TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hujan Meteor Epsilon Perseid Hiasi Langit September, Kapan Puncaknya?

Fenomena langit ini akan mengisi malammu

ilustrasi hujan meteor (unsplash.com/fernando rodriguez)

Balik lagi dengan IDN Times edisi fenomena langit 2022. Kali ini, membahas hujan meteor Epsilon Perseid atau dinamakan Perseid September. Tahu dong, kenapa? Yup, karena peristiwa langit ini secara rutin berlangsung di bulan ke sembilan tahun Masehi alias September. 

Secara rutin, hujan meteor ini biasanya terjadi sejak awal hingga menjelang akhir bulan. Sebelum melihatnya, yuk, ulik tentang hujan meteor Epsilon Perseid!

Baca Juga: 12 Jenis Hujan Meteor yang Terjadi Sepanjang 2022

Asal hujan meteor Epsilon Perseid

ilustrasi hujan meteor (unsplash.com/reign abarintos)

Sebagaimana kita tahu, bumi berputar pada porosnya setiap waktu. Nah, ada kalanya orbit bumi beriringan atau bersinggungan dengan benda langit lain. Misalnya, pecahan komet yang menjadi partikel kecil.

Ketika bertemu, gak sedikit kerikil langit tersebut memasuki atmosfer. Peristiwa ini terlihat seperti hujan meteor alias bintang jatuh. Jadi, bukan benar-benar bintang jatuh, ya. 

Nah, fenomena hujan meteor Epsilon Perseid berasal dari komet yang sama dengan hujan meteor Perseid Agustus lalu, yakni 109P/Swift-Tuttle. FYI, komet ini merupakan salah satu komet berukuran besar yang mengitari matahari setiap 133 tahun sekali. Nah, komet tersebut terakhir terpantau dari bumi pada 1992 lalu.

Penemunya adalah Lewis Swift dari Marathon, New York. Secara visual, Swift melihatnya menggunakan teleskop 11 sentimeter (3,5 inci refraktor lensa) pada 16 Juli 1862. Saat menemukannya, Swift gak buru-buru melaporkannya. Alasannya, ia percaya bahwa komet tersebut adalah Komet Schmidt, yang ditemukan 2 minggu sebelumnya.

Namun, ternyata, komet yang diamati berbeda. Tiga hari kemudian, Horace Tuttle, seorang astronom Amerika, mengambil alih pemantauan komet dari Harvard Observatory. Para ilmuwan kemudian melakukan penghitungan dan menyatakan bahwa komet akan kembali dalam 120 tahun. Dari waktu pengamatan tersebut, berarti komet akan muncul lagi pada 1982.

Sayangnya, pada 1982, komet tersebut gak muncul. Ilmuwan pun dibuat penasaran dengan keberadaan komet 109P/Swift-Tuttle ini. Para astronom throwback dan mendapati sebuah pengamatan penampilan komet pada 1737 yang mirip dengan si 109P/Swift-Tuttle. Dari sanalah peneliti mendapatkan angka 130 tahun sebagai perkiraan periode orbit komet ini.

Sepanjang tahun 1980-an, banyak pengamat yang mencari komet Perseids. Pada 26 September 1992, Tsuruhiko Kiuchi, seorang astronom amatir dan pemburu komet, mendapati pancarannya tepat di utara mangkuk Biduk. Setelah mengamati hingga 16 jam kemudian, ia membuat perkiraan kecerahannya lima kali lebih terang dari laporan aslinya.

Kemudian, Gary Kronk menyarankan bahwa komet yang diamati pada tahun 69 M dan 188 SM pun merupakan komet yang sama. Akhirnya, teori pun dikonfirmasi bahwa 109P/Swift-Tuttle memiliki masa rotasi 130-133 tahun. 

Baca Juga: 9 Fenomena Langit September 2022, Hujan Meteor hingga Ekuinoks

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya