TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Filsuf dan Sastrawan Prancis Termasyhur Abad Pencerahan

Prancis penghasil sastrawan cemerlang

Denis Diderot dan Voltaire (wikipedia.org)

Enlightenment era atau abad pencerahan adalah zaman mendominasinya ilmu pengetahuan dan nalar. Di zaman ini muncul banyak filsuf dan ilmuwan yang menyebarkan pemikiran intelektualnya. Mulai dari rasionalisme, idealisme, sekulerisme, eksistensialisme, hingga demokrasi. Abad pencerahan menghasilkan banyak karya ilmiah, penemuan, buku, dan yang utama adalah gagasan-gagasan yang brilian.

Kematian Raja Louis XIV menjadi tonggak awal abad pencerahan. Prancis sendiri memiliki tokoh-tokoh abad pencerahan yang didominasi oleh filsuf, sastrawan, hingga seniman. Filsuf dan sastrawan menyumbangkan idenya untuk khazanah ilmu pengetahuan, termasuk novel, puisi, dan karya sastra. Berikut filsuf dan sastrawan Prancis termasyhur di Abad Pencerahan.

1. Voltaire

Voltaire (larousse.fr)

Voltaire lahir dengan nama François-Marie Arouet. Ia adalah sastrawan dari abad pencerahan yang paling masyhur di Prancis. Voltaire banyak menuangkan unsur filosofis dalam karya-karyanya, termasuk puisi dan drama. Ia keluar masuk Penjara Bastille beberapa kali karena mengritik kebijakan gubernur. Voltaire lalu diasingkan ke Inggris, dan menjadi cikal-bakal pemikiran-pemikirannya yang brilian.

Di Inggris Volataire belajar tentang monarki parlementer milik kerajaan Inggris. Meskipun tidak menyukai kebijakan gubernur dan penguasa, Voltaire tetap mempertahankan gagasan monarki yang tercerahkan, daripada gagasan Rousseau tentang tatanan sosial yang ia anggap radikal. Lewat seni ia mengeritik gaya hidup masyarakat, hak-hak bangsawan, dan adat istiadat. 

Voltaire juga berkontribusi sebagai penulis dan jurnalis di Encyclopédie milik Denis Diderot. Ia dikenal sebagai penulis yang produktif dengan karya-karyanya yang masterpiece. Voltaire menulis beberapa drama seperti Oedipe (1718), dan Mahomet ou le Fanatisme (1741). Total dari karya yang pernah ditulisnya mencapai 20.000 karya.

Candide (1759) menjadi novel yang paling terkenal dan dibaca hingga sekarang. Novel ini satir, bercerita tentang perjalanan Candide yang mau menyelamatkan kekasihnya. Voltaire menggambarkan distopia dalam dunia yang diciptakan oleh Tuhan dengan damai, namun kejahatan manusialah yang membuat dunia tidak sempurna.

2. J.J Rousseau

Jean-Jacques Rousseau (wikimedia.org)

Bernama lengkap Jean-Jacques Rousseau, lahir di Swiss dan bermigrasi ke Prancis. Rousseau awalnya adalah penulis artikel tentang musik di Encyclopédie milik Denis Diderot dan Jean d’Alambert. Rousseau mulai dikenal saat kontes esai yang diselenggarakan oleh Sekolah Dijon. Rousseau mendapatkan penghargaan terbaik tentang tulisannya yang membahas manfaat seni dan ilmu pengetahuan bagi manusia.

Setelah itu Rousseau mulai menerbitkan karya-karyanya. Buku-bukunya yang terkenal adalah Discours sur l’Origine et l’Inégalite par les Hommes (1755), Émile (1761), Julie ou la Nouvelle Héloïse (1961), dan Du Contrat Social (1762). Buku-bukunya berisi argumen dan pemikirannya tentang semangat demokrasi, kebebasan, dan kesetaraan. Namanya sering muncul dalam buku-buku mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Rousseau juga berkarib dekat dengan Diderot dan Voltaire. Namun, persahabatannya mulai retak saat Voltaire hendak mendirikan opera. Rousseau juga mulai dibenci penguasa karena pemikirannya yang terlalu anti-rasionalisme, dan sering disebut radikal.

Gagasan Rousseau banyak berkontribusi pada filsafat politik modern. Gagasannya yang masih dipakai hingga sekarang adalah teori pembentukan negara dan teori kontrak sosial. Di dalam negara kekuasaan harus dipisahkan menjadi penguasa dan kehendak rakyat. Rousseau menghendaki manusia untuk bebas dari perbudakan.

3. Montesquieu

Montesquieu (wikipedia.org)

Montesquieu adalah pencetus trias politica, tentang pemisahan kekuasaan di lembaga pemerintahan yaitu eksekutif, yudikatif, dan legislatif. L’Esprit des Lois (1748) menjadi mahakarya Montesquieu.

Selain berisi trias politica, buku ini mengenalkan istilah dan pemikiran baru dalam dunia politik dan hukum. Namanya banyak disadur di dunia hukum hingga saat ini. 

Karya sastra Montesquieu yang menggemparkan adalah les Lettres des Paysanes (1721), berisi potret peradaban Prancis yang ditulis dengan gaya bahasa satir. Karya ini adalah bentuk kritik terhadap pemerintahan Louis XIV yang baru lengser.

Di abad pencerahan terutama abad 18, karya sastra didominasi dengan gaya satir untuk mengolok-olok monarki yang sewenang-wenang.

4. Denis Diderot

Denis Diderot (wikimedia.org)

Denis Diderot adalah paket lengkap dari filsuf, penulis, dan penerjemah. Diderot disebut sebagai bapak ensiklopedia karena ia berhasil mendirikan Encyclopédie dengan Jean d’Alambert, tulisan yang berisi kumpulan ilmu pengetahuan bidang filsafat, ekonomi, sains, dan sosial. Ia juga mengajak ilmuwan dan filsuf lain untuk berkontribusi pada Encyclopédie, termasuk Voltaire, Montesquieu dan J.J Rousseau.

Ensiklopedia menjadi simbol pencerahan bagi Prancis saat itu. Karya-karya ilmiah yang diterbitkan di Encyclopédie menjadi tonggak pembaruan yang melawan dogma-dogma gereja dan kaum konservatif. Encyclopédie diterbitkan sekitar tahun 1751-1772. Pihak kerajaan monarki Louis XV terbagi dua kubu, pendukung penerbitan Encyclopédie dan penentangnya.

Selain proyek Ensiklopedia, Diderot juga menulis novel dan teater. Ia menulis novel la Religieuse (1760) tentang seorang gadis yang dipaksa menjadi biarawati. Le Neveu Rameau (1761), berisi dialog Diderot dengan musisi bohemia, tulisan ini merupakan kritik Diderot pada moralitas masyarakat yang munafik dan bobrok.

Baca Juga: 7 Filsuf Paling Terkemuka dan Pemikiran Hebatnya

Verified Writer

Ema Endrawati

Temannya burung hantu

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya