TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Seismologi: Cabang Ilmu Geofisika yang Mempelajari Gempa Bumi

Ada yang tertarik menjadi seismolog?

Dermaga rusak akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 7,4 di Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Rabu (15/12/2021). Pihak Basarnas menerima laporan sementara kerusakan rumah akibat gempa pada Selasa (14/12/2021) sebanyak 164 unit di Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu dan sebagian warga masih memilih mengungsi. ANTARA FOTO/HO/BASARNAS

Kamu mungkin sering mendapatkan berita tentang prediksi atau terjadinya gempa bumi yang menyebabkan kerusakan parah. Tidak jarang bahkan gempa tersebut memicu gelombang tsunami. Yup, hal tersebut erat kaitannya dengan seismologi atau ilmu yang secara khusus mengulik tentang getaran atau gempa bumi.

Mempelajari seismologi akan mengajakmu untuk menjelajahi lebih jauh tentang gelombang gempa, penyebabnya, efek yang dihasilkan, hingga prediksinya. Daripada penasaran, simak ulasan seismologi berikut ini. 

1. Apa itu seismologi?

Ilustrasi Seismogram (IDN Times/Arief Rahmat)

Seperti disebutkan sebelumya, seismologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi. Dilansir laman Institut Teknologi Bandung, seismologi merupakan studi ilmiah yang  fokus membahas gempa bumi dan penyebaran gelombang elastis melalui bumi atau benda-benda lainnya. 

Kata ini berasal dari dua suku kata dalam bahasa Yunani yakni 'seismo' yang memiliki arti getaran dan 'logo' yang bermakna ilmu pengetahuan. Seseorang yang mempelajari seismologi disebut seismolog. Dilansir laman Earthquakescanada, seorang seismolog mempelajari asal-usul dan perambatan gelombang seismik dalam kajian geologi.

Bisa dikatakan bahwa seismologi termasuk ilmu yang 'masih muda'. Sebab, ia baru ditemukan sekitar abad ke-19. Sebagai cabang dari ilmu geofisika, seseorang yang tertarik dengan seismografi juga akan mempelajari matematika, fisika, dan statistik. Ilmu tersebut  digunakan untuk analisa gempa bumi. 

2. Sejarah seismologi

ilustrasi gempa San Francisco (sfmuseum.org)

Meskipun gempa sering terjadi sejak dahulu, upaya mengkaji fenomena alam secara ilmiah baru dimulai pada pertengahan abad ke-18. Pemicunya yakni terjadinya gempa dan tsunami yang memporakporandakan kota Lisbon, Portugal pada tahun 1755.

Guna mengamati lebih lanjut, penelitian oleh lembaga pemerintahan mulai dilakukan setelah terjadi gempa di Calabria, Italia tahun 1783. Fenomena patahan sebagai penyebab diketahui pertama kali pada peristiwa gempa di Cutch India, 1819. Adapun gempa di Naples 1857 menjadi fenomena pertama yang diamati dan diteliti berbasis ilmu geofisika.

Pengamatan-pengamatan tersebut hanya dilakukan secara kualitatif, karena belum adanya alat bantu pantau atau seismometer. Pengkajian gempa bumi pada masa itu hanya terbatas pada efek sekunder atau dampak yang ditimbulkan setelah terjadi peristiwa.  Sementara, untuk mengetahui penyebab primer gempa belum dilakukan.

Eksplorasi terkait gempa bumi semakin masif setelah peristiwa gempa di San Fransisco pada tahun 1906. Setelah momen ini, lahirlah sebuah teori sumber gempa oleh Reid yang bernama teori Loncatan Elastik (Elastic Rebound Theory). Pada tahun 1878, Jerman R Hoernes seorang ahli seismologi mengusulkan pengelompokan gempa bumi berdasarkan penyebabnya, yakni:

  • Gempa bumi runtuhan (collapse earthquakes) dengan penyebab runtuhnya lubang-lubang dalam bumi, seperti gua atau tambang
  • Gempa bumi vulkanik (volcanic earthquakes) yakni gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas gunung berapi
  • Gempa bumi tektonik (tectonic earthquakes) yang merupakan akibat dari pergerakan lempeng bumi.

Baca Juga: 10 Kosakata Seputar Geografi dan Geologi yang Sering Ditulis Keliru

3. Manfaat ilmu seismografi

ilustrasi gempa Alaska (unsplash.com/Chandler Cruttenden)

Mengapa seismologi perlu dipelajari? Ilmu ini diperlukan guna mengetahui adanya patahan, retakan, dan sebagainya di bawah permukaan bumi dan struktur lain. Selain memprediksi adanya gempa dan dampaknya, ini juga membantu dalam proses eksplorasi minyak bumi atau mineral tergantung fokus seismologi yang dipelajari. 

Ilmu seismologi juga dapat memantau aktivitas gunung berapi melalui getaran dan tanda-tanda letusan yang akan datang. Guna mengumpulkan data, seismolog dibantu alat bernama seismograf dan peralatan komputer lain guna mendapatkan dan menganalisis data tentang peristiwa seismik. 

Secara sederhananya, ilmu seismologi mempelajari tentang:

  • Perancangan dan penggunaan alat guna mendeteksi serta merekam aktivitas gempa bumi
  • Menganalisa aktivitas dan proses pertemuan lempeng bumi yang ada di bawah lapisan tanah, termasuk kaitannya dengan penyebab dan potensi terjadinya gempa bumi
  • Jenis gelombang yang muncul saat gempa bumi terjadi
  • Durasi dan kekuatan perambatan getaran dari episentrum gempa menuju permukaan
  • Efek yang terjadi di permukaan bumi saat terjadi gempa bumi 
  • Kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi.

Mempelajari ilmu seismografi membantu tim geolog bisa memprediksi kemungkinan terjadinya gempa bumi, baik yang disebabkan aktivitas tektonik maupun vulkanik. Dengan harapan dapat melakukan evakuasi sedini mungkin dan mengurangi kerugian akibat dampak yang ditimbulkan oleh gempa bumi. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya