TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Kerajaan Araucania dan Patagonia, Umurnya Kurang dari 2 Tahun!

Negeri fantasi tapi memiliki sebuah misi yang mulia

ilustrasi Kerajaan Araucania dan Patagonia (americasquarterly.org)

Kerajaan Araucania dan Patagonia adalah sebuah negara berumur pendek yang pernah berdomisili di selatan Argentina dan Chile. Pada suatu titik, kawasan tersebut penuh dengan imigran asal Prancis. Mereka mendirikan kerajaan independen di sana pada November 1860 tanpa adanya pengakuan internasional. Bahkan, sejumlah sumber atau peneliti berpendapat bahwa negara ini tidak jelas dan hanyalah "mainan" semata. 

Walaupun sempat mengklaim wilayah yang cukup luas, yakni kira-kira separuh wilayah Argentina dan Chile modern, kerajaan ini dengan cepat hilang dari sejarah karena segala kekurangannya demi menjadi negara resmi yang berdaulat. Dari ulasan singkat di atas, mau tahu apa saja fakta lain kerajaan yang sangat misterius dan dengan cepat terlupakan ini?

Yuk, simak ulasannya berikut ini!

1. Dilatarbelakangi oleh obsesi seorang mantan pengacara Prancis

ilustrasi Antoine Orélie de Tounens, Raja Araucania dan Patagonia (americasquarterly.org)

Kerajaan Araucania dan Patagonia didirikan pada tahun 1860 oleh Orélie Antoine de Tounens, seorang penjelajah dan mantan pengacara Prancis yang tinggal di kawasan Patagonia. Sesungguhnya, ia menganggap dirinya sebagai "utusan" secara sukarela untuk memberikan dukungan terhadap Prancis jauh dari domisilinya di Amerika Selatan.

Maka dari itu, ia mendirikan sebuah kerajaan pertama atas nama Prancis di sana sekaligus menjadi raja pertamanya. Selain bertujuan untuk mengharumkan dan meninggikan bangsanya semata, Tounens ternyata memiliki sebuah alasan lain pendirian kerajaannya yang terdengar cukup positif. 

Baca Juga: Sejarah Bidar, Sebuah Tradisi Balapan Perahu di Sungai Musi

2. Memberikan dukungan penuh terhadap kemerdekaan suku lokal

ilustrasi suku Mapuche (commons.wikimedia.org/Pedro Subercaseaux)

Salah satu alasan lain dibentuknya Kerajaan Araucania dan Patagonia adalah untuk mendukung kemerdekaan sebuah suku lokal, yaitu suku Mapuche. Mereka sejak lama menentang pemerintah negara Chile dan hendak membentuk negara independen. Mengetahui adanya kerajaan buatan Tounens, orang-orang Mapuche faktanya bahagia dan setuju karena kerajaan asing tersebut bersedia secara sukarela untuk mengangkat nama Mapuche di samping Prancis. Bahkan, Tounens sendiri sebenarnya diangkat menjadi "raja" atas restu para kepala suku Mapuche.

Yang disayangkan, semangat berapi-api suku Mapuche untuk merdeka terpaksa kandas ketika Kerajaan Araucania dan Patagonia dibubarkan dan Tounens ditangkap. Alhasil, mereka kini harus menerima dan mengakui pemerintah Chile sebagai "petinggi" di tanah mereka. 

3. Berumur kurang dari 2 tahun dan memiliki hanya satu pemimpin

ilustrasi Perquenco, ibu kota yang diklaim Kerajaan Araucania dan Patagonia (mapio.net)

Didirikan pada November 1860, Kerajaan Araucania dan Patagonia mengklaim kota kecil Perquenco (sekarang di Chile) sebagai ibu kota resmi mereka. Kerajaan ini sangat tidak beruntung karena hanya bertahan hingga awal tahun 1862 saja, dengan Orélie Antoine de Tounens sebagai raja satu-satunya.

Tounens diketahui ditangkap oleh serdadu Chile. Ia diadili dan dicap sebagai "orang gila", lalu kemudian dipenjara. Pada akhirnya, ia dideportasi untuk selama-lamanya kembali ke tanah kelahirannya, Prancis.

4. Status seluruh penerus tahta kerajaan tidak jelas dan dianggap hanya berpura-pura 

potret keluarga royalis Araucania dan Patagonia (steelcrown.org)

Sejarah singkat Kerajaan Araucania dan Patagonia mungkin berakhir, tetapi lain halnya dengan pewaris tahta kerajaan. Meskipun telah dibubarkan oleh pemerintah Chile, kerajaan ini dianggap masih aktif menurut para generasi penerusnya. Uniknya, para penerus tahta tersebut bukan keturunan Tounens maupun dipilih secara konstitusional dengan prosedur yang resmi, melainkan sebatas hasil klaim diri sendiri. Maka dari itu, menurut banyak pengamat, seluruh unsur pemerintahannya dianggap hanyalah pura-pura dan sengaja dipermainkan oleh golongan borjuis Prancis yang dipenuhi obsesi.

Di samping segala kejanggalan dan keanehannya, kerajaan yang dikatakan masih aktif ini melakukan beberapa hal positif. Seseorang dari pemerintahan negara ini, yakni Pangeran Philippe, memiliki peran dalam bidang pengakuan dan perlindungan terhadap hak penduduk asli (indigenous people) di dunia. Ia terus mempromosikan dan menyuarakan perlindungan terhadap budaya suku Mapuche di Amerika Selatan.

Baca Juga: Berdarah Biru, 10 Potret Anggota Muda Keluarga Kerajaan di Dunia 

Verified Writer

Juan A. Soedjatmiko

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan informasi atau kata dalam artikel

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya