TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Gempa Bumi yang Perlu Kamu Tahu

Gempa bumi terjadi karena apa, ya?

Ilustrasi bangunan setelah gempa bumi (pexels.com/Alari Tammsalu)

Sebagai penduduk Indonesia, pasti kita tidaklah asing dengan istilah gempa bumi. Gempa bumi, baik yang berkekuatan besar maupun kecil pasti setidaknya pernah dirasakan sekali seumur hidup oleh kita sebagai penduduk Indonesia.

Sayangnya, banyak dari kita yang selama ini masih kurang memahami kenapa gempa bumi dapat terjadi. Apakah gempa bumi dapat menimbulkan bencana lain? Padahal, pengetahuan tentang gempa bumi ini sangat penting untuk diketahui agar kita terhindar dari bahayanya. Untuk menambah pengetahuan mengenai gempa bumi, berikut beberapa fakta mengenai gempa bumi.

1. Apa itu gempa bumi

Ilustrasi grafik gelombang gempa (sumber: pexels.com/Burak Kebaber)

Jika ditanya mengenai arti dari gempa bumi, pasti sebagian besar dari kita akan menjawab berdasarkan perasaan atau kondisi yang dirasakan saat terjadi gempa, yaitu berupa goncangan yang terjadi pada permukaan tempat kita berpijak. Secara lebih ilmiah, gempa bumi dapat dikatakan sebagai pelepasan energi secara tiba-tiba yang kemudian dapat menghantarkan gelombang seismik yang akhirnya kita rasakan sebagai goncangan.

Gempa bumi merupakan sebuah peristiwa yang berhubungan dengan menjalarnya gelombang seismik. Hal itu disebabkan oleh peristiwa alamiah maupun akibat campur tangan manusia.

Baca Juga: 5 Cara Mengantisipasi Sebelum Gempa Bumi, Bali Rentan Bencana

2. Apa yang menyebabkan terjadinya gempa bumi?

Ilustrasi meletusnya gunung api (sumber: pexels.com/Suhairy Tri Yadhi)

Gempa bumi pada dasarnya adalah perambatan gelombang seismik yang disebabkan oleh pelepasan energi secara tiba-tiba. Pelepasan energi ini dapat berasal dari beberapa peristiwa. Secara umum, gempa bumi dapat dibagikan menjadi tiga berdasarkan penyebabnya, yaitu gempa bumi tektonik, vulkanik, dan runtuhan.

Gempa bumi tektonik dapat terjadi karena adanya adanya energi yang tersimpan saat terjadinya tumbukan antar lempeng, pada suatu ketika energi tersebut sudah tidak dapat tertampung dan akhirnya terjadi pelepasan yang disertai dengan menjalarnya gelombang energi tersebut.

Sementara itu, gempa bumi vulkanik terjadi ketika terdapat aktivitas vulkanik berupa gesekan magma dengan dinding batuan ketika magma naik ke permukaan bumi. Gesekan ini menyebabkan terlepasnya energi seismik yang kemudian menyebabkan gempa bumi. Gempa bumi vulkanik biasanya akan meningkat frekuensinya saat erupsi gunung api.

Terdapat satu lagi penyebab gempa bumi, yaitu gempa bumi akibat runtuhan. Runtuhan berbagai material seperti contohnya runtuhnya gua dan tebing juga merupakan penyebab dari gempa bumi. Runtuhnya berbagai material tersebut menyebabkan timbulnya getaran seismik yang kemudian menjalar di permukaan tanah dan dirasakan kita sebagai gempa.

3. Di manakah pusat gempa?

Ilustrasi runtuhan di gua (pexels.com/Denniz Futalan)

Letak pusat gempa pada dasarnya ditentukan oleh jenis gempa itu sendiri. Contohnya, untuk gempa bumi tektonik biasanya berpusat pada batas-batas lempeng tektonik. Pada perbatasan lempeng tersebutlah terjadi interaksi atau tumbukan antar lempeng dan disertai dengan pelepasan energi.

Untuk gempa bumi vulkanik, karena penyebabnya adalah pergerakan magma maka pusatnya berada pada wilayah gunung api aktif. Sementara itu untuk gempa bumi runtuhan dapat bersumber pada wilayah-wilayah yang kurang stabil seperti gua maupun tebing.

4. Apa saja dampak dari gempa bumi?

Ilustrasi tsunami (sumber: pexels.com/GEORGE DESIPRIS)

Gempa bumi merupakan peristiwa yang biasanya terjadi secara tiba-tiba dan disertai dengan getaran yang pada intensitas tertentu dapat menyebabkan rusaknya permukiman dan infrastruktur. Akan tetapi, selain dampak tersebut ternyata gempa bumi memiliki dampak ikutan lain yang juga tidak kalah merugikan. Contoh dampak ikutan lain yang dapat disebabkan oleh gempa bumi diantaranya adalah longsor, kebakaran, likuifaksi, hingga tsunami. 

Longsor dapat terjadi pasca gempa terutama pada wilayah yang memiliki kestabilan lereng yang rendah didukung dengan curah hujan yang tinggi. Goncangan akibat gempa dapat menjadi pemicu gerakan tanah ini. Kebakaran setelah terjadi gempa dapat terjadi akibat rusaknya jaringan listrik karena gempa dan akhirnya menjadi pemicu munculnya api.

Likuifaksi juga merupakan salah satu dampak ikutan gempa yang cukup berbahaya, likuifaksi ini merupakan peristiwa ketika tanah yang jenuh air kehilangan strukturnya sehingga menyebabkan bangunan di atasnya menjadi bergoyang dan terbenam. Selain itu dampak ikutan yang sudah cukup populer adalah tsunami, tsunami merupakan gelombang besar yang disebabkan oleh gempa. 

Baca Juga: Seismologi: Cabang Ilmu Geofisika yang Mempelajari Gempa Bumi

Verified Writer

Gita

An educator

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya