TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Sistem Limbik, Bagian Otak yang Mengontrol Emosi & Perilaku

Termasuk mengatur amarah dan cinta, lho!

singularityhub.com

Otak adalah organ yang sangat kompleks di dalam tatanan tubuh manusia. Ia adalah pusat kontrol dan koordinasi segala sesuatu mulai dari gerakan jari hingga detak jantung. Tidak hanya itu, otak juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan dan memproses emosi.

Para ahli masih memiliki banyak pertanyaan tentang peran otak dalam berbagai emosi, tetapi mereka sukses menunjukkan asal-usul dari beberapa temuan yang umum, termasuk ketakutan, kemarahan, kebahagiaan, dan cinta. Salah satu bagian yang berperan di dalamnya adalah sistem limbik. Berikut ini adalah fakta-faktanya.

1. Apa itu sistem Limbik sebenarnya?

revelpreview.pearson.com

Sistem limbik adalah sekelompok struktur yang saling berhubungan yang terletak jauh di dalam otak. Ini adalah bagian dari otak yang bertanggung jawab atas respons perilaku dan emosional.

Para ilmuwan belum mencapai kesepakatan tentang daftar lengkap struktur yang membentuk sistem limbik, tetapi strukturnya secara umum terdiri dari empat bagian. Mereka terdiri dari hipotalamus, hippocampus, amygdala dan korteks limbik. Di dalamnya termasuk pengaturan rasa takut, kemarahan, kebahagiaan dan perasaan cinta.

Baca Juga: 7 Karakteristik Tubuh Manusia Ini Diwarisi dari Ikan, Masa Iya sih?

2. Amigdala, bagian otak untuk mengontrol rasa takut

Unsplash/Vikas Shankarathota

Dari sudut pandang biologis, ketakutan adalah emosi yang sangat penting. Emosi ini membantu kita merespons dengan tepat situasi yang mengancam dan membahayakan kita. Respons ini dihasilkan oleh stimulasi amigdala, diikuti oleh hipotalamus. Inilah sebabnya mengapa beberapa orang dengan kerusakan otak yang memengaruhi amigdala mereka tidak selalu merespons dengan tepat skenario yang berbahaya.

Ketika amigdala menstimulasi hipotalamus, ia memulai respons melawan atau lari. Hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar adrenalin untuk menghasilkan hormon, seperti adrenalin dan kortisol.

Saat hormon-hormon ini memasuki aliran darah, kita akan merasakan beberapa perubahan fisik, seperti peningkatan detak jantung, tingkat pernapasan, gula darah dan berkeringat. Amigdala juga berfungsi menyimpan peristiwa dan kenangan. Contohnya, ketika kita memegang api. Maka amigdala akan menyimpan memori rasa sakit yang diakibatkan.

3. Korteks limbik, bertanggung jawab dalam menciptakan perasaan bahagia

Unsplash/KAL VISUALS

Kebahagiaan mengacu pada keseluruhan kondisi kesejahteraan atau kepuasan seseorang. Ketika kita merasa bahagia, umumnya kita akan selalu memiliki pikiran dan perasaan positif.

Studi pencitraan menunjukkan bahwa respons kebahagiaan sebagian berasal dari korteks limbik. Area lain yang disebut precuneus juga ikut berperan. Precuneus terlibat dalam pengambilan ingatan, mempertahankan rasa diri, dan memusatkan perhatian saat bergerak di lingkungan.

Sebuah studi dilansir dari healthline.com menemukan bahwa orang dengan volume materi abu-abu yang lebih besar di precuneus kanan mereka dilaporkan lebih bahagia. Para ahli berpikir precuneus memproses informasi tertentu dan mengubahnya menjadi perasaan bahagia.

Misalnya, bayangkan dirimu menghabiskan malam yang indah bersama seseorang yang disayangi. Ke depannya, ketika kamu kembali mengingat pengalaman ini, maka kamu pun akan mengalami perasaan bahagia.

4. Tempat lahirnya kemarahan

medium.com

Sama seperti ketakutan, kemarahan adalah respons terhadap ancaman atau stres yang diakibatkan lingkungan sekitar. Ketika kita berada dalam situasi yang tampaknya berbahaya dan tidak dapat melarikan diri, kamu kemungkinan akan merespons dengan kemarahan. Frustrasi, seperti menghadapi penghalang jalan saat berusaha mencapai tujuan, juga dapat memicu respons kemarahan.

Kemarahan dimulai dengan amigdala yang menstimulasi hipotalamus, seperti halnya dalam respons rasa takut. Selain itu, bagian dari korteks prefrontal juga dapat berperan dalam kemarahan. Orang dengan kerusakan pada area ini sering mengalami kesulitan mengendalikan emosi mereka, terutama kemarahan.

Baca Juga: Seram! Ini 8 Ancaman yang Bisa Membuat Manusia Punah dalam Waktu Cepat

Verified Writer

Ganjar Firmansyah

A Reader who love hiking hitchiking camping and other-Ings

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya