TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah Tahun 2024 Adalah Tahun Kabisat? Berikut Faktanya

Jumlah harinya lebih banyak, nih

ilustrasi kalender (pexels.com/Leeloo Thefirst)

Selamat tahun baru!

Setelah melewati 2023 yang panjang, waktunya membuka kalender baru, nih. Tahun 2024 bakal sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya karena memiliki 29 hari pada bulan Februari. Beberapa menyebutkan bahwa tahun ini termasuk tahun kabisat.

Namun, apakah tahun 2024 adalah tahun kabisat? Jika memang iya, kenapa dikatakan demikian? Yuk, baca sampai habis untuk mengetahui alasan, sejarah serta fakta unik tahun ini!

Apa itu tahun kabisat?

Kalau melihat KBBI, kabisat diartikan sebagai tahun yang jumlah harinya ada 366. Berbeda dengan kalender biasa, pada tahun kabisat bulan Februari sehari lebih banyak daripada tahun biasanya. Jumlah hari pada Februari bulan kabisat ada 29. 

Kalender yang kita gunakan merupakan sistem penanggalan Julian dan dibuat berdasarkan waktu bumi menyelesaikan putaran terhadap matahari. Faktanya, dibutuhkan waktu sekitar 365,25 hari atau 365 hari lebih 6 jam bagi bumi untuk mengorbit matahari. Sementara itu, bumi membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk berputar pada porosnya. Hal tersebut membuat kalender tahun kita tidak memiliki jumlah hari yang pasti. 

Nah, hampir setiap tahunnya, kalender dibulatkan menjadi 365 hari dalam setahun. Lantas, bagaimana dengan sisanya? Tenang, tidak dihilangkan, kok. Sebagai gantinya, sisa durasi tersebut dibulatkan menjadi satu hari yang setiap 4 tahun sekali menjadi tahun kabisat. Hari tersebut ditambahkan pada bulan Februari.

Tahun kabisat ini penting, lho! Pembulatan tersebut membuat tahun pada kalender kita cocok dengan kalender matahari, melansir Space Place NASA. Jika kita mengabaikan sisa hari yang ada dalam setahun, hal ini akan memengaruhi penanggalan. Dalam kurun waktu 700 tahun, musim panas di belahan bumi utara yang diperkirakan terjadi Juni akan berubah jadi Desember.

Baca Juga: Kenapa Tahun Baru Jatuh pada 1 Januari? Ini Sejarahnya

Kenapa bulan Februari yang ditambahkan hari?

ilustrasi kalender (pexels.com/Leeloo Thefirst)

Pemilihan bulan Februari sebagai bulan yang mendapat hari tambahan ini berkaitan erat dengan sejarah kalender itu sendiri. Ben Gold, profesor astronomi dan fisika di Hamline University dalam CBS News menjelaskan sejarah penambahan hari tahun kabisat pada Februari. Hal tersebut berkaitan dengan kebanyakan orang Romawi yang kala itu tidak menyukai bulan Februari.

Pada abad ke-8 SM, kalender hanya memiliki 10 bulan. Kemudian mereka mengalami musim dingin panjang dan tidak ingin memasukkannya ke dalam bulan kalender. Hal tersebut tidak berjalan dengan baik. Akhirnya orang Romawi menambahkan bulan Januari dan Februari sebagai akhir tahun. Februari sebagai bulan terakhir memiliki jumlah hari paling sedikit.

Selanjutnya, reformasi oleh Julius Caesar mengubah kalender agar sejajar dengan matahari. Caesar memperkenalkan kalender Julian yang terinspirasi kalender matahari Mesir dengan tahun kabisat meski belum sepenuhnya memperhitungkan perbedaannya. Pada 1582, Paus Gregorius XIII membuat kalender Gregorian pada 1582 dan menetapkan 29 Februari sebagai tanggal resmi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya