TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Patahan Anatolia Timur, Pemicu Gempa Turki

Kenapa efeknya bisa sangat dahsyat?

ilustrasi patahan Anatolia Timur (commons.wikimedia.com/Mikenorton)

Dunia baru saja digemparkan dengan adanya gempa bermagnitudo 7,8 di bagian tenggara Turki yang berbatasan dengan Suriah. Belum lagi gempa susulan dengan kekuatan magnitudo 7,5 yang membuat kondisi makin parah. Tidak tanggung-tanggung, bencana tersebut merenggut lebih dari 4 ribu nyawa dan hingga kini terus bertambah. 

Dilansir berbagai sumber, gempa besar tersebut disebabkan oleh lempeng Arab yang bergerak ke utara dan bergesekan dengan patahan Anatolia Timur. Memiliki kedalaman dangkal, bagaimana aktivitas patahan ini hingga dapat menimbulkan efek yang dahsyat? 

Baca Juga: Mengenal Sesar Cugenang yang Sebabkan Gempa Cianjur

Patahan Anatolia Timur

Patahan Anatolia Timur (bahasa Turki: Doğu Anadolu Fay Hattı) merupakan zona patahan geser utama yang membentang dari Turki sebelah timur ke selatan hingga ke bagian tengah Turki. Secara geografis, letak tersebut membentuk batas tektonik tipe transformasi dengan lempeng Arab, sebagaimana bisa dilihat pada gambar peta sebelumnya. 

Journal of Geophysical Research menyebutkan bahwa patahan Anatolia Timur memanjang dari triple junction Karlıova yang menyatukannya dengan patahan Anatolia Utara. Areanya meliputi arah barat daya, sekitar 600 km, hingga bertemu simpang tiga Kahramanmaras dekat Antakya dan zona patahan Laut Mati.

Patahan ini merupakan patahan celah lurus (strike-slip fault) sehingga membuat lempeng bebatuan bergerak ke atas. Gerakannya ini saling berlawanan di sepanjang garis vertikal patahannya. Bentuk ini lantas menciptakan tekanan sehingga salah satu lempeng tergelincir pada gerak horizontal.

Usia zona sesar ini masih menjadi kontroversi, tetapi kemungkinan besar terbentuk antara Miosen Akhir-Pliosen awal hingga masa Pliosen Akhir. Atau, skala geologi sekitar 5 ribu hingga seribu tahun lalu. 

Ahli memperkirakan pergerakan zona patahan bervariasi. Namun, pengukuran GPS saat ini menghasilkan tingkat selip sekitar 11,2 mm/tahun, melansir Continental Dynamics: Central Anatolian Tectonics Main Page, The University of Arizona.

Baca Juga: Mengenal Sesar Lembang, Patahan yang Bisa Picu Gempa Besar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya