TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tidak Lama Setelah Pearl Harbor, Inilah 8 Fakta Pertempuran Pulau Wake

Pertempuran di awal Teater Pasifik Perang Dunia II

usmcmuseum.com

Penghujung tahun 1941 menjadi petaka bagi pulau-pulau yang dikuasai Amerika Serikat di Pasifik. Tahun tersebut, melalui serangan Jepang ke Pearl Harbor menandai dimulainya Teater Pasifik.

Pulau-pulau yang berada di wilayah Pasifik hingga Asia menjadi sasaran serangan armada gabungan Kekaisaran Jepang yang terkenal. Pulau Wake yang termasuk wilayah kekuasaan Amerika Serikat menjadi salah satu target Jepang.  Apa saja fakta menarik seputar Pertempuran Pulau Wake? Berikut 8 fakta yang berhasil dihimpun.

1. Serangan Jepang setelah Pearl Harbor

history.navy.mil

Serangan Jepang ke Pulau Wake terjadi tidak lama setelah serangan ke Pearl Harbor. Pearl Harbor diserang pada tanggal 7 Desember, sedangkan Pulau Wake diserang pada tanggal 8 Desember. Meskipun demikian, sebenarnya jeda serangan di dua lokasi tersebut hanya beberapa jam. Hal ini dikarenakan lokasi Pulau Wake dengan Pearl Harbor dipisahkan batas penanggalan internasional. 

Dilansir dari Britannica, pasukan Amerika Serikat yang menjaga Pulau Wake sudah menerima informasi bahwa Jepang menyerang Pearl Harbor. Berdasarkan informasi tersebut, Pulau Wake berjaga akan kemungkinan penyerangan berikutnya menarget Pulau Wake.

Namun karena kondisi langit saat itu sangat berawan dan Pulau Wake tidak dilengkapi radar, kedatangan pesawat pengebom Jepang yang terbang dari Kepulauan Marshall sangat mengejutkan pasukan di Pulau Wake.

2. Masih dalam pengerjaan ketika hari pertempuran

nps.gov

Pulau Wake awalnya bukan merupakan pangkalan militer, melainkan hanya untuk keperluan penerbangan sipil, bahkan lokasi wisata. Dilansir dari National Interest, Pulau ini biasanya digunakan oleh maskapai penerbangan Pan-American Airways. Pesawat amfibi The Philippine Clipper  milik Pan-American Airways sering mendarat di sini untuk mengisi bahan bakar.

Barulah pada awal tahun 1941 Amerika Serikat berinisiatif untuk menjadikan Pulau Wake sebagai pangkalan militer. Proyek ini dilakukan seiring dengan hubungan antara Amerika Serikat dengan Kekaisaran Jepang yang kian memanas dan diperkirakan akan saling berperang dalam waktu singkat. 

Perusahaan kontraktor sipil kemudian ditunjuk untuk mengubah Pulau Wake menjadi pangkalan militer. Pengerjaan yang dilakukan di antaranya menambah landasan pacu, mengadakan meriam-meriam anti pesawat dan anti kapal dan bangunan standar militer lainnya. Namun, proyek tersebut belum sempat selesai ketika Jepang melakukan serangan pertamanya di Pulau Wake.

3. Sipil juga terlibat

history.navy.mil

Serangan Jepang yang mendadak di saat Pulau Wake masih dalam proses pembangunan menyebabkan pekerja kontraktor sipil terpaksa terlibat dalam pertempuran. Mengutip dari Britannica, sekitar 186 pegawai kontraktor sipil secara sukarela bertempur bersama marinir, sedangkan 250 pekerja lainnya mendukung peperangan dalam hal logistik dan melanjutkan pengerjaan bangunan militer.

Sayangnya, dengan berhasil direbutnya Pulau Wake oleh Jepang membuat para pekerja kontraktor sipil ini juga menjadi tahanan perang. Mereka juga turut merasakan menjadi pekerja paksa dan dieksekusi oleh Jepang. Penderitaan mereka berlanjut selama Perang Dunia II berlangsung.

Baca Juga: 7 Senjata Super Peninggalan Perang Dunia II, Pasti Kamu Gak Menyangka!

4. Pulau kecil namun menyulitkan Jepang

history.navy.mil

Siapa sangka bahwa Jepang harus mengeluarkan kekuatan lebih untuk menaklukkan pulau kecil ini. Pulau Wake ternyata tidak mampu dikalahkan Jepang hanya dalam satu kali serangan. Meskipun akhirnya berhasil ditaklukkan, pertahanan Pulau Wake cukup menyulitkan invasi Jepang.

Pihak Jepang sendiri awalnya merencanakan untuk dapat menaklukkan Pulau Wake pada serangan pertama yang didahului dengan pengerahan pesawat pengebom ke Pulau Wake. Setelah berhasil melakukan pengeboman, rencananya pasukan Jepang akan didaratkan di Pulau Wake dengan dilindungi oleh armada kapal. 

Namun, ternyata pasukan Amerika Serikat di Pulau Wake berhasil selamat dari serangan pesawat pengebom sehingga berhasil menggagalkan pendaratan pasukan Jepang. Alhasil pertempuran terus berlanjut sekitar dua minggu hingga akhirnya Pulau Wake berhasil direbut Jepang.

5. Strategi pertahanan yang efektif dan kegagalan pihak Jepang

history.navy.mil

Dilansir dari National Interest, serangan pertama dari pesawat pengebom Jepang pada awalnya cukup sukses dengan berhasil menghancurkan 7 pesawat tempur Grumman F4F Wildcat yang sedang terparkir di landasan. Selain itu, 4 pilot juga tewas ketika sedang berlari menuju pesawat mereka. 

Serangan pertama sukses memberikan kerugian bagi pihak Amerika Serikat karena pada saat itu pasukan Amerika belum siap ketika pesawat pengebom Jepang tiba di lokasi. Selain itu, 7 pesawat Wildcat hancur karena Pulau Wake tidak memiliki bangunan pelindung serangan udara untuk pesawat sehingga Wildcat menjadi sasaran empuk bagi pengebom Jepang.

Kesuksesan serangan pertama ini justru menjadi petaka bagi serangan Jepang berikutnya. Di antaranya yakni serangan kedua dari pesawat pengebom yang justru tidak mengenai sasaran. Pasukan Pulau Wake juga sudah memindahkan posisi meriam anti pesawat mereka sehingga pesawat Jepang tidak menyangka akan mendapat tembakan dari arah lain.

Begitu pula pada saat Jepang akan mendaratkan pasukannya. Jepang mengira pertahanan di Pulau Wake sudah berhasil dihancurkan sepenuhnya berdasarkan laporan dari pesawat pengebom sehingga armada laut Jepang merasa aman untuk mendekati Pulau Wake. 

Ternyata pertahanan Pulau Wake masih beroperasi secara optimal dan menunggu agar kapal Jepang lebih mendekat ke arah meriam anti kapal Pulau Wake. Pasukan Amerika mampu memberikan perlawanan yang sengit hingga berhasil menenggelamkan kapal milik Jepang.

6. Armada laut Amerika Serikat batal mengirim bantuan

history.navy.mil

Pertempuran semakin memanas di Pulau Wake. Angkatan Laut Amerika Serikat mengupayakan bantuan menuju Pulau Wake. Mengutip dari National Interest, dikirimlah kapal induk USS Saratoga, kapal penjelajah berat USS Astoria, USS Minneapolis, USS San Francisco, kapal pengangkut bahan bakar, kapal penghancur dan kapal pengangkut pasukan. Armada ini dipimpin oleh Laksamana Muda Frank Fletcher.

Masih dalam perjalanan menuju Pulau Wake, armada ini diperintahkan untuk membatalkan misi dan kembali ke Pearl Harbor. Pembatalan ini berkaitan dengan laporan dari Cunningham yang berada di Pulau Wake bahwa Jepang sudah berhasil mendarat di Pulau Wake. Selain itu, juga dikhawatirkan kapal induk Jepang berada di sekitar lokasi dan membahayakan konvoi kapal Amerika Serikat. 

7. Cunningham menjadi tahanan perang

history.navy.mil

Upaya Jepang untuk merebut Pulau Wake akhirnya berhasil setelah Jepang meningkatkan kekuatan armadanya. Kali ini kapal induk diikutsertakan untuk mendukung pendaratan pasukan Jepang di Pulau Wake. Akhirnya Pulau Wake berhasil direbut Jepang pada 23 Desember 1941.

Pasukan dan pekerja sipil yang berada di Pulau Wake menjadi tahanan perang Jepang. Komandan Winfield Scott Cunningham yang dikirim sebelum pertempuran untuk memimpin pasukan di Pulau Wake juga termasuk dalam tahanan perang Jepang. 

Tahanan perang Pulau Wake tetap berada di pulau, sedangkan Cunningham dan beberapa tahanan lain dibawa ke Cina oleh Jepang. Ia tetap menjadi tahanan perang dan berada di Cina hingga akhirnya Perang Dunia II berakhir.

Baca Juga: 8 Fakta Insiden Chichijima yang Mengerikan dalam Perang Dunia II

Verified Writer

Farhan Alam

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya