TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Kutub Selatan Lebih Dingin dari Kutub Utara?

Jumlah es di keduanya bedanya, lho

ilustrasi Kutub Selatan (pexels.com/Karson)

Bumi punya dua kutub, selatan dan utara. Keduanya ditutupi oleh salju yang membuat wilayah ini punya suhu super dingin. Namun, tahukah kamu kalau Kutub Selatan punya suhu lebih rendah dibanding Kutub Utara? Padahal, keduanya mendapatkan paparan sinar matahari yang relatif sama.  

Lantas, mengapa Kutub Selatan lebih digin dari Kutub Utara? Apakah karena ada tambahan AC? Berikut uraian penjelasannya. 

Suhu Kutub Utara dan Kutub Selatan

ilustrasi kutub (unsplash.com/66 North)

FYI, Kutub Utara dan Kutub Selatan adalah dua tempat terdingin di bumi. Hal ini karena dua titik tersebut berada di bagian atas dan bawah planet yang tidak mendapat cahaya matahari secara langsung.

Belum lagi seluruh permukaannya tertutup salju dan es yang putih. Warna yang menutupi bagian ini bersifat reflektif sehingga panas matahari dibalikkan lagi ke ruang angkasa, melansir Live Science.

Meski sama-sama dingin, nyatanya Kutub Selatan lebih dingin dibandingkan Kutub Utara, lho. Menurut Woods Hole Oceanographic Institution, suhu Kutub Uara secara rata-rata tahunan adalah minus 32 derajat Fahrenheit atau 0 derajat Celsius pada musim panas. Sementara, musim dingin berkisar minus 40 derajat Fahrenheit atau sekitar minus 40 derajat Celsius.

Lantas, bagaimana dengan Kutub Selatan? Sumber yang sama menyebutkan bahwa rata-rata suhu Kutub Selatan saat musim panasnya berada di minus 18 derajat Fahrenheit atau minus 28,2 derajat Celsius. Sementara, pada musim dingin mencapai minus 76 Fahrenheit atau minus 60 derajat Celsius.

Mengapa Kutub Selatan lebih dingin dari Kutub Utara?

Pertanyaannya, mengapa Kutub Selatan lebih dingin dari Kutub Utara? Padahal, keduanya sama-sama tertutup salju. Selain itu, paparan cahaya mataharinya pun sama-sama terbatas. Nah, berikut jawabannya.

Baca Juga: Mengapa Bintang Bersinar, Air Mengalir, dan Dunia Berputar?

1. Antarktika berbentuk daratan, Arktik di lautan

ilustrasi Kutub Utara (pixabay.com/Aline Dassel)

Alasan utamanya adalah karena perbedaan wujud kawasan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Kutub Utara merupakan lautan, sedangkan Kutub Selatan adalah benua, sebagaimana dijelaskan Robin Bell, ilmuwan kutub di Lamont-Doherty Earth Observatory Columbia University, New York.

Lebih jelasnya, wilayah Arktik (Kutub Utara) didominasi oleh Samudera Arktik dan dikelilingi beberapa daratan seperti wilayah Norwegia, Rusia, Denmark, dan sebagainya. Sementara itu, Antarktika (Kutub Selatan) adalah benua yang dikelilingi oleh Samudera Selatan dan cukup terisolasi dari benua terdekat, melansir Aurora Expedicitions.

Lebih lanjut, perubahan suhu air di Kutub Utara tidak terlalu drastis. Oleh karena itu, potensi terjadinya perubahan suhu ekstrem pun jarang. Bahkan ketika Samudera Arktik tertutup es, suhu perairan tetap memengaruhi iklim Kutub Utara sehingga membuatnya lebih hangat dibanding Antarktika.

2. Permukaan Antarktika lebih tinggi

Alasan lainnya adalah karena Antarktika atau Kutub Selatan punya karakteristik kering dan permukaan tinggi, melansir Climate Kids NASA. Di sana, terdapat banyak gunung tinggi yang membuat permukaannya lebih tinggi daripada kutub utara.

Ketinggian rata-rata Kutub Selatan adalah 7.500 kaki (2,3 km), tinggi maksimumnya pun mencapai 16 ribu kaki atau sekitar 4,8 km. Nah, seperti di gunung Indonesia yang aturannya pun sama. Makin tinggi wilayah, makin dingin suhunya.

3. Embusan angin lebih kuat

ilustrasi Kutub Utara (wikimedia commons/Graytreees)

Apakah jawaban mengapa Kutub Selatan lebih dingin dari Kutub Utara hanya itu? Tidak, ya. Satu penyebab lainnya adalah perbedaan Kutub Utara dan Kutub Selatan dari segi kekuatan embusan angin. Di Kutub Selatan, kekuatan angin yang bertiup sangat kencang sehingga menghentikan pencampuran udara hangat dengan udara kutub.

Kendati demikian, bukan berarti di Kutub Utara tidak terjadi gerak angin, ya. Angin di Kutub Utara tetap berembus, tapi kekuatannya tidak sebesar yang terjadi di Kutub Selatan. Hal itu membuat kawasan utara bumi tersebut lebih hangat.

Baca Juga: Kenapa Perempuan Tidak Bisa Baca Maps? Ini Penjelasan Sains

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya