TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Spesies di Dunia yang Berjuang Melawan Perubahan Iklim

Bahkan ada yang sudah punah

Seekor beruang kutub sedang berjalan di padang salju. (Pexels.com/Pixabay)

Dunia terus mengalami perubahan dan saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja, dunia kita sedang mengalami perubahan iklim yang sangat pesat. Tentunya hal ini sangat berpengaruh terhadap beberapa hewan dan tumbuhan. Kini para hewan dan tumbuhan tersebut harus berjuang untuk beradaptasi dengan kondisi baru mereka. Sayangnya ada beberapa spesies yang tidak mampu bertahan dan akhirnya punah. Di bawah ini adalah deretan spesies yang terdampak oleh perubahan iklim.

1. Orange spotted filefish

Ikan orange spotted filefish sedang bersembunyi diantara terumbu karang. (twiter.com/Luiz Rocha)

Orange-spotted filefish tinggal di habitat terumbu karang, mereka bergantung sepenuhnya pada terumbu karang, namun populasi terumbu karang semakin hari semakin menurun karena perubahan iklim.

Selain itu, Orange-spotted filefish sangat sensitif terhadap air hangat: Hewan ini punah di Jepang selama periode suhu laut yang lebih hangat pada tahun 1988.

2. Pohon quiver

Hutan pohon quiver di namibia. (amusingplanet.com)

Pohon sukulen ini merupakan tanaman endemik (dan merupakan simbol dari) bagian barat Afrika Selatan dan Namibia yang gersang. Bab Empat dari laporan IPCC kelima "menunjukkan untuk pertama kalinya, bahwa laju perubahan iklim sangatlah penting bagi kelangsungan hidup beberapa spesies, dan pohon adalah yang paling rentan terhadap perubahan yang cepat," kata Scholes.

Salah satu spesies yang dipelajari, yaitu pohon quiver tidak dapat tumbuh dan menyebar cukup cepat untuk mengikuti iklim yang berubah dengan cepat, dilansir dari nationalgeographic.com.

Baca Juga: Ahli: Beruang Kutub Bisa Punah di Akhir Abad Ini!

3. Beruang kutub

Seekor beruang kutub sedang berjalan di padang salju. (Pexels.com/Pixabay)

Beruang yang satu ini sudah sangat terkenal, hampir semua generasi kita mengetahui tentang beruang ini entah itu dari film ataupun dari buku. Sayangnya es laut Arktik tempat hewan ini berburu semakin menghilang selama musim panas.

Es laut ini akan terbentuk kembali di musim gugur dan menghilang lagi di musim semi. "Ketika es laut Arktik menghilang, beruang kutub harus memanfaatkan sumber makanan alternatif" kata para ilmuwan, dan beberapa beruang kutub yang kelaparan menjadikan telur angsa sebagai alternatif.

Tapi itu bukan alternatif terbaik, kata Steven Amstrup, kepala ilmuwan untuk Polar Bears International. "Beberapa laporan media telah menyarankan bahwa ini mungkin berarti beruang kutub bisa saja datang ke darat dan makan makanan darat dan entah bagaimana baik-baik saja tanpa es laut," kata Amstrup.

Perilaku ini mungkin saja akan membawa perubahan bagi beruang kutub ke depannya, mungkin saja di kemudian hari mereka akan menjadi beruang yang menghabiskan kebanyakan waktunya di darat, seperti saudaranya.

4. Penguin adelie

Seekor burung pinguin Adelie (ebird.org)

Burung Antartika ini kebanyakan hidup di krustasea kecil yang disebut krill. Krill hidup di bagian bawah lapisan es, di mana mereka menemukan perlindungan dan ganggang sebagai makanan. Namun saat es laut Antartika menyusut, populasi krill menurun, artinya penguin harus bermigrasi lebih jauh untuk mencari makanan.

Menghabiskan lebih banyak energi untuk mencari makanan membuat penguin kurang berhasil berkembang biak dan membesarkan anak, kata para ilmuwan. Hal tersebut membuat populasi penguin Adelie semakin menurun.

5. North-atlantic cod

Seekor ikan north atlantic cod. (thefisherman.com)

Penangkapan ikan yang berlebihan secara historis menyebabkan jumlah ikan ini turun, tetapi populasinya biasanya bangkit kembali. Namun hal ini tidak berlaku untuk populasi ikan di lepas pantai timur laut Amerika Utara, di mana populasinya belum pulih sejak jatuh pada 1990-an.

"Seluruh ekosistem tampaknya telah berubah," kata para ilmuwan, dan "Ini mungkin melibatkan perubahan iklim karena perubahan arus laut dan masuknya air dingin Arktik,".

6. Karang Staghorn dan karang lainnya di seluruh dunia

ilustrasi terumbu karang (unsplash.com/Francesco Ungaro)

Hewan pembentuk terumbu ini "menyusut hampir di semua tempat, karena berbagai alasan," kata Pörtner, termasuk suhu air yang semakin memanas, karena karang sensitif terhadap perubahan suhu laut.

Acropora cervicornis atau Karang Staghorn, misalnya, dulu tersebar luas di Karibia tetapi sekarang terbatas pada beberapa area kecil, kemungkinan karena pemanasan.

Baca Juga: 5 Bahan Makanan Ini Terancam Punah Akibat Perubahan Iklim 

Verified Writer

Habib Salehudin

Torisugi no Kamen Raido

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya