TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Awan Lenticular, Awan Mirip UFO yang Muncul di Turki

Menawan tapi bikin pilot was-was

ilustrasi awan lenticular (wikimedia.org/Omnisource5)

Fenomena langit unik kembali muncul. Kali ini menyambangi kota Busra, Turki. Peristiwa tersebut dikenal sebagai awan lenticular yang berbentuk seperti cawan melingkar. Pemandangannya pun semakin fantastis begitu matahari terbit karena awan berubah warna menjadi oranye-merah muda.

Lantas, apa penyebab terbentuknya awan mirip UFO ini serta apakah menandakan cuaca tertentu? Yuk, baca buat kenalan lebih jauh  dengan awan yang dihindari pilot saat penerbangan ini!

Apa itu awan lenticular?

Awan lenticular atau Altocumulus lenticularis merupakan awan gelombang orografik yang berbentuk layaknya cawan. Orang-orang jamak menyebutnya sebagai awan mirip UFO, clouds of heaven, bahkan lennies. Nama-nama tersebut disematkan bukan tanpa alasan. Pasalnya, bentuk awan ini mirip seperti benda luar angkasa yang muncul di film alias UFO

Outforia menyebut, awan lenticular sebagai salah satu jenis awan langka karena kemunculannya terbilang jarang. Awan lenticular sendiri umumnya terbentuk di lapisan troposfer pada ketinggian 6.500-16.500 meter. Selain itu, lebih sering pula dijumpai pada perbukitan atau pegunungan yang berlawanan dengan arah angin. 

Ada tiga jenis utama awan lenticular, melansir Met Office. Ketiganya adalah altocumulus standing lenticular (ACSL), stratocumulus standing lenticular (SCSL), dan cirrocumulus standing lenticular (CCSL). Masing-masing awan tersebut memiliki ketinggian yang berbeda-beda. 

Awan lenticular dapat berlangsung hingga beberapa jam sebelum akhirnya menghilang secara bertahap. Jenis awan ini tidak bergerak dan tidak terdorong angin di sekitarnya. Itulah alasan mengapa awan lenticular bisa muncul cukup lama.

Baca Juga: Awas Stratus: Ciri-Ciri, Proses Terbentuk, dan Efeknya

Penyebab awan lenticular

ilustrasi awan lenticular (earthsky.org/Sheryl R. Garrison)

Sederhananya, awan lenticular terbentuk dari pusaran udara yang saling bertabrakan karena ada penghalang, tingkat kelembapan, suhu tertentu. Itulah alasan mengapa awan ini lebih sering muncul di pegunungan daripada dataran rendah. 

Ketika berembus di permukaan bumi, udara akan menemui penghalang. Misalnya, gunung, bukit, lembah, ataupun objek lainnya, seperti bangunan dan jembatan. Penghalang tersebut dapat mengganggu laju udara dan akhirnya membentuk pusaran. 

Adapun kekuatan pusarannya tergantung pada ukuran benda dan kecepatan angin pada saat terjadinya. Angin akan terus berputar dan membentuk kumpulan gerakan. Namun, proses ini tidak lantas membentuk awan jika suhunya tidak mendukung. 

Udara lembap yang berembus di puncak gunung, dapat membentuk gelombang besar di sisi yang berlawanan arah. Jika suhunya rendah, maka uap air di udara akan mengembun. Nah, kolaborasi gerakan udara dan titik embun tersebut, lalu membentuk awan lenticular ini. 

Jenis awan lenticular

Disinggung sebelumnya, awan lenticular terdiri atas tiga jenis yang berbeda. Pemberian namanya pun disesuaikan dengan ketinggian saat awan  terbentuk dan muncul. Nah, ketiga jenis awan lenticular ini yaitu:

  • Stratocumulus standing lenticular (SCSL) merupakan awan lenticular terendah yang jarang muncul. Awan ini bisa terbentuk jika kecepatan angin berfluktuasi, melansir Treehugger.
  • Altocumulus standing lenticular (ACSL), bisa dikategorikan pada jenis ini apabila awan lenticular muncul di ketinggian antara dua jenis lainnya.
  • Lentikular standing sirokumulus (CCSL), biasanya terjadi di lapisan tertinggi, sekitar 20 ribu hingga 40 ribu kaki atau mulai 6.100-12.200 meter di atas permukaan bumi. Sumber lain menyebutkan CCSL berada pada ketinggian lebih dari 16 ribu meter. 

Baca Juga: 5 Fakta Menakjubkan Seputar Awan, Jarang Orang Tahu!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya