TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menegangkan! 10 Pertempuran Laut Paling Epik dalam Perang Dunia II

Mulai dari pertempuran di Atlantik hingga Pasifik

history.navy.mil

Laut bukanlah wilayah kosong yang terhampar luas tanpa manfaat bagi sebuah negara. Laut memegang peran penting, terutama dalam situasi perang. Perang Dunia II membuktikan betapa pentingnya laut sebagai jalur transportasi kapal dagang, kapal pengangkut pasukan dan kapal perang. Tidak heran jika terjadi banyak pertempuran laut yang terjadi di Perang Dunia II.

Mulai dari Samudra Atlantik, Laut Mediterania hingga Pasifik sangat berpengaruh dalam jalannya peperangan sehingga blok Poros maupun Sekutu mati-matian mempertahankan dominasinya atas lautan. Berikut ini 10 daftar pertempuran laut yang paling menegangkan dalam Perang Dunia II.

1. Pertempuran Sungai Plate (13 Desember 1939) 

history.navy.mil

HMS Ajax dan HMS Exeter milik Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya bersama HMNZS Achilles milik Selandia Baru memergoki kapal penjelajah Admiral Graf Spee milik Kriegsmarine, Angkatan Laut Jerman Nazi pada 13 Desember 1939. Graf Spee sedang berada di perairan dekat Montevideo, Uruguay dalam misi untuk menghancurkan kapal dagang Britania Raya di Atlantik Selatan.

Pertempuran laut pun tidak terhindarkan dan menjadi pertempuran antar kapal perang pertama serta pertempuran pertama bagi Selandia Baru dalam Perang Dunia II. Seperti ditulis dalam laman New Zealand History, keempat kapal sama-sama mengalami kerusakan yang cukup parah.

Kapten kapal Graf Spee, Hans Langsdorff memerintahkan Graf Spee untuk berlabuh di Montevideo untuk memperbaiki kerusakan. 17 Desember, Graf Spee siap berlayar lagi. Namun, HMS Ajax, HMNZS Achilles bersama HMS Cumberland sudah menunggu dan siap menyerang Graf Spee lagi. Langsdorff merasa tidak mungkin dapat melewati hadangan kapal Britania Raya.

Untuk menghindari korban jiwa, ia kemudian memerintahkan untuk menenggelamkan Graf Speed dan krunya di bawa ke Buenos Aires, Argentina. Langsdorff bunuh diri tiga hari kemudian.

2. Pertempuran Atlantik (September 1939 - Mei 1945) 

blogs.shu.edu

Masih di Samudra Atlantik, kali ini ada Pertempuran Atlantik yang merupakan kampanye militer terlama dalam Perang Dunia II, berlangsung dari awal hingga berakhirnya perang. Pertempuran Atlantik bertujuan untuk melindungi lalu lintas kapal dagang Britania Raya di Samudra Atlantik dari serangan U-boat dan kapal perang Jerman.

Seperti ditulis dalam laman Imperial War Museum, Britania Raya mulai menerapkan strategi konvoi kapal dagang yang dikawal oleh kapal perang sejak 2 September 1939. Perdana Menteri Britania Raya, Winston Churchill pada 6 Maret 1941 menyebut Pertempuran Atlantik sama penting dengan Pertempuran Britania.

Pada awal periode pertempuran, Britania Raya mengalami kerugian besar akibat banyak kapal dagang yang berhasil ditenggelamkan Jerman. Posisi Britania Raya semakin sulit ketika Jerman menguasai Prancis pada pertengahan tahun 1940 serta pelabuhan Prancis mulai dijadikan sebagai markas U-boat Jerman.

Mengutip dari laman Britannica, Britania Raya mulai membalikkan keadaan ketika Amerika Serikat dan Kanada ikut membantu mengawal konvoi Atlantik. Berkembangnya teknologi untuk memburu kapal selam serta komunikasi rahasia Jerman yang bocor semakin membuat Britania Raya mendapatkan posisi yang unggul dalam Pertempuran Atlantik.

3. Pertempuran Tanjung Matapan (27 – 29 Maret 1941) 

ww2today.com

Regia Marina (Angkatan Laut Kerajaan Italia) mendapat perintah dari Mussolini untuk membangun kembali kekuasaan penuh terhadap Laut Mediterania sebagai mare nostrum yang bermakna “laut kita”. Tentunya didorong juga oleh keinginan Italia untuk terlihat berguna di mata Jerman Nazi sebagai sekutunya.

Mengutip dari laman The National Interest, kapal tempur Vittorio Veneto, 6 kapal penjelajah berat dan 17 kapal penghancur dikerahkan Regia Marina untuk mencegat konvoi kapal perang Britania Raya yang akan melintas di Laut Mediterania.

Malang bagi Italia, ternyata Britania Raya sudah mengetahui rencana tersebut akibat komunikasi rahasia yang berhasil dibongkar. Kapal perang Britania Raya menunjukkan superiotasnya dalam pertempuran ini. Armada Italia juga kalah karena tidak memiliki dukungan pesawat, sementara Britania Raya membawa serta kapal induk HMS Formidable dalam konvoinya.

Italia harus menelan kekalahan dalam pertempuran yang mereka rencanakan sendiri. Mimpi Mussolini menguasai Laut Mediterania harus tenggelam bersama tiga kapal penjelajah berat dan dua kapal penghancur Italia yang tenggelam dalam Pertempuran Tanjung Matapan.

Baca Juga: 11 Tokoh Sejarah Dunia Ini Ternyata Pernah Terisolasi, Lho

4. Pertempuran Laut Jawa (27 Februari 1942) 

warfarehistorynetwork.com

Berpindah ke Teater Pasifik, kali ini Kekaisaran Jepang membawa kabar gembira bagi kekuatan laut blok Poros atas kemenangannya dalam Pertempuran Laut Jawa melawan empat negara Sekutu sekaligus pada 27 Februari 1942.

Mengutip dari laman National Museum of the U.S. Navy, Aliansi ABDA yang terdiri dari Amerika Serikat, Britania Raya, Belanda dan Australia mencoba menghentikan invasi Jepang ke Jawa. Laksamana Muda Karel W.F.M. Doorman dari Angkatan Laut Kerajaan Belanda memimpin armada ABDA melawan Jepang.

Aliansi ABDA tidak mampu mengimbangi serangan armada Jepang akibat komunikasi yang tidak berjalan dengan baik. Setelah 7 jam, Pertempuran Laut Jawa secara telak dimenangkan oleh Kekaisaran Jepang tanpa mengalami kerusakan yang berarti. Sekutu harus mengalami kekalahan besar dalam pertempuran ini.

Dari pihak Belanda, kapal penjelajah HLNMS Java dan De Ruyter beserta kapal penghancur HLNMS Kortenaer tenggelam. Kapal penghancur HMS Electra dan HMS Jupiter milik Britania Raya juga tenggelam.

Sementara itu, kapal penjelajah USS Houston milik Amerika Serikat dan HMAS Perth milik Australia berhasil selamat dari pertempuran meski mengalami kerusakan. Kedua kapal ini akan melanjutkan pertempuran di Selat Sunda pada 28 Februari.

5. Pertempuran Laut Koral (4 Mei 1942 – 8 Mei 1942)

history.navy.mil

Tidak seperti pertempuran sebelumnya yang menguji ketangguhan meriam-meriam kapal perang untuk menghancurkan armada musuh, kali ini pesawat-pesawat dari kapal induk saling beradu kemampuan dalam Pertempuran Laut Koral.

Seperti ditulis dalam laman History, gugus tugas Amerika Serikat di bawah komando Laksamana Muda Frank J. Fletcher menyerang armada Jepang yang sedang menginvasi Port Moresby, Papua Nugini. Serangan ini menandai dimulainya pertempuran laut-udara antar kapal induk pertama dalam sejarah.

Pertempuran berlangsung sengit hingga akhirnya kapal induk Jepang tidak mampu mengimbangi serangan udara dari kapal induk Sekutu. Jepang kemudian memutuskan untuk mundur akibat terlalu banyak pesawat Jepang yang ditembak jatuh sehingga kapal induk mereka tidak mampu lagi untuk bertempur.

Meski demikian, Jepang berhasil menenggelamkan kapal induk Amerika Serikat USS Lexington dan membuat USS Yorktown mengalami kerusakan. Pemenang tidak begitu terlihat dalam pertempuran ini, tetapi akan sangat terlihat pada dampaknya di pertempuran selanjutnya.

6. Pertempuran Midway (4 – 7 Juni 1942) 

warontherocks.com

Jepang merencanakan untuk menginvasi Kepulauan Midway, sebuah markas militer Amerika Serikat di Pasifik. Namun, rencana yang dirancang untuk menghancurkan kekuasaan Amerika Serikat di Pasifik ini sudah diketahui oleh Amerika akibat kode komunikasi rahasia Jepang yang berhasil dipecahkan.

Seperti ditulis dalam laman History, informasi Jepang yang bocor mulai dari lokasi dan waktu penyerangan hingga kekuatan armada Jepang yang akan dikerahkan dimanfaatkan Amerika Serikat dengan mengirim gugus tugas ke wilayah Midway untuk mencegat armada Jepang. Amerika juga sudah mengetahui rencana serangan tipuan Jepang ke Kepulauan Aleut, Alaska sehingga tidak terjebak dalam perangkap Jepang.

