aplikasikan ke tubuh dapat menguap dan dilepaskan ke udara serta mencemari saluran air.

Baca Juga: Wajah Breakout? Atasi dengan 5 Bahan Skincare Ini

2. Microbeads plastik

ilustrasi perempuan menggunakan scrub (pexels.com/Polina Kovaleva)

Microbeads merupakan butiran plastik kecil, yang umumnya ditemukan pada produk eksfoliator wajah, lulur, dan pasta gigi. Dijelaskan dalam laman Vogue, microbeads dapat mengalir ke saluran air dan sering termakan oleh ikan dan kehidupan laut lainnya.

Microbeads plastik sudah dilarang dalam kosmetik di beberapa negara di dunia, tetapi sebagian besar negara lainnya masih mengizinkan produk yang mengandung microbeads plastik untuk dibuat dan dijual. Alih-alih menggunakan microbeads, kamu bisa membuat scrub sendiri dengan bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti garam, gula, atau kopi.

3. Paraben

ilustrasi skincare (pexels.com/Cup of couple)

Paraben digunakan dalam produk kosmetik sebagai pengawet dan termasuk salah satu bahan kimia yang dilarang di Uni Eropa. Para peneliti telah menemukan paraben dalam jaringan hewan laut, seperti lumba-lumba dan berang-berang laut.

Menurut Environmental Working Group, paraben telah dikaitkan dengan kerusakan ekologis. Paraben dipercaya dapat membunuh terumbu karang dan menyebabkan masalah reproduksi pada hewan.

4. Triclosan

ilustrasi produk perawatan (pexels.com/cottonbro)

Bahan lain yang harus diperhatikan adalah triclosan. Triclosan digunakan di sebagian besar produk antibakteri, seperti pembersih tangan dan pembersih tangan, deodoran, dan deterjen. Triclosan dikaitkan dengan peningkatan organisme resisten antibiotik, yang telah meningkatkan risiko infeksi dapat mematikan. Selain itu, menurut studi di SpringerPlus, triclosan telah dikaitkan dengan toksisitas terhadap bakteri air dan telah dianggap berbahaya bagi ganggang dan lumba-lumba.

Saat triclosan dicuci dan masuk ke saluran air, ini dapat mengubah biokimia amfibi, ikan, dan tanaman air. Di Uni Eropa, triclosan diklasifikasikan sebagai bahan yang berpotensi menyebabkan efek merugikan jangka panjang di lingkungan perairan. Tidak cepat terdegradasi, cenderung menumpuk di lingkungan, dan bereaksi dengan bahan kimia lain di saluran air untuk membentuk dioksin yang beracun.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Essence Bebas Paraben, Minim Efek Samping yang Merugikan

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya