7 Fakta Ikan Aligator, Predator Air Tawar yang Dijuluki Fosil Hidup

2. Cuma ada di Benua Amerika

Kamu gak perlu khawatir ikan predator ini berenang-renang di perairan Indonesia karena mereka cuma ada di benua Amerika saja. Dulunya, ikan gar memang pernah ada di Eropa dan Asia berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, tapi sekarang seluruh tujuh spesies ikan gar yang ada, termasuk ikan aligator, cuma bisa ditemukan di Amerika Utara dan Amerika Selatan saja. 

Ikan ini bisa dibilang spesies ikan gar yang paling toleran terhadap air berkadar garam tinggi. Kadang-kadang, mereka suka berenang ke perairan air asin. 

3. Predator yang kelihatan gak banyak gerak di air

Kalau kamu dapat kesempatan untuk melihat ikan aligator, kamu akan menyadari kalau ikan ini gak banyak gerak. Mereka akan terlihat seperti mengapung atau melayang di dalam air. Namun, jangan tertipu, ini memang cara mereka untuk berburu. Mereka akan diam tak bergerak sampai ada ikan yang lengah dan berenang mendekat. Saat itulah, ikan aligator akan menerjang dan mencengkeram mangsa yang terkejut dengan ratusan gigi tajamnya. 

4. Dua baris gigi tajam untuk menangkap mangsa

Selain ukurannya yang besar, salah satu ciri yang membedakan ikan aligator dari ikan gar lainnya adalah giginya. Gigi mereka supertajam menyerupai jarum. Pada tiap rahangnya pun ada dua baris gigi dengan barisan gigi terluar cenderung lebih panjang dan besar dibandingkan barisan gigi yang ada di dalam. Pokoknya jangan sampai tergigit oleh ikan satu ini deh.

5. Gak pilih-pilih makanan

Mengutip laman Animal Diversity Web, ikan aligator gak pilih-pilih makanan. Sebagai predator oportunis, mereka akan memakan apa pun yang ada, mulai dari ikan, bebek, kura-kura, mamalia kecil, sampai bangkai sekalipun. Karena ukurannya yang besar, ikan aligator dewasa cuma punya sedikit predator alami, yakni aligator Amerika.

6. Telurnya beracun

Telur ikan aligator dan ikan gar pada umumnya sangat beracun. Akan sangat berbahaya kalau sampai kamu mengonsumsi ikan ini. Racun pada telur ikan gar merupakan salah satu mekanisme pertahanan diri supaya telur-telur tidak dimakan predator, seperti hewan krustasea, tutur laman National Geographic. Hal ini sempat diduga jadi salah satu alasan kenapa ikan-ikan gar bisa bertahan hidup hingga saat ini sejak ratusan juta tahun lalu!