Setelah pertempuran yang sangat sengit di lautan, armada Jepang terpaksa mundur dan membatalkan rencana invasi Midway pada 6 Juni. 1 kapal penjelajah berat dan 4 kapal induk Jepang tenggelam dalam Pertempuran Midway, sedangkan Amerika Serikat hanya kehilangan 1 kapal penghancur dan 1 kapal induk.

7. Pertempuran Kepulauan Santa Cruz (26 Oktober 1942) 

usni.org

Armada laut Amerika Serikat mendapat tugas yang berat untuk melindungi Lapangan Udara Henderson di Guadalkanal yang sebelumnya berhasil direbut dari tangan Jepang di Pertempuran Guadalkanal. Seperti ditulis dalam laman National Naval Aviation Museum, armada laut Jepang dikerahkan dalam jumlah besar untuk merebut kembali Guadalkanal pada Oktober 1942.

Amerika Serikat mengerahkan gugus tugas bersama kapal induk USS Enterprise dan USS Hornet untuk mencegat kapal induk Zuiho, Shokaku dan Zuikaku milik Jepang. Pertempuran antar kapal induk tidak terhindarkan.

Meski berhasil menenggelamkan USS Hornet, Jepang gagal merebut kembali Guadalkanal. Armada Jepang harus mundur dari Pertempuran Kepulauan Santa Cruz karena kapal induk mereka mengalami kerusakan parah. Kapal induk USS Enterprise masih dapat selamat meskipun mengalami kerusakan parah akibat terkena bom dari pesawat pengebom tukik Jepang.

8. Pertempuran Laut Filipina (19 – 20 Juni 1944) 

history.navy.mil

Inilah pertempuran kapal induk paling dahsyat dalam sejarah. Bahkan, bisa dikatakan bahwa Pertempuran Laut Filipina menunjukkan siapa sebenarnya armada kapal induk terkuat di dunia.

Pada pertengahan bulan Juni 1944, seperti ditulis dalam laman History, Laksamana Ozawa Jisaburo mengerahkan armada kapal induk dengan kekuatan 430 pesawat sebagai serangan pertama untuk menggagalkan invasi Amerika Serikat ke Saipan di Kepulauan Mariana. Jika Saipan jatuh ke tangan Amerika Serikat, maka Filipina dan bahkan daratan utama Jepang dapat dengan mudah dijangkau oleh serangan udara Amerika.

Amerika Serikat yang sudah mendeteksi kedatangan pesawat Jepang dari radar langsung merespon dengan mengerahkan armada kapal induknya. Lebih dari 300 pesawat Jepang berhasil ditembak jatuh dan 2 kapal induk berhasil ditenggelamkan.

Amerika Serikat berhasil menenggelamkan satu kapal induk Jepang lagi dalam serangan kedua. Hingga berakhirnya pertempuran, Jepang telah kehilangan 480 pesawat dan 3 kapal induk, angka kehilangan yang memperburuk kekuatan militer Jepang. Kekalahan Jepang dalam Pertempuran Laut Filipina memuluskan invasi Amerika ke Saipan.

9. Pertempuran Teluk Leyte (23 – 26 Oktober 1944) 

nationalinterest.org

Pertempuran Teluk Leyte dikenal sebagai pertempuran laut paling dahsyat dalam Perang Dunia II. Pertempuran ini terjadi ketika Jepang merespon invasi Amerika Serikat dan Australia pada Oktober 1944 ke Pulau Leyte, Filipina. Jika Filipina dapat dikuasai Sekutu, maka suplai bahan bakar dari wilayah Singapura dan Indonesia menuju daratan utama Jepang akan terhambat.

Mengutip dari laman History, kali ini Jepang harus mengirimkan armadanya ke Teluk Leyte dari tiga lokasi yang berbeda sebagai dampak dari pertempuran sebelumnya. Armada kapal tempur berada di Singapura agar dekat dengan sumber bahan bakar, armada kapal penjelajah yang berpindah posisi akibat serangan kapal induk Amerika di Taiwan dan armada kapal induk berada di Jepang karena harus merekrut pilot baru.

Ketiga armada Jepang berangkat menuju Teluk Leyte dan masing-masing terlibat pertempuran sengit dengan armada Sekutu. Jepang kehilangan 4 kapal induk, 6 kapal penjelajah berat, 4 kapal penjelajah ringan, 11 kapal penghancur, 10.500 pelaut dan 3 kapal tempur termasuk Musashi, salah satu kapal tempur terbesar dalam sejarah. Ratusan pesawat Jepang juga dilaporkan berhasil ditembak jatuh. Sementara itu, armada Sekutu hanya kehilangan 6 kapal.

Baca Juga: 8 Informasi Rahasia Ini Berhasil Disadap Sekutu Selama Perang Dunia II

Verified Writer

Farhan Alam

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya