Bekantan: Monyet Unik Hidung Besar Satwa Endemik Kalimantan
Statusnya terancam punah :(
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Di setiap provinsi dari ujung barat hingga ujung timur, bisa dipastikan memiliki kekhasan flora dan fauna. Namun, di antara banyaknya keanekaragam tersebut, gak sedikit jenis satwa asli Indonesia yang berstatus terancam punah atau endangered. Keberadaannya masih terus menjadi sasaran pemburu tak bertanggungjawab. Salah satu satwa endemik tersebut adalah bekantan.
Menjadi fauna khas tanah Borneo, bekantan bisa kamu temui di hutan rawa, muara pinggir sungai, dan hutan mangrove di wilayah pulau Kalimantan. Nah, jika kamu ingin mengenal lebih dekat satwa berhidung panjang ini, yuk simak ulasan bekantan selengkapnya berikut!
1. Bentuk dan ukuran fisik bekantan
Sering disebut monyet Belanda lantaran memiliki hidung yang panjang dan menggantung, bekantan sering pula disebut sebagai raseng, pika, maupun kahau oleh masyarakat Kalimantan. Tubuh bekantan dewasa ini mampu mencapai panjang 53-76 centimeter dan berat mencapai 7-22,5 kilogram, di mana ukuran tubuh bekantan jantan lebih besar dari ukuran tubuh betina.
Jenis primata bernama latin Nasalis lavartus ini juga punya perut yang tampak besar sebagai hasil dari kebiasaan mengkonsumsi makanannya, yaitu berupa pucuk-pucuk daun mangrove, selain juga memakan buah, kulit pohon, serangga, dan kepiting. Dedaunan tersebut akan menghasilkan banyak gas pada saat dicerna sehingga memberi efek buncit pada perut bekantan.
Baca Juga: Sensasi Bermalam di Sungai Sekonyer, Bercanda dengan Bekantan di Kalimantan Tengah
Editor’s picks
Baca Juga: Sedih, 10 Satwa Langka Ini Sering Jadi Barang Dagangan di Pasar Gelap
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.