TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Belajar dari Pandemik Flu 1918, Ini 7 Cara Manjur Mengatasi Pandemik 

Mulai dari penutupan akses hingga mengadakan karnaval

influenzaarchive.org

Flu Spanyol menjadi pandemik pada tahun 1918, menewaskan lebih dari 50 juta jiwa di seluruh dunia. Pemerintah, masyarakat hingga para ahli pun dibuat kebingungan untuk mengatasi pandemik flu Spanyol yang pada saat itu baru pertama kali terjadi. Belum ada teknologi maupun penanganan medis yang tepat untuk mengatasi pandemik flu Spanyol.

Alhasil, pencegahan pandemik melalui tindakan yang tergolong sebagai intervensi nonfarmasi menjadi pilihan yang tepat dan berhasil menekan angka penyebaran pandemik di beberapa tempat. Penasaran dengan cara manjur yang diterapkan wilayah-wilayah di berbagai belahan dunia dalam mengatasi pandemik? Mari kita bahas dalam 7 daftar berikut ini.

1. Menutup akses  

archives.gov

Ketika kabar bahwa adanya pandemik mulai berhembus ke segala penjuru dunia, berbagai kota segera mengumumkan penerapan penutupan akses keluar dan masuk. Seperti ditulis dalam laman The Guardian, Kota Gunnison di Colorado, Amerika Serikat menerapkan pengawasan ketat dan barikade di jalan raya menuju kota.

Akses masyarakat yang ingin keluar maupun masuk kota secara resmi ditutup selama pandemik flu Spanyol berlangsung. Penutupan ini sukses melindungi seluruh warga Gunnison dari flu Spanyol. Larangan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan keramaian juga diterapkan untuk mencegah penyebaran pandemik.

Baca Juga: 8 Pelajaran Berharga yang Bisa Kita Petik dari Pandemik Flu Spanyol

2. Melarang kapal berlabuh 

newzeal.com

Kepulauan dan wilayah yang dibatasi secara geografis oleh perairan mengupayakan pencegahan penularan dengan melarang kapal yang ingin berlabuh. Samoa Amerika misalnya, langsung mengumumkan pelarangan bagi kapal yang ingin berlabuh begitu mengetahui pandemik sedang menjangkiti berbagai wilayah di dunia.

Seperti ditulis dalam laman Radio New Zealand, pelarangan kapal untuk berlabuh di Samoa Amerika sukses melindungi seluruh warganya dari kematian akibat pandemik flu Spanyol. Sementara itu, Samoa Barat beserta kepulauan lain di Pasifik yang tidak menerapkan larangan kapal untuk berlabuh harus merasakan pil pahit pandemik yang menewaskan banyak jiwa di sana.

3. Penerapan karantina bagi siapa pun yang ingin masuk

history.nebraska.gov

Mengutip dari laman ABC, Pulau Tasmania menerapkan karantina di sebuah pulau bagi tentara Perang Dunia I yang pulang ke Tasmania setelah Perang Dunia I. Di tempat lain, seperti ditulis dalam laman BBC, Kota Gunnison juga mewajibkan karantina selama dua hari bagi penumpang kereta api yang tiba di kota tersebut.

Karantina bagi siapapun yang ingin masuk adalah langkah pencegahan untuk memastikan bahwa mereka tidak membawa virus masuk ke masyarakat lokal. Dengan cara ini, penyebaran pandemik melalui penularan antar daerah maupun secara internasional dapat dicegah.

4. Isolasi bagi yang mengalami gejala 

history.navy.mil

Jika penutupan wilayah tetap tidak berhasil dan terdapat orang yang terlanjur terinfeksi virus, maka harus segera dilakukan isolasi. Seperti ditulis dalam laman Princeton Alumni Weekly, Universitas Princeton yang pada saat itu digunakan sebagai kamp militer langsung menerapkan isolasi ketika pertama kali kasus flu Spanyol terdeteksi di sana. Orang yang mengalami gejala ditempatkan di ruang isolasi yang terpisah dari kelompok yang masih sehat.

Samoa Amerika mengerahkan kapal militer Amerika Serikat untuk menjadi lokasi isolasi bagi masyarakat yang diduga menderita gejala pandemik atau masalah kesehatan lain. Selain itu, kapal militer terus berpatroli untuk mengamankan wilayah perairan guna memastikan tidak ada satupun kapal yang mendekat atau mencoba berlabuh tanpa izin.

5. Kesehatan masyarakat dipantau secara rutin 

Encyclopædia Britannica

Tidak hanya mencegah masuknya pandemik dari luar, pencegahan dari dalam juga perlu dilakukan dengan terus memantau kesehatan masyarakat yang ada di dalam wilayah. Pulau Yerba Buena menerapkan pengecekan kesehatan rutin selama pandemik berlangsung untuk memastikan seluruh warga sehat, tidak terjangkit pandemik maupun terjangkit masalah kesehatan lainnya.

Masyarakat yang berada dalam karantina maupun isolasi juga terus dipantau kesehatannya. Dengan pengawasan ini nantinya dapat diketahui apakah mereka terbukti terjangkit pandemik atau tidak. Selain itu, efektivitas cara penyembuhan juga dapat terlihat jika pasien dalam masa karantina dan isolasi mulai menunjukkan penurunan gejala.

6. Hiburan karnaval untuk menghilangkan jenuh 

history.navy.mil

Uniknya, seperti ditulis dalam laman SFGATE, Pulau Yerba Buena tetap mengadakan karnaval dan sirkus di tempat terbuka selama masa karantina berlangsung. Otoritas Yerba Buena menyatakan bahwa mereka khawatir terhadap kesehatan mental masyarakat sehingga merasa perlu untuk mengadakan hiburan untuk menghilangkan rasa jenuh selama masa karantina.

Meskipun mengadakan karnaval, Pulau Yerba Buena tetap aman dari pandemik. Sementara itu San Fransisco yang berada di seberang Yerba Buena mengalami dampak yang cukup parah dari pandemik flu Spanyol. Pulau Yerba Buena baru terkena pandemik dengan total kasus terinfeksi 28 orang setelah mereka mengumumkan penghentian status karantina.

Baca Juga: Belajar dari Kasus Flu Spanyol 1918, Dunia Harus Optimis Hadapi Corona

Verified Writer

Farhan Alam

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya