TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bekantan: Monyet Unik Hidung Besar Satwa Endemik Kalimantan

Statusnya terancam punah :(

Instagram/kkmbtarakan

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Di setiap provinsi dari ujung barat hingga ujung timur, bisa dipastikan memiliki kekhasan  flora dan fauna. Namun, di antara banyaknya keanekaragam tersebut, gak sedikit jenis satwa asli Indonesia yang berstatus terancam punah atau endangered. Keberadaannya masih terus menjadi sasaran pemburu tak bertanggungjawab. Salah satu satwa endemik tersebut adalah bekantan.

Menjadi fauna khas tanah Borneo, bekantan bisa kamu temui di hutan rawa, muara pinggir sungai, dan hutan mangrove di wilayah pulau Kalimantan. Nah, jika kamu ingin mengenal lebih dekat satwa berhidung panjang ini, yuk simak ulasan bekantan selengkapnya berikut!

1. Bentuk dan ukuran fisik bekantan

Instagram/kkmbtarakan

Sering disebut monyet Belanda lantaran memiliki hidung yang panjang dan menggantung, bekantan sering pula disebut sebagai raseng, pika, maupun kahau oleh masyarakat Kalimantan. Tubuh bekantan dewasa ini mampu mencapai panjang 53-76 centimeter dan berat mencapai 7-22,5 kilogram, di mana ukuran tubuh bekantan jantan lebih besar dari ukuran tubuh betina.

Jenis primata bernama latin Nasalis lavartus ini juga punya perut yang tampak besar sebagai hasil dari kebiasaan mengkonsumsi makanannya, yaitu berupa pucuk-pucuk daun mangrove, selain juga memakan buah, kulit pohon, serangga, dan kepiting. Dedaunan tersebut akan menghasilkan banyak gas pada saat dicerna sehingga memberi efek buncit pada perut bekantan.

2. Hidup dalam kelompok besar

Instagram/Bayu Wicaksono

Bekantan menghabiskan sebagian waktunya di atas pohon. Dalam sebuah populasi bekantan, umumnya mereka akan membuat sebuah kelompok besar beranggotakan 10-32 bekantan. Dalam kelompok besar ini akan ada kepala suku atau pemimpin bekantan.

Pembagian kelompok tersebut terbagi menjadi dua jenis, yaitu one-male dan all-male. Kelompok one-male terdiri dari satu jantan dewasa, beberapa betina dewasa, dan anak-anaknya. Sedangkan kelompok all-male beranggotakan beberapa bekantan jantan saja. Jantan yang menginjak remaja di kelompok one-male akan memisahkan diri dan bergabung dengan kelompok all-male.

Baca Juga: Sensasi Bermalam di Sungai Sekonyer, Bercanda dengan Bekantan di Kalimantan Tengah

3. Bekantan pandai berenang

Instagram/Faisal

Gak banyak yang tahu kalau bekantan rupanya perenang yang handal. Kemampuan tersebut didukung sempurna oleh selaput-selaput yang terdapat pada sela-sela jari kaki bekantan. Gak hanya itu, hidung besar bekantan juga memiliki semacam katup. Katup ini berfungsi dalam kemampuannya menyelam selama beberapa detik. Keren, ya?

4. Statusnya terancam punah atau endangered

Instagram/Rifky Edo Herlangga

Masih terus diburu untuk diambil dagingnya sebagai umpan yang ampuh untuk memburu labi-labi, sejenis kura-kura berpunggung lunak, status konservasi bekantan pun mengalami penurunan dari posisi vulnerable (Rentan) pada tahun 1986-1996, ke posisi endangered (Terancam Punah) di tahun 2000 hingga sekarang.

Kabarnya, bekantan tak berdosa ini harus menyerah pada tangan-tangan pemburu setidaknya berjumlah 5-10 ekor setiap minggunya. Miris sekali.

5. Bekantan juga terancam kehilangan habitat aslinya

Instagram/Bayu Wicaksono

Penurunan jumlah populasi bekantan tersebut rupanya gak cuma dari tangan pemburu saja, melainkan juga oleh alih fungsi lahan hutan untuk keperluan kawasan industri. Demi memenuhi kebutuhan ekonomi daerah dan nasional, bekantan rela terusir dari habitat aslinya yang berdampak pada terpecahnya kelompok-kelompok besar bekantan menjadi kelompok kecil. Kelompok kecil memaksa bekantan melakukan proses kawin kerabat yang biasanya akan menghasilkan keturunan dengan kualitas yang menurun.

Selain itu, aktivitas industri ini juga rentan membuat bekantan kebisingan dan stres yang berakibat pada buruknya proses reproduksi.

Baca Juga: Sedih, 10 Satwa Langka Ini Sering Jadi Barang Dagangan di Pasar Gelap

Verified Writer

Intan Deviana

Suka jalan-jalan, suka foto-foto, suka nulis :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya