TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta Menarik Alexander Agung, Sang Penakluk Dunia dari Makedonia

Meninggal di usia muda dan masih menjadi misteri

ancientpages.com

Jika kita berbicara siapa raja paling hebat dalam sejarah, maka nama Alexander Agung adalah satu diantaranya. Ia adalah seorang raja dari Makedonia pada masa Yunani kuno yang hidup pada tahun 362-323 SM. Sepanjang kepemimpinannya yang kurang dari 15 tahun, ia berhasil menaklukan emperium besar seperti Yunani dan Persia.

Wilayah penaklukannya pun melintang luas sepanjang wilayah Persia, Asia kecil, Eropa hingga Mesir. Tak hanya seorang raja yang karismatik, ia pun dikenal berkat kemampuan militernya yang sangat luar biasa. Berikut ini adalah fakta menarik lainnya dari kehidupan Alexander Agung.

1. Tidak hanya diajarkan ilmu pengetahuan oleh Aristoteles, Alexander pun belajar lewat filsuf populer lainnya

akg-images.co.uk

Ayah Alexander, Philip II dari Makedonia menyewa Aristoteles, salah satu filsuf terbesar sejarah, untuk mendidik pangeran berusia 13 tahun. Alexander sendiri belajar langsung selama tiga tahun bersama sang filsuf dengan berbagai jenis ilmu, termasuk filsafat yang membentuk sang pangeran menjadi sosok bijak.

Namun gurunya yang hebat bukan Aristoteles saja, ketika masih menjadi pangeran di Yunani, Alexander mencari pertapa terkenal Diogenes the Cynic, yang menolak kebaikan sosial dan tidur di toples tanah liat besar. Alexander pun mendekati si pemikir di sebuah plaza publik, bertanya pada Diogenes tentang berbagai hal.

Bertahun-tahun kemudian, di India, Alexander menghentikan penaklukan militernya untuk melakukan diskusi panjang dengan para filsuf telanjang dari agama Hindu atau Jain yang menghindari kesombongan manusia dan pakaian.

2. Tak pernah kalah dalam perang sepanjang 15 tahun penaklukannya

ancient-origins.net

Taktik dan strategi militer Alexander the Great masih dipelajari di akademi militer hingga hari ini. Dari kemenangan pertamanya pada usia 18, Alexander memperoleh reputasi memimpin pasukannya untuk berperang dengan kecepatan yang mengesankan, memungkinkan pasukannya yang lebih kecil untuk mencapai dan menghancurkan garis musuh sebelum musuh-musuhnya siap.

Setelah mengamankan kerajaannya di Yunani, pada tahun 334 SM. Alexander menyeberang ke Asia (sekarang Turki) di mana ia memenangkan serangkaian pertempuran dengan Persia di bawah pimpinan Darius III. Inti dari kekuatan tempur Alexander adalah phalanx Makedonia yang berkekuatan 15.000 orang, yang unit-unitnya menahan orang-orang Persia yang memegang pedang dengan tombak sepanjang 20 kaki yang disebut sarissa.

Sepanjang peperangannya dalam aksi penaklukan wilayah lain,  Alexander belum pernah mengalami satu kali pun kekalahan selama 15 tahun. 

3. Dia menamai lebih dari 70 kota dengan namanya

theculturetrip.com

Alexander sering memperingati penaklukannya dengan mendirikan puluhan kota (biasanya dibangun di sekitar benteng militer sebelumnya), yang ia beri nama Alexandria. Yang paling terkenal di antaranya, didirikan di muara Sungai Nil pada 331 SM, sekarang adalah kota terbesar kedua di Mesir.

Nama Aleksandria lainnya terletak di beberapa negara yang sempat ditaklukan seperti Turki, Iran, Afghanistan, Tajikistan, dan Pakistan saat ini. Namun, di dekat lokasi pertempuran sungai Hydaspes — kemenangan termahal saat penaklukan — Alexander mendirikan kota Bucephala, yang dinamai berdasarkan nama kuda favoritnya, yang terluka parah dalam pertempuran itu.

Baca Juga: 6 Tempat Bersejarah Seru di Pulau Kreta, Yunani yang Wajib Dikunjungi

4. Jatuh cinta pada pandangan pertama dengan istrinya

villacastagnadaylesford.com.au

Setelah penaklukan Sogdian Rock yang terkenal di tahun 327 SM , benteng gunung yang tampaknya sulit tertembus, Alexander yang berusia 28 tahun sedang mengamati para tawanannya ketika Roxanne, putri remaja seorang bangsawan Baktria, menarik perhatiannya.

Segera setelah itu, Alexander pun menikahi sang gadis. Dalam upacara pernikahan tradisional, raja memotong sepotong roti menjadi dua dengan pedangnya dan membaginya dengan pengantin baru. Beberapa bulan setelah kematian Alexander, Roxanne melahirkan putra tunggal pasangan itu, Alexander IV.

5. Keharuman badannya pun sangat terkenal

history.com

Karya tulis yang berjudul "Kehidupan Orang-orang Yunani dan Romawi yang Mulia", karya Plutarch, ditulis 400 tahun setelah kematian Alexander, melaporkan bahwa bau yang paling menyenangkan dikeluarkan dari kulit Alexander, bahkan napas dan seluruh tubuhnya begitu harum sehingga mengharumkan pakaian yang ia kenakan.

Detail penciuman adalah bagian dari tradisi saat itu, dimulai selama masa hidup Alexander, dari pemberian atribut seperti dewa kepada raja penakluk. Alexander sendiri secara terbuka menyebut dirinya Son of Zeus selama kunjungan ke Siwah pada tahun 331 SM.

6. Setelah menaklukan Persia, Alexander berdandan seperti mereka

history.com

Setelah enam tahun serbuan yang semakin dalam terhadap kerajaan Persia, pada 330 M. Alexander menaklukkan Persepolis, pusat budaya lama Persia. Menyadari bahwa cara terbaik untuk mempertahankan kendali atas orang Persia adalah dengan bertindak dengan budayanya, Alexander mulai mengenakan tunik bergaris, ikat pinggang, dan mahkota gaun kerajaan Persia. 

Pada 324 ia mengadakan pernikahan massal di kota Susa di Persia, di mana ia memaksa 92 pemimpin Makedonia untuk mengambil istri-istri Persia (Alexander sendiri menikahi dua diantaranya, Stateira dan Parysatis).

Baca Juga: Cleopatra Philopator: Ratu Kerajaan Mesir Kuno yang Melegenda

Verified Writer

Ganjar Firmansyah

A Reader who love hiking hitchiking camping and other-Ings

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